PWMU.CO – Muhammadiyah Teruskan Tradisi Literasi. Prof Abdul Mu’ti mengatakan Muhammadiyah meneruskan tradisi literasi, khususnya membaca dan menulis. Hal itu disampaikan dalam perayaan Milad Ke-108 Muhammadiyah yang digelar Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Sabtu (21/11/20).
Dalam perayaan secara virtual milad yang mengangkat tema Meneguhkan Gerakan Keagamaan Hadapi Pandemi dan Masalah Negeri, Prof Abdul Mu’ti MEd berkesempatan membedah buku Makna di Balik Peristiwa karya Prof Syafiq A. Mughni MA PhD.
Dia menjelaskan hadirnya buku ini dalam Milad ke-108 Muhammadiyah ini menandakan kita sedang merayakan tradisi literasi menulis dan membaca. Ini sebagai penanda Muhammadiyah menapaki peradapan iman dan ilmu.
“Selain bukunya Mas Syafiq, di milad ini juga hadir buku yang menginspirasi berjudul Islam dan Agenda Indonesia Berkemajuan: Terwujudnya Toleransi, Demokrasi, dan Keadilan karya Prof Achmad Jainuri MA PhD. Ini menandakan bahwa kita adalah bangsa yang berilmu dan beriman,” ujarnya.
Tiga Nilai di Balik Peristiwa
Prof Mu’ti mengatakan buku karya Prof Syafiq yang ditulis mulai 2017-2020 ini sangat ilmiah. Bahasanya mudah dipahami dan penuh dengan wawasan yang luas. Di balik keunggulan itu ada tiga nilai yang bisa diambil sebagai ibrah (pelajaran dari peristiwa).
“Tiga simpulan yang bisa saya sampaikan di sini adalah, pertama kita diajak untuk tidak sekadar menarasikan dan mendeskripsikan peristiwa tetapi mendapatkan nilai-nilai positif. Kita, lanjutnya, disuguhi peristiwa masa lalu dan kekinian yang di dalamnya ada meaning yang bia dijadikan pelajaran bersama,” jelasnya.
“Kita bisa mengambil ibrah bagi orang-orang yang cerdas. Contoh semisal kisah Nabi Yusuf. Mulai nilai kesabaran, beriman pada Allah SWT, bersyukur, sampai dengan berakhlak kepada sesame manusia,” tambahnya.
Kedua, sambungnya, penulis tidak hanya menulis kisah dalam buku ini, tetapi di balik kisah tersebut ada pembelajaran dan peran. Kisah-kisah dimunculkan karakter mulia sekaligus negatif. Dari kedua karakter tesebut ada pesan yang dikandung. Contohnya kisah dari tokoh emansipasi muslim Mindanao Filipina, Amina Rasul yang menyuarakan perdamaian.
Muhammadiyah Hadir dengan Kekuatan
Prof Mu’ti memaparkan poin ketiga yang terkandung dalam buku Makna di Balik Peristiwa ini adalah Muhammadiyah hadir dengan segala kekuataan ideologinya. Kehadian Muhammadiyah sangat santun dan cerdas dalam permasalahan negara.
“Muhammadiyah hadir tidak gugup dan gagap. Bisa memilih dan memilah, mana yang baik dan kurang,” ujarnya. Buku ini, lanjutnya, penuh inspiratif.
“Prof Syafiq menghadirkan peristiwa yang mutakhir. Contoh, pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia, khususnya di Indonesia. Muhammadiyah menyikapi peristiwa pandemi dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan secara ketat. Mulai tidak keluar rumah, tidak pergi, maupun lackdown,” katanya. (*)