PWMU.CO – MUI Siapkan Pelatihan Pemulasaran Jenazah Covid-19. Hal itu disampaikan oleh Ketua Satgas Covid-19 MUI Pusat Dr M Zaitun Rasmin Lc MA.
Satgas Covid-19 Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar Webinar Pemulasaran Jenazah Pasien Covid-19 via Zoom, Senin (2/11/2020).
Zaitun Rasmin merasa sangat prihatin melihat kondisi perkembangan penularan Covid-19 di Indonesia dan dunia. Tidak seperti yang diperkirakan sebelumnya ternyata di Indonesia terus bertambah dengan jumlah yang signifikan.
“Kalau di awal-awal ketika angka per hari menyentuh 900 terasa sangat tinggi. Sekarang sangat besar yang terpapar sekitar 4000 per hari. Korban yang wafat juga banyak,” ujarnya.
Penyadaran 3M
Oleh karena itu, sambungnya, Satgas Covid-19 MUI terus berusaha membantu semaksimal mungkin, walaupun juga sadar kemampuannya terbatas. Terutama dalam kondisi seperti ini ruang gerak itu tidak mudah.
“Satgas sebetulnya ingin membantu yang terpapar, seperti mendampingi mereka di RS. Begitu juga saat misalnya ada yang wafat. Bisa membantu untuk pemulasaran jenazah. Tetapi kita terikat dengan protokol kesehatan dan aturan-aturan yang tentu tidak mudah,” ungkapnya.
Menurutnya Satgas Covid-19 MUI tidak berputus asa terus mencari jalan untuk membantu. Termasuk upaya penyadaran umat dan masyarakat untuk terus memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
“Ditambah dengan menjaga imunitas melalui olahraga dan konsumsi makanan yang bergizi. Serta imunitas dari kekuatan jiwa melalui peningkatan iman dan mengurangi yang namanya stres dan hal lain yang bisa memudahkan virus Corona masuk ke dalam tubuh,” paparnya.
Pemulasaran Jenazah Tak sesuai Syariat
Salah satu hal yang cukup meresahkan kami di satgas dan banyak pihak di negeri kita adalah penanganan jenazah yang terpapar Covid-19. Mereka yang meninggal diputuskan bahwa ini penyebabnya Covid-19 akhirnya banyak masalah yang timbul.
“Di antaranya adalah pemahaman tentang apakah jenazah ini bisa menularkan lagi Covid-19. Lalu ada masyarakat yang berebut jenazah dengan pihak rumah sakit. Dan yang paling terakhir adalah beberapa kejadian penyelenggaraan jenazah yang tidak sesuai syariat Islam padahal jenazahnya Muslim atau Muslimah,” urainya.
Satgas Covid-19 MUI, lanjutnya, kemudian membahasnya sebulan yang lalu untuk mencari jalan membantu mengatasi masalah ini.
“Setelah menyampaikan laporan kepada Pimpinan Harian MUI Pusat, beberapa langkah kami tempuh diantaranya sosialisasi yang lebih masif dari Fatwa MUI Nomor 18 Tahun 2020 tentang pemulasaran jenazah. Juga nanti akan dibuat dalam berbagai media baik video maupun buku saku tentang pemulasaran jenazah Covid-19,” jelasnya.
Training Relawan
Satgas Covid-19 MUI, menurutnya, insyaallah akan melakukan pelatihan relawan-relawan untuk membantu pemulasaran jenazah. Pelatihan akan dilakukan baik di Jakarta maupun di seluruh provinsi.
“Tentunya secara bertahap. Nantinya setelah relawan-relawan itu ada akan dilaporkan ke satgas Covid-19 nasional maupun daerah. Juga rumah sakit terutama yang bukan RS Islam. Karena biasanya rumah sakit Islam lebih siap,” jelasnya.
“Saya berharap ini bisa dilakukan baik pusat maupun di daerah bekerjasama dengan MUI provinsi yang rata-rata mempunyai satgas Covid-19 di setiap wilayah provinsi,” tuturnya. (*)
Penulis Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.