PWMU.CO – MDMC respon status Gunung Merapi di tengah pandemi Covid-19 dengan menggelar rapat koordinasi secara daring, Kamis (5/11/20).
Koordinator Divisi Tanggap Darurat Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Indrayanto mengatakan, respon tersebut dilakukan untuk mengetahui kesiapan wilayah di lingkar Merapi. “Rapat koordinasi tersebut untuk mengetahui sejauh mana kesiapan wilayah dan daerah di kawasan lingkar Merapi, dalam menghadapi status Merapi yang bisa berubah setiap saat,” ujarnya.
Indrayanto juga menambahkan, respon siaga Merapi kali ini dilaksanakan ketika masih dalam situasi pandemi Covid-19. “Oleh karena itu kami menekankan respon dengan penerapan protokol kesehatan, baik bagi petugas maupun masyarakat terdampak,” tambah dia.
Penanganan Multi Hazard
Sementara itu, Ketua MDMC PP Muhammadiyah Budi Setiawan menyatakan, MDMC setiap daerah agar segera menentukan langkah dan mempersiapkan potensi masing-masing. “Penting juga MDMC untuk menyiapkan tim kesehatan karena masih dalam suasana pandemi Covid-19. Jangan sampai tempat pengungsian jadi kluster baru, ini harus dihindari. MDMC juga harus mengingatkan betul warga untuk taat protokol kesehatan,” katanya.
Menurut Budi, respon Merapi saat ini bukan hanya berhadapan dengan Covid-19, tapi berpotensi juga terdampak imbas La Nina. “Sehingga bencana yang dihadapi bersifat multi hazard. MDMC yang sudah belajar penanganan multi hazard harus mampu membantu sekaligus mendidik masyarakat,” kata dia.
Respon Daerah
MDMC Yogyakarta maupun Jawa Tengah sudah melaksanakan koordinasi di masing-masing wilayah, terkait kesiapan wilayah dan daerah di kawasan Merapi. Ketua MDMC Jawa Tengah Naibul Umam Ekosakti mengaku langsung melakukan koordinasi dengan MDMC di kawasan lingkar Merapi yang masuk Jawa Tengah, yaitu Magelang, Boyolali, dan Klaten.
MDMC Kabupaten Magelang juga melakukan respon siaga Merapi yang cukup signifikan pada Jumat (6/11/20). Ketua MDMC Kabupaten Magelang Asroni melaporkan, pada Sabtu (7/11/20), Panti Asuhan Yatim Muhammadiyah di Muntilan, sudah dipakai untuk menampung warga dari Dusun Karanganyar, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun. “Daerah tersebut masuk dalam kawasan berbahaya sesuai keputusan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta,” paparnya.
MDMC Kabupaten Magelang, tambah dia, juga sudah membentuk pos koordinasi yang berada di Kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Magelang dan tiga pos pelayanan di cabang Dukun, Srumbung serta Sawangan. “Kami juga siapkan Gedung Dakwah Muhammadiyah Bakalan dan Darul Arqom Muntilan sebagai tempat penampungan tambahan,” kata Asroni.
Apresiasi dari Pemerintah
MDMC Kabupaten Magelang juga menempatkan relawan untuk melakukan pendampingan warga, yang dilakukaan di Balai Desa Deyangan, Mertoyudan, tempat menampung warga dari Desa Krinjing, Kecamatan Dukun. “Peran MDMC di Deyangan juga mendapat apresiasi khusus dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Bupati Magelang, yang meninjau langsung kesiapan BPBD Kabupaten Magelang dan Pemdes Deyangan dalam menyambut pengungsi,” ungkapnya.
Selain Magelang, MDMC Klaten juga mendapatkan tugas dari BPBD Klaten untuk ditempatkan di shelter Prambanan. Sedangkan MDMC Boyolali membantu sektor kesehatan para warga dari Desa Tlogolele dan Klakah, Kecamatan Selo. Jika terjadi erupsi, akan diungsikan ke wilayah Kabupaten Magelang karena lebih dekat dari Selo.
Sementara itu Koordinator Divisi Tanggap Darurat MDMC DIY Irfan Isnaeni menyampaikan, MDMC DIY sudah melaksanakan koordinasi dengan MDMC Sleman. “Sudah membentuk pos koordinasi di kantor Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Sleman dan tiga pos pelayanan yaitu di Pakem, Turi serta Cangkringan,” ujar dia.
Dalam mendukung pelaksanaan respon jika terjadi erupsi Merapi, MDMC juga menetapkan daerah penyangga yang bertugas membantu tiga MDMC daerah di kawasan lingkar Merapi yang masuk Jawa Tengah. MDMC Kabupaten Magelang nantinya akan dibantu MDMC Wonosobo, Temanggung, dan Purworejo. Sedangkan MDMC Kabupaten Boyolali dibantu MDMC Sragen, Surakarta, Kendal, dan Semarang. Juga MDMC Klaten yang dibantu MDMC Sukoharjo, Wonogiri, dan Karanganyar.
Rapat koordinasi yang dilakukan MDMC PP Muhammadiyah merupakan respon dari peningkatan status Gunung Merapi dari waspada (level II) menjadi Siaga (level III). Peningkatan status tersebut ditetapkan BPPTKG Yogyakarta pada Kamis (5/11/20) mulai pukul 12.00 WIB.
Rapat dipimpin Koordinator Divisi Tanggap Darurat Indrayanto dan dihadiri Ketua MDMC PP Muhammadiyah Budi Setiawan beserta jajaran pimpinan harian lainnya. Selain MDMC wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah, rapat koordinasi secara daring itu juga dihadiri MDMC daerah di lingkar Merapi yaitu Sleman, Magelang, Klaten dan Boyolali. (*)
Penulis Indrayanto. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.