PWMU.CO – Belajar STEAM demi Robot Virtual. SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik menyelenggarakan acara bertajuk Belajar STEAM, Kamis (22/10/2020).
Kegiatan yang digelar secara virtual ini diikuti 45 peserta. Terdiri dari siswa, guru, dan wali murid SDMM. Narasumbernya: Muliady Ang ST MT—dosen Fakultas Teknik Universitas Kristen Marananta Bandung.
Muliady menjelaskan, STEAM adalah singkatan untuk science (sains), technology (teknologi), engineering (teknik), art (seni), dan mathematic (matematika).
Peserta diajak belajar STEAM karena pergerakan robot erat kaitannya dengan fisika. Sedangkan roda robot sangat terkait dengan engineering dan technology. Sementara matematika diperlukan untuk perhitungan saat berbelok di tikungan.
“Biasanya di sekolah-sekolah banyak yang belajar STEM. Tapi kali ini ada unsur art atau seni. Maka ditambahkan huruf ‘A’ pada singkatan STEM menjadi STEAM,” ujarnya.
“Karena robot ini bisa diperintah untuk menggambar, maka ada art sehingga kita belajar apa yang disebut STEAM,” tambahnya.
Dalam belajar STEAM kali ini, magister teknik lulusan ITB itu mengenalkan vr.vex.com yang bisa diakses lewat browser seperti Google Chrome. Program berbasis web ini dirancang dengan bahasa program seperti Scratch.
“Kita susun coding (pengkodean) ini sedemikian rupa seperti platform Scratch. Mudah sekali menjalankannya,” kata Muliady yang punya kegemaran berkebun ini.
“Platform ini bisa dijalankan oleh anak SD hingga SMA,” tambah coach (pelatih) yang pernah memenangi berbagai perlombaan bergengsi, seperti Kompetisi Robotik Nasional (KRI) tahun 2010.
Dalam kesempatan tersebut, peserta diajarkan bagaimana menyusun coding yang singkat dan efisien. Karena, menurut dia, bagian dari program yang bagus adalah efisiensi coding dan menjalankan misi dengan tepat.
“Nanti saat perlombaan akan ada 10 soal selama dua jam. Paling penting adalah misi yang terpenuhi, coding yang singkat, dan waktu eksekusi yang cepat,” jelasnya.
Robot Virtual
Dengan melakukan coding pada program vex tersebut, peserta diajak Muliady memberi perintah-perintah untuk menjalankan robot virtual.
“Robot kita jalankan secara virtual, artinya kecepatannya bisa seperti jika kita jalankan robot aslinya,” terangnya.
Dalam menjalankan robot virtual, dia menekankan perlunya kehati-hatian dalam memberi nilai kecepatan maju dan berbelok.
“Karena ini virtual maka pergerakannya akan seperti robot aslinya. Jika kita memberikan nilai kecepatan yang lebih maka robotnya akan terpental keluar lapangan,” papar dia.
Dia menerangkan, kemiripan robot virtual dengan robot aslinya adalah terletak pada sensor. Ada sensor jarak dan sensor mengenali warna.
“Seperti pada tantangan penghancur kastil pada pinggiran lapangan, ada pembatas warna merah. Nah bagaimana agar robot itu tidak keluar lapangan maka perlu sensor pengenal warna merah,” kata peraih juara internasional Skill of Challenge Vex di Malaysia. (*)
Penulis Zaki Abdul Wahid. Editor Mohammad Nurfatoni.