Kas Muhammadiyah Ada di Sini oleh Nurbani Yusuf, Komunitas Padhang Makhsyar Kota Batu.
PWMU.CO-Dalam sebuah pidato yang sangat berkesan KH Abdul Rozaq Fachrudin biasa disebut Pak AR menuturkan bahwa Ranting adalah The real Muhammadiyah.
Masih kata Pak AR. Di Muhammadiyah tidak ada top level. Maka setinggi apapun kedudukan harus tetap aktif di ranting, bergerak bersama. Sebab Muhammadiyah itu tumbuh dari bawah ke atas bukan dari atas mengalir ke bawah.
Pak AR tetap ndeso meski Ketua PP. Di ranting inilah para jamaah urunan. Dari membuat kue untuk pengajian hingga urunan membangun amal usaha seperti mushala, PAUD, sekolah, rumah sakit hingga universitas. Ketika amal usaha tumbuh pesat melampaui yang mendirikan, ranting tetap urunan dengan model yang kurang lebih.
Prof Din Syamsuddin menyebut, Muhammadiyah itu terbentuk dari federasi pemikiran, federasi gagasan dan federasi amal. Dari ranting sambung menyambung menjadi cabang. Cabang sambung menyambung menjadi daerah. Daerah sambung menyambung menjadi wilayah. Wilayah sambung menyambung menjadi pusat.
Darinyalah ribuan masjid berdiri, ratusan univerisitas dan ribuan sekolah dibangun, bait amal dan layanan lainnya disembahkan untuk izzul Islam. Sebuah ikhitiar mencari ridha.
Kekuatan Muhammadiyah
Kekuatan Muhammadiyah tidak pada satu titik tetapi berbasis jamaah. Bukan pemimpin tapi pimpinan menunjukkan kolektif kolegial yang meneguhkan kekuatan bersama. Bukan kekuatan personal berdasar karisma atau pesona yang dikeramatkan. Ini yang disebut konsep Ta’awwun. Bersama berbuat bajik.
Ada yang menyebut bahwa Muhammadiyah adalah sebuah holding. Tapi bukan sembarang holding. Karena berbasis massa (jamaah) yang militan dan berintegritas. Inilah holding amal saleh untuk maslahat lebih banyak.
Muhammadiyah itu milik jamaah. Bukan milik pengurus, bukan milik ulama. Bukan pula milik sekelompok yang mengatasnamakan apapun. Inilah kekuatan dan kehebatan Muhammadiyah. Inilah representasi organisasi yang diberkati, kata Carl Whiterington peneliti senior dari Amerika.
Banyak orang berkata Muhammadiyah itu dihuni orang-orang ikhlas dan suka berderma. Sebab itu Muhammadiyah menjadi sangat kuat tidak pernah bangkrut. Muhammadiyah tidak pernah pailit sebab kas Muhammadiyah ada di saku jamaah.
Ada ranting yang sudah sangat kuat karena punya banyak amal usaha tapi juga ada ranting yang masih baru belajar urunan. Ada daerah dengan puluhan amal usaha ada daerah yang baru belajar berdiri. Tidak perlu ada diskriminasi perlakuan. Inilah harmoni saling menggenapkan. Di persyarikatan inilah kita berlomba berebut beramal saleh dengan niat terbaik, sedekah terbaik, waktu terbaik, dan pikiran terbaik.
Pak AR melanjutkan. Ber-Muhammadiyah itu saling menggembirakan dan saling membahagiakan bukan sebaliknya. Buah tutur Pak AR saat Milad Muhammadiyah 1984 di Universitas Muhammadiyah Malang di Kampus 2 Sumber Sari, 23 tahun yang lalu yang terus saya ingat. (*)
Editor Sugeng Purwanto