PWMU.CO – Hj Hidayah binti Sahlan wafat. Berita kepergiannya dikabarkan melalui beberapa WatsApp Group (WAG). Di antaranya WAG Smamsatu dan Pengurus PDA Gresik. Dia meninggal Rabu (18/10/20) sekitar pukul 07.50 WIB.
Pinjamkan Sertifikat untuk Jaminan Bank
Hj Hidayah binti Sahlan lahir di Gresik, 24 Maret 1941. Almarhumah yang beralamat di Jalan Nyai Ageng Arem-Arem 40 Gresik ini mempunyai peran dalam pembangunan gedung SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik yang berada di Jalan KH Kholil 90 Gresik.
Menurut penuturan Uripan Nada, Hj Hidayah pernah memberikan pinjaman sertifikat untuk pembangunan gedung Smamsatu lantai empat. “Waktu itu almarhumah meminjamkan sertifikat ruko yang berada di Komplek Multisarana Plaza Ramayana untuk jaminan bank,” ungkapnya.
Kepala Smamsatu tahun 1998-2006 itu menceritakan, sekitar tahun 1995-1996 sekolah membutuhkan pinjaman dari bank. Sebagai jaminan, maka diajukan sertifikat tambak, namun gagal. Karena pihak bank tidak menyetujuinya.
Menurut penuturan Uripan, waktu itu, dia bersama Muhammad In’am dan Nur Jannah (almarhumah) berusaha dengan getol mencari jaminan pinjaman. Setelah berusaha ke sana ke mari akhirnya bertemu dengan Hj Hidayah.
“Setelah mengutarakan pembangunan dan membutuhkan jaminan pinjaman, Hj Hidayah waktu itu mengatakan, ‘Wis, sertifikat ruko saya saja pimjamen untuk jaminan’,” ungkap Uripan.
Selanjutnya sertifikat itu diproses dan dapat pinjaman dari bank sebesar Rp 50 juta. Peristwa itu menurut Uripan terjadi saat Kepala Smamsatu masih dijabat oleh Shofia Mahrie. “Dan saya Wakil Kepala Smamsatu Bidang Sarana dan Prasarana,” ujarnya
Pinjamkan Rumah untuk Ponpes Madinatul Ilmi
Semangat menolong Hj Hidayah juga dirasakan oleh Anas Tohir. Mudir Pondok Pesantren Madinatul Ilmi periode 2015-2020 ini menjelaskan jika Hj Hidayah itu orangnya gampang beramal untuk persyarikatan Muhammadiyah. “Peranan beliau masih dirasakan sampai saat ini,” ungkapnya.
Menurutnya Anas, asrama Ponpes Madinatul Ilmi Putra yang berada di Jalan KH Kholil itu statusnya masih dipinjami. “Rumah yang berada di Jalan KH Kholil itu sampai sekarang masih difungsikan sebagai asrama dan tempat belajar santri,” tambahnya.
Bahkan, lanjutnya, rumah besar yang berada di seberang jalan juga dipimjamkan. “Tepatnya di Jalan Nyai Ageng Arem-Arem No 40 yang satu kompleks dengan rumah Gajah Mungkur,” ujarnya.
Menurut dia rencananya rumah itu akan direnovasi dan difungsikan untuk asrama santri putra juga. “Semoga amal baik beliau diterima oleh Allah SWT. Khilafnya diampuni dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran,” ucap Anas Tohir. (*)
Penulis Estu Rahayu. Editor Mohammad Nurfatoni.