Kisra Persia merobek surat dakwah Nabi Muhammad saw. Tak lama setelah itu kekuasaannya pun terkoyak.
PWMU.CO–Dakwah Rasulullah Muhammad saw ke luar negeri dengan mengirimkan surat kepada raja-raja untuk mengenalkan Islam dan mengajak menganut agama ini. Ini terjadi pada tahun keenam Hijriyah. Setelah Perjanjian Hudaibiyah.
Raja-raja yang dikirimi surat seperti Heraklius, penguasa Romawi di Syam, Muqauqis di Iskandariyah Mesir, Kisra Persia, Mundzir bin Sawa, Raja Bahrain, Haudzah al-Hanafi, penguasa Yamamah, Raja Oman, Al-Harits Al-Himyari, Raja Yaman, Al-Harits Al Ghassaany, pemimpin kaum Ghassan, hingga ke Najasyi di Habasyah (Abesinia) Afrika.
Sebagai kelaziman surat menyurat resmi negara, Nabi Muhammad membuat cincin stempel sebagai tanda orisinalitas surat itu. Stempel itu berbunyi Muhammad Rasul Allah. Para penguasa negara merespon surat Nabi Muhammad beragam sikap. Ada yang menghormati dengan mengirim surat balasan sebagai tanda persahabatan, ada yang menghina, dan ada yang marah dengan membunuh utusan Nabi saw yang mengantarkan surat itu.
Salah satu kisah adalah surat Rasulullah kepada Kisra Persia Khosrau II bin Hurmuz dari Dinasti Sasaniyah sekitar tahun 628 M. Utusan yang mengantar Abdullah bin Hudzafah as-Sahmi.
Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury dalam bukunya Sirah Nabawiyah menceritakan, di masa itu Kisra Persia sedang berperang dengan Heraklius dari Romawi yang berlangsung enam tahun. Posisi Persia terdesak karena wilayah perbatasannya dikuasai Romawi.
Pikiran Khosrau II sedang kalut menghadapi kekalahan ini. Pamornya kian menurun di mata pasukan dan rakyatnya. Dalam situasi politik seperti itu Kisra Persia menerima surat dari Nabi Muhammad.
Surat Nabi kepada Kisra Persia
Isi surat Nabi itu berbunyi
Bismillahirrahmanirrahim
Dari Muhammad Rasulullah kepada Kisra Raja Persia. Kesejahteraan bagi siapa pun yang mengikuti petunjuk, beriman kepada Allah dan utusanNya, bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah yang tiada sekutu baginya dan Muhammad adalah hamba dan utusanNya.
Aku menyeru tuan dengan seruan Islam. Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada seluruh manusia untuk memberi peringatan kepada orang yang hidup dan orang yang membenarkan perkataan atas orang-orang kafir. Masuklah Islam niscaya tuan akan selamat. Namun jika tuan menolak, maka dosa orang-orang Majusi ada di pundak tuan.
Membaca surat itu Kisra marah dan merobek-robek surat itu sambil berkata, ”Seorang budak yang hina dari rakyatku menulis namanya sebelum aku berkuasa.”
Utusan Nabi pulang ke Madinah dan melaporkan sikap dan perkataan Kisra Persia itu. Mendengar laporan itu, Rasulullah berkata, ”Allah akan mengoyak kerajaannya.”
Di istana Persia, setelah merobek surat Nabi, Khosrau II mengirim utusan kepada Wali Negeri Yaman Badhan. Yaman di zaman itu masuk kekuasaan Persia. Dia memerintahkan Badhan mengirim utusan untuk Nabi Muhammad. ”Kirim utusan untuk menemui orang dari Hijaz itu. Lalu bawalah dia kepadaku,” perintah Kisra.
Ramalan Nabi
Dua utusan Wali Negeri Yaman mengunjungi Rasulullah di Madinah. Utusan ini dijadwalkan bertemu Nabi esok hari setelah kedatangannya. Ketika utusan ini menghadap, Nabi memberitahukan ada kudeta terhadap Kisra dan raja itu terbunuh.
Utusan itu kaget mendengarnya. ”Apakah Tuan sadar atas apa yang Anda katakan?” kata utusan itu. ”Sebenarnya kami datang untuk memberi peringatan kepadamu. Sekarang, apa Tuan mau jika kami menulis perkataan Anda itu dan kami laporkan kepada raja?” katanya.
Dengan tenang Nabi menjawab,”Silakan. Sampaikan hal ini kepadanya. Sampaikan juga pesanku kepadanya bahwa agama dan kekuasaanku akan meluas seperti yang dicapai Kisra, menguasai yang kaya maupun yang miskin.”
”Sampaikan pula kepadanya: apabila Tuan mau masuk Islam, kuberikan apa yang menjadi milik Tuan dan mengangkat Tuan sebagai pemimpin bagi kaumnya,” sambung Nabi.
Kedua utusan itu lalu pulang dan melaporkan pertemuannya dengan Nabi kepada Wali Negeri Badhan. Tak berselang lama datang utusan dari ibukota Parsi mengirim surat pemberitahuan bahwa Putra Mahkota Shiruyah yang bergelar Qubadh II (Kavadh II) telah naik tahta. Khosrau II telah mati.
Dalam surat itu Kisra baru Shiruyah memerintahkan kepada Wali Negeri Badhan untuk mengawasi Nabi. ”Awasilah orang yang sudah dikirimi surat oleh ayahku itu dan jangan menyerangnya sebelum ada perintah dariku.”
Tentu saja surat dari ibukota itu mengagetkan Badhan dan para pejabatnya. Apa yang terjadi ternyata sesuai dengan yang dikatakan oleh Nabi Muhammad. Mereka menjadi simpati kepada Nabi dan kelak kemudian masuk Islam.
Pergantian kekuasaan di Persia terjadi karena kudeta Putra Mahkota Shiruyah kepada ayahnya yang didukung panglima Peroz. Khosrau II pamornya makin turun setelah beberapa wilayah dicaplok Romawi. Raja ini juga mengidap halusinasi sehingga dianggap gila.
Khosrau II ditangkap dan dipenjara. Putra Mahkota naik tahta. Kemudian raja diasingkan ke sebuah daerah dalam pengawasan pejabat bernama Marasfand. Saat dalam pengasingan itulah dirancang pembunuhan Kisra.
Penulis/Editor Sugeng Purwanto