PWMU.CO – Wafat, sesepuh Muhammadiyah, H Farchan HN, Sabtu (7/11/20) di kediamannya, di Dusun Gendong, Desa Karean Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan.
Berbekal ilmu agama yang diperoleh dari Pondok Pesantren Al-Amin Tunggul Paciran, H Farchan HN aktif berdakwah dan menggerakkan Persyarikatan Muhammadiyah. Di antaranya ikut memelopori berdirinya MTs Muhammadiyah 14 Laren.
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Laren M As’ad mengatakan meskipun almarhum tidak pernah masuk di struktur PCM Laren, tapi dia sering diikutkan kegiatan Darul Arqom di masa kepemimpinan PDM Lamongan RH Mulyadi.
“Almarhum juga rajin menulis dan tekun berdakwah,” terangnya saat dikonfirmasi PWMU.CO, Ahad (8/11/20).
Dia mengungkapkan, yang unik dari almarhum adalah lebih gemar pakai sepeda ontel ketika berdakwah ke Lengor, Bulutigo, Sukorejo, maupun Pelangwot—empat desa di Kecamatan Larena. Padahal dia sudah punya motor butut merek Suzuki.
Tidak hanya itu, lanjutnya, H Farchan yang lahir pada 2 Februari 1932 ini semasa hidupnya senantiasa men-support dai-dai muda dan memberi ruang seluas luasnya bagi generasi muda. Selain itu juga rutin mengikuti pengajian di lingkungan PCM Laren dan gemar mengikuti perkembangan persyarikatan Muhammadiyah.
Suka Silaturrahim
Menurut Ulfah Zubaidati, anak keempatnya, ayahnya beberapa kali mengikuti Kajian Ramadhan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersamanya.
“Saat ikut kajian di UMM itulah bapak bertemu dengan Drs Amrozi Farum MPd, anak ketiganya yang menjabat sebagai Wakil Ketua PDM Bondowoso,” ujar guru di Perguruan Muhammadiyah Laren, Senin (9/11/20).
Dia mengungkapkan ayahnya sangat suka bersilaturahmi ke teman atau orang-orang sepuh yang dikenalnya. Misalnya, lanjutnya, setiap ke Bondowoso, ke rumah anaknya, senantiasa menyempatkan silaturrahim ke saudara besan dan PDM Bondowoso.
Hal senada juga disampaikan Cholifatuz Zahroh, anak kelima. Dia berharap kepribadian yang sangat baik—juga darah semangat perjuangannya—itu bisa mengalir kepada keenam putra-putrinya dan cucu-cucunya. (*)
Penulis Maslahul Falah. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.