PWMU.CO– Pakar ayat semesta, Agus Purwanto DSc (56), dikukuhkan menjadi guru besar ITS (Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya), Rabu (25/11/2020) pagi ini. Dia adalah dosen Departemen Fisika Fakultas Sains dan Analitika Data ITS dan Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
Dalam Sidang Terbuka Dewan Profesor ITS, Agus Purwanto menyampaikan orasi ilmiah berjudul Teori Kuantum: Dari al-Ghazali hingga Einstein, dari Kehendak Bebas Tuhan hingga Teleportasi Multi-Qubit
Agus Purwanto dikenal sebagai ilmuwan yang mendalami fisika dikaitkan dengan hukum alam semesta dan relevansinya dengan ayat-ayat sains dalam al-Quran. Hasil kajiannya itu dia tuliskan dalam banyak buku di antaranya Ayat-ayat Semesta, Nalar Ayat-ayat Semesta, dan Fisika Kuantum. Karena kajiannya ini dia dikenal sebagai Pakar Ayat Semesta yang diceramahkan di mana-mana.
Pemikirannya dalam ilmu sains khususnya fisika itu dia terapkan dalam wujud Trensains alias Pesantren Sains di Pondok Tebuireng Jombang, Pondok Muhammadiyah Sragen dan Yogyakarta.
Dia juga mendalami bahasa Arab sehingga menciptakan metode cepat belajar dan membaca bahasa Arab metode Hikari. Nama Hikari ini diambil dari nama kereta api cepat Jepang yang dia pernah rasakan saat kuliah di Negeri Sakura itu tahun 2002. Metode ini dia susun menjadi buku Pintar Membaca Arab Gundul dengan Metode Hikari.
Hikmah di Usia 56 Tahun
Tentang pengukuhan gelar profesornya di usia sekarang ini, dia sangat syukuri karena di fase kematangan gagasannya tentang fisika kuantum. Dulu dia memimpikan bisa meraih profesor pada usia muda yaitu 45 tahun.
Dia menuturkan, proses pengajuannya mengalami up and down namun akhirnya turun juga SK guru besar fisika itu. ”Saya merenung mengapa tidak di saat 45 tahun seperti impian awal. Mengapa ditolak sehingga tidak tahun 2014 di saat 50 tahun tetapi tahun 2020 di usia 56 tahun mengapa baru sekarang? apa istimewanya?” kata Gus Pur, panggilan akrabnya.
Menurut dia, ternyata ada hikmahnya. Jika di tahun 2009 paling hanya bisa mengangkat pemikiran tentang Ayat-ayat Semesta. Itu pun belum fenomenal. Jika tahun 2014 bisa angkat Trensains tapi orang juga masih asing.
”Tuhan menghiburku sebab sekarang pemikiran Ayat-ayat Semesta dan Trensains telah relatif dikenal dan sampai pada tahap serius, juga membincang sains masa lalu, membincang gagasan al-Ghazali, al-Baqillani, Ibnu Rusyd tentang kausalitas dan atomisme,” tandas Agus Purwanto.
Teori Kuantum
Tentang judul orasi ilmiahnya Teori Kuantum: Dari al-Ghazali hingga Einstein, dari Kehendak Bebas Tuhan hingga Teleportasi Multi-Qubit tidak mungkin muncul 2009 atau 2014. Ini adalah proses kematangan mengkaji teori fisika relevansinya dengan pemikiran ilmuwan Islam klasik.
Dia menerangkan, kata Multi-Qubit adalah kependekan dari quantum bit yakni versi kuantum dari bit klasik atau binary 0 dan 1 versi kuantumnya |0> dan |1>. Untuk satu qubit ada |0> dan |1>. Untuk dua qubit ada empat kombinasi |00>, |01>, |10> dan |11>, untuk tiga qubit ada 8 kombinasi, 000, 001, 010, 011, 100, 101, 110, 111, untuk empat qubit ada 16 kombinasi.
”Nah …untuk multi-qubit, 7 qubit ada 128 kombinasi sejak |0000000>, |0000001> hingga |1111111>. Inilah makna hadiah dari Tuhan hari ini saya dikukuhkan menjadi profesor ITS yang ke 128,” selorohnya. Waduh! Pusing juga ya urutan profesor bisa dikaitkan dengan fisika kuantum.
Agus Purwanto kelahiran Jember tahun 1964 masuk menjadi dosen ITS Surabaya tahun 1989 setelah lulus dari jurusan Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB). Kemudian dia lanjutan S2 di ITB juga lulus tahun tahun 1993. Doctor of Science (DSc) dia peroleh setelah kuiah di jurusan Fisika Universitas Hirosima Jepang. tahun 2002. (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto