PWMU.CO– Muqauqis, penguasa Mesir di ibukota Iskandariyah menunjukkan persahabatannya ketika menerima surat Nabi Muhammad saw yang diantarkan oleh Hatib bin Abi Balta’ah.
Muqauqis itu gelar raja Mesir di zaman koloni Romawi. Berasal dari bahasa Qibti, Pkauchios. Orang Arab mengejanya menjadi Muqauqis. Nama penguasa Mesir di zaman Nabi Muhammad adalah Juraij bin Mata.
Shafiyyur-Rahman Al-Mubarakfury dalam bukunya Sirah Nabawiyah menceritakan, surat Nabi Muhammad kepada Muqauqis berbunyi
Bismillahirrahmanirrahim,
Dari Muhammad Abdullah dan utusanNya kepada Muqauqis Agung al-Qibti. Keselamatan bagi siapa pun yang mengikuti petunjuk. Amma Ba’d.
Aku menyeru tuan dengan seruan Islam, niscaya Allah akan memberikan pahala kepada tuan dua kali lipat. Namun jika tuan berpaling maka tuan akan menanggung dosa seluruh penduduk Qibti.
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَىٰ كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ ۚ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
Katakanlah, Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri. (Ali Imron : 64)
Setelah menyampaikan surat Hathib mengatakan,”Kami mengajakmu kepada Islam yang Allah telah mencukupkannya dari agama yang lain. Sesungguhnya Nabi kami menyuruh semua manusia yang paling ditekan Quraisy, paling dimusuhi Yahudi, dan yang paling dekat dengan orang Nasrani. Setiap nabi yang sudah mengenal suatu kaum, maka kaum itu adalah umatnya yang pasti mereka harus menaati nya. Tuan termasuk orang yang sudah mengenal Nabi ini.”
Muqauqis menjawab, ”Memang aku telah memperhatikan agama nabi ini dan kutahu bahwa dia tidak memerintahkan untuk menghindari agama al-Masih, tidak pula seperti tukang sihir yang sesat atau dukun yang suka berdusta. Kulihat dia membawa tanda kenabian dengan mengeluarkan yang tersembunyi dan mengabarkan yang rahasia. Aku akan mempertimbangkannya.”
Muqauqis Mengirim Hadiah
Muqauqis kemudian menulis surat balasan.
Bismillahirrahmanirrahim,
Kepada Muhammad bin Abdullah dari Muqauqis, pemimpin Qibti. Kesejahteraan bagi Tuan. Amma Ba’d.
Saya telah membaca surat tuan dan bisa memahami isinya, serta apa yang tuan serukan. Saya sudah tahu bahwa ada seorang nabi yang masih tersisa. Menurut perkiraan saya dia akan muncul dari Syam. Saya hormati utusan tuan dan kini kukirim dua perempuan yang mempunyai kedudukan terhormat di masyarakat Qibti, dan beberapa lembar kain. Saya hadiahkan pula seekor baghal agar dapat tuan pergunakan sebagai tunggangan. Salam sejahtera bagi tuan.
Dua perempuan itu adalah Maria dan Shirin. Rasulullah mengambil Maria menjadi istrinya. Sedangkan Shirin menikah dengan Hasan bin Tsabit al-Anshari. Dari perkawinan dengan Maria, Nabi mendapat anak laki-laki yang diberi nama Ibrahim. Tapi ketika berusia dua tahun, anak itu sakit kemudian meninggal dunia.
Nama Maria ada yang berpendapat berasal dari kata Mar’ah al-Qibtiyah artinya perempuan dari Qibti (Mesir). Dari kalimat itu kemudian diucapkan dengan Mariyah Qibtiyah. Bangsa Qibtiyah (Koptik) adalah pemeluk Kristen setelah masuknya orang Romawi dari Bizantium. Ada yang menyebut dia anak Syama’un. (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto