PWMU.CO– Peran Muhammadiyah harus bisa menjembatani situasi dan komunikasi sosial politik yang sudah buntu agar muncul solusi zero sum conflict.
Hal itu disampaikan Dr Kasman A. Rokhim MFil, dosen Universitas Islam Negeri (UIN) KH Ahmad Shiddiq Jember saat peringatan Milad Muhammadiyah ke-108 di PRM Griya Mangli Indah Kec. Kaliwates, Jember, Ahad (22/11/2020) siang tadi.
”Kalau baca medsos saya ngeri dan miris. Gesekan sosial semakin keras. Di mana saja kalau terjadi konflik gak mari-mari lak dadi perang,” tutur Kasman A. Rokhim yang juga wakil ketua PDM Jember.
Dia prihatin dengan situasi kondisi sosial politik belakangan yang dinilainya mengarah pada kemungkinan perpecahan pada anak bangsa. Sementara pemerintah belum berhasil meredam gesekan sosial ini.
”Dalam situasi sosial seperti inilah kemudian ada sebagian orang atau kelompok yang mempertanyakan keberadaan dan sekaligus keberpihakan Muhammadiyah,” kata ustadz asal Lamongan ini.
Yang lebih penting dari semua itu, lanjutnya, adalah momentum milad pada situasi pandemi ini. Dari tahun ke tahun milad selalu jadi renungan apa yang sudah kita perbuat dan kita sumbangkan pada gerakan Muhammadiyah.
Islam Berkemajuan yang menjadi jargon Muhammadiyah, dia menjelaskan, bergerak dan berorientasi pada kekinian serta futuristik. Termasuk dalam perkembangan zaman dan kemajuan ilmu dan teknologi.
”Visi misi Islam berkemajuan mencakup soal tauhid yang murni. Tidak bercampur dengan adat dalam persoalan ketauhidan. Lalu memahami al-Quran dan Sunnah secara baik dan mendalam. Selanjutnya melembagakan amal saleh yang fungsional dan solutif. Contohnya, Muhammadiyah mendirikan perguruan tinggi di NTT yang mahasiswanya 90 persen dari kalangan non muslim.
Menurut dia, kepedulian terhadap problem bangsa, Muhammadiyah sangat empati. Bukan hanya soal wabah corona. Jauh sebelumnya ketika penyakit TBC jadi masalah, Aisiyah sudah berkontribusi nyata pada negeri ini. Ada TB Care dari pusat sampai tingkat daerah.
Semarak Milad
Perayaan Milad Muhammadiyah di wilayah PDM Jember cukup marak di PCM dan PRM meskipun dalam situasi pandemi. Karena itu protokol kesehatan tetap menjadi perhatian agar tak terjadi penularan. Gelaran milad terselenggara di PRM Griya Mangli Indah, Ahad siang. Sementara Sabtu malam diadakan PCM Mangli Kec. Kaliwates.
Dalam acara ini ada bakti sosial membagi sembako dan uang sesuai agenda PRM dan PCM. ”Kita wajib patuh protokol kesehatan. Gugus tugas pandemi di sini selalu rajin sidak,” tutur KH Dr Sukarno, pendekar Tapak Suci Jember yang juga ketua Takmir Masjid At Taqwa.
Milad PCM Mangli dihadiri Wakil Ketua PDM Profesor KH Aminullah Elhady. Dia mengingatkan kembali peran dan kontribusi kader Muhammadiyah pada bangsa dan negara.
Sejak berdiri sampai kini ada 12 kader Muhammadiyah mendapat gelar pahlawan nasional. Yaitu KH Ahmad Dahlan, Nyai Walidah, KH Mas Mansur, Ibu Fatmawati, Jenderal Sudirman, KH Fachrudin, Ir Juanda, Kasman Singodimejo, Bagus Hadikusumo, Kahar Muzakir, Hamka, dan AR Fachruddin.
”Kiai Haji Mas Mansur pendiri Nahdlatul Wathan, gerakan nasional yang pada masa itu juga muncul di beberapa negara seperti Turki, Mesir, India dan lain-lain. Kiai Mas Mansur yang cakrawala pemikirannya luas itu sahabatnya KH Wahab Hasbullah,” papar Aminullah Elhady. (*) Penulis SA Ghani Editor Sugeng Purwanto