PWMU.CO – Tausiah Arab-Inggris dibawakan siswa Smamita dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad saw, yang digelar via online, Kamis (29/10/20).
Salzhabilah Putri Arif, salah satu siswa kelas X-IPA 4 SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) menyampaikan tausiah dalam bahasa Inggris. Menurut dia, peringatan Maulid Nabi memiliki akar historis yang kuat. “Ada raja yang memperingati kelahiran nabi dengan perayaan yang meriah luar biasa. Raja tersebut adalah Al-Mudhaffar Abu Sa`id Kukburi ibn Zainuddin Ali bin Baktakin (549 H – 630 H ),” ujarnya.
Maka sejak itu, menurutnya, ada tradisi memperingati hari kelahiran Nabi saw di banyak negeri Islam. “Tujuannya, untuk menghidupkan semangat juang dan persatuan umat Islam dalam menghadapi gempuran musuh. Bentuk acaranya semakin berkembang dan bervariasi,” kata Artha, panggilannya.
Tidak hanya dalam bahasa Inggris, Niswah Rifda Sakinah, siswa kelas X-IPA 4 juga menyampaikan tausiah dalam bahasa Arab. Menurut Niswah, sapaannya, Rasulullah menjadi contoh terbaik bagi umatnya.
“Seperti yang termaktub dalam firman Allah: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah,” tuturnya menyitir surat al-Ahzab ayat 21.
Tauladan Terbaik
Salah satu tauladan dari diri Rasulullah adalah dalam hal kebersihan. “Rasulullah itu tidak tidur kecuali di samping kepalanya ada siwak (sikat gigi). Saat bangun dari tidur, baliau tidak pernah lupa untuk bersiwak,” ungkap Niswah.
Selain bersiwak, Nabi Muhammad juga sering memberi contoh keteladanan dalam berpakaian, seperti memakai pakaian warna putih, yang menunjukkan kebersihan dan keindahan. “Termasuk juga dalam hal bertetangga, beliau memberikan contoh berkasih sayang terhadap anak-anak, orang-orang yang lemah, serta mereka yang sakit,” paparnya.
Uswah lain dari Nabi ada dalam kehidupan bermasyarakat. Seperti dalam sabda Rasul, saat umatnya diajak meraih ketinggian derajat keluhuran di sisi Allah dengan cara bersilaturrahim. “Bersilaturahimlah kepada orang yang memutuskan tali silaturrahim, dan berilah orang yang tidak mau memberi kepadamu. Bersikap bijaklah kepada orang yang tidak mengetahui (jahlun) atasmu “ terang Niswah saat membacakan salah satu hadits Nabi.
Berbuat baik terhadap anak yatim menjadi suri tauladan lain dari sang Nabi. “Sebaik-baik rumah adalah yang di dalamnya terdapat anak yatim yang diperlakukan dengan baik, dan seburuk buruk rumah adalah yang terdapat di dalamnya anak yatim dan diperlakukan dengan buruk,” kata Niswah.
Penulis Wahyu Murti. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.