PWMU.CO – Agar tidak jadi katak dalam tempurung, yakni merasa hebat tapi sejatinya masih kecil. Demikian kata Nadjib Hamid MSi, Rabu (25/11/20).
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur tersebut menyampaikannya dalam Upgrading Pimpinan Muhammadiyah Majelis Pendidikan Kader (MPK) PWM Jatim. Kegiatan yang berlangsung secara virtual dan rencananya digeber dalam delapan seri itu mengangkat tema Tantangan Dakwah Global dalam Gerak Islam yang Berkemajuan.
Berkah Pandemi
Di awal sambutannya, Nadjib mengatakan jika kegiatan ini adalah berkah dari pandemi. “Kalau tanpa pandemi, mungkin tidak punya kreasi kegiatan semacam ini. Yang melampaui jagat raya. Yakni, kegiatan yang bukan saja dibatasi teritorial di Indonesia, tapi juga melampaui negara-negara lain,” ujarnya.
Dia menyebut, dalam kegiatan tersebut ada peserta dari Hongaria, yakni anggota MPK Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Hongaria. “Ada juga yang dari Malaysia, yang karena pandemi tidak bisa pulang, atau baru berangkat,” ungkapnya.
Nadjib juga mengaku beruntung, karena pada 2007, saat ke Amerika Serikat, bisa sambang ke rumah Ustadz Imam Shamsi Ali. “Saya beruntung pada itu, bisa sambang ke rumah beliau, persis saat beliau pindah rumah,” tutur dia.
Kiprah Imam Shamsi Ali di Amerika, kata Nadjib, luar biasa. “Nanti profil ustadz Imam harus ditampilkan, karena ini adalah putra terbaik bangsa Indonesia. wabil khusus adalah alumni pesantren Muhammadiyah yang sangat membanggakan kiprahnya, bukan hanya di nasional tapi juga internasional,” paparnya.
Imam Shamsi Ali, lanjut dia, lahir di Indonesia dan besar hingga remaja. Melanjutkan sekolah ke Pakistan tapi berkiprah di Amerika. “Saya kira bisa menginspirasi kader-kader muda kita, agar juga berkiprah lebih jauh bukan hanya di Jawa, Jawa Timur, atau Indonesia, tapi harus melampaui itu di luar negeri,” kata Nadjib.
Dan mungkin mulai malam ini, sambungnya, jejaring dengan Ustadz Imam Shamsi Ali dibangun oleh kawan-kawan di daerah. “Supaya jejak kita bisa merambah ke mana-mana. Dakwah Muhammadiyah bukan hanya di Indonesia tapi juga secara global ke seluruh dunia,” ujar pria kelahiran Paciran, Lamongan tersebut.
Agar Tidak Jadi Katak dalam Tempurung
Kita, kata Nadjib, ingin bagaimana tantangan dakwah secara global, dalam konteks gerak Islam berkemajuan ini, supaya kita tidak merasa katak dalam tempurung. “Merasa hebat sejatinya kita masih kecil,” ungkapnya.
Dia atas nama PWM Jatim juga mengucapkan terima kasih pada Ustadz Imam Shamsi Ali, pada seluruh peserta, wabil khusus pada seluruh panitia. “Termasuk pada Majelis Pendidikan Kader yang menyiapkan kegiatan hingga delapan seri. Yang hampir tiap seri ada pembicara dari luar negeri,” tuturnya.
Ini mudah-mudahan menginspirasi kawan-kawan semua, baik dari daerah maupun provinsi lain yang ada di Indonesia. “Saya lihat dari PWM di luar Jawa Timur mengikuti kegiatan ini. Mudah-mudahan apa yang dilakukan kawan-kawan panitia, peserta, maupun narasumber menjadi bagian dari jejak hasanah kita, amal baik kita, bagian dari wasilah menuju surga-Nya,” tandas Nadjib.
Dalam kegiatan upgrading sesi pertama tersebut mengundang narasumber DR H Muhammad Shamsi Ali Lc MA, Imam of Jamaica Muslim Center, New York, Amerika Serikat. (*)
Penulis Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.