Prank Gaya Rasulullah, Panduan untuk Youtuber oleh Dimas Hasbi Assiddiqi, aktivis Muhammadiyah Gresik.
PWMU.CO–Youtube sebagai media sosial di dunia maya telah mengubah banyak manusia. Mulai urusan pribadi yang dipamerkan ke umum, membuat populer, memberi panduan, menjebloskan orang ke penjara, hingga mengubah cita-cita ideal anak-anak.
Seorang anak kecil ketika ditanya presiden, cita-cita mau jadi apa, jawabannya mencengangkan. ”Jadi Youtuber,” jawabnya. Dokter, tentara, guru, insinyur, pilot bukan lagi menjadi gambaran masa depan ideal anak-anak. Dunia webing seperti youtuber, content creator, artis endorse, gamers, dan sejenisnya menjadi pekerjaan yang diidamkan anak milenial.
Youtuber yang menyajikan informasi berita, ulasan, kajian bisa mencerahkan. Tapi ada yang kebangetan. Demi konten mengejar follower berbuat segala macam di luar nalar. Kemanusiaannya hilang dan harga dirinya direndahkan. Apalagi konten prank, hal yang lucu. Sayangnya kebanyakan prank dengan mengerjai orang untuk lucu-lucuan.
Beberapa waktu lalu muncul youtuber tega melakukan prank atau kejahilan yang berujung kontroversi dan perkara hukum. Misal, aksi prank youtuber dari Bandung bernama Ferdian Paleka di video berjudul Prank Kasih Makanan ke Banci CBL.
Di video itu Ferdian bersama dua temannya memberikan bingkisan kotak menjelang makan sahur yang ternyata berisi sampah pada Ramadhan tahun lalu. Video ini berujung pada penangkapannya oleh polisi.
Ada lagi yang keterlaluan kanal youtube hasanjr11 dengan konten challenge menguji orang yang sedang berpuasa ditawari membatalkan puasa dengan makan pizza satu kotak dan imbalan uang Rp 10 juta. Video ini menuai hujatan dari para netizen hingga memaksa pemilik konten meminta maaf ke masyarakat secara live.
Kanal youtube hasanjr11 juga pernah berulah sebelumnya. Ia nge-prank kepada seorang pengojek online dengan mengorder pizza Rp 1 juta. Sampai-sampai tukang ojeknya menangis ketika orderannya tiba-tiba dibatalkan padahal dia sudah membeli pizzanya.
Masih banyak konten prank yang merugikan hak-hak orang lain. Bahkan ada yang mengakibatkan kecelakaan fatal berujung pada kehilangan nyawa seseorang. Seperti teman yang berulang tahun diceburkan ke kolam padahal anak ini tak bisa berenang akibat dia tewas tenggelam.
Humor dalam Islam
Dalam kehidupan Rasulullah saw kadang kalan juga ada humornya. Tapi tak pernah kelewatan. Prank yang wajar-wajar saja. Humor-humor Rasulullah dapat dibaca di kitab al Syamaailul Muhammadiyah. Mengenal Pribadi Agung Nabi Muhammad karya Imam at Tirmidzi.
Salah satunya humor yang sangat populer. Ada seorang nenek datang kepada Nabi saw. Lalu dia berkata, ”Ya Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar Dia memasukkanku ke surga.”
Rasulullah menjawab,”Wahai Ummu Fulan, surga itu tidak akan dimasuki oleh orang-orang yang sudah tua renta.”
Mendengar jawaban itu, si nenek langsung berpaling dan menangis. Rasulullah kemudian meminta kepada sahabatnya memberitahukan kepadanya bahwa surga tidak akan dimasuki oleh dirinya dalam keadaan tua renta, karena Allah berfirman, ”Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) secara langsung, lalu Kami jadikan mereka perawan-perawan, yang penuh cinta (dan) sebaya umurnya,” (Al Waqi’ah: 35-37).
Humor yang wajar-wajar seperti itu menjadi gembira dan tetap ada kejutannya. Tanpa ada yang terzalimi. Kalau menyimak humor-humor yang tercatat dalam hadits setidaknya ada kaidah nge-prank.
Pertama, prank kepada orang yang sudah dikenal. Bisa menghindarkan munculnya emosi karena salah paham.
Kedua, tetap dalam koridor kebenaran. Meskipun bergurau Rasulullah tetap mendasarkan kebenaran ayat Quran.
Ketiga, memberikan kabar baik. Rasulullah kadang menyampaikan kabar yang baik itu lewat humor seperti kisah nenek mau masuk surga tadi.
Menjadi youtuber tak ada larangan selama kontennya dalam kebenaran. Jangan menampilkan konten yang menyakitkan dan lebay demi follower dan subscribe.
Rasulullah bersabda,”Tidaklah aku diutus ke dunia ini kecuali untuk menyempurnakan akhlak.” Dengan itulah kehidupan menjadi indah. Prank yang membuat orang sama-sama bergembira dan mencerahkan. (*)
Editor Sugeng Purwanto