PWMU.CO – Pembentukan karakter sebagai inti nilai pendidikan disampaikan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik Dr Taufiqulloh MPd dalam Penguatan Ideologi Muhammadiyah, Sabtu (28/11/20). Kegiatan yang dilaksanakan secara daring ini diikuti 500 guru dan karyawan yang terdiri dari sekolah Muhammadiyah GKB dan sekolah mitra.
Dalam acara yang digagas Mugeb Islamic Centre (MIC) bertema Futures Challenges and Opportunities of Education in Distruption Era (Pasca Covid-19) itu menghadirkan nara sumber Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jerman Muhammad Rokib
Taufiqulloh mengungkapkan inti pendidikan adalah pembentukan karakter. “Dalam bahasa Arab dinamakan thabiiah, shifat, dan suruk atau perilaku. Dalam bahasa Indonesia perangai. Dalam bahasa Jawa dinamakan unggah-ungguh. Dalam bahasa al-Quran disebut dengan akhlak,” jelasnya.
Etika, Moral, dan Akhlak
Taufiqulloh menjelaskan tiga kata dalam kajian ilmu pendidikan Islam yaitu etika, moral, dan etika.
“Perbuatan dikatakan baik jika tidak bertentangan dengan logika. Itulah yang dinamakan etika. Moral adalah perbuatan baik yang ukurannya adalah adat istiadat. Contohnya orang yang mendatangi pernikahan atau majelis tapi tidak berbusana, maka hal tersebut jelas tidak sopan,” ungkapnya.
Sedangkan akhlak, lanjutnya, perbuatan baik yang rujukannya adalah sesuai dengan wahyu. Contoh berbuat baik kepada yang pernah menyakiti kita.
“Apa yang baik menurut etika dan moral belum tentu baik menurut akhlak. Etika dan moral hanya dikolaborasi untuk nilai-nilai lokal, namun jika akhlak berlaku secara universal,” tegasnya.
Akidah Islam yang Murni
Taufiqulloh memaparkan, sesuai hakikat Islam, pertama Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya akidah Islam yang murni.
“Kedua Muhammadiyah bekerja untuk melaksanakan nilai-nilai akhlakul karimah berdasarkan tuntunan wahyu dan berdasarkan contoh Rasulullah dan bukan sekadar nilai-nilai baik dalam pandangan manusia,” jelasnya.
Dia menjelaskan berideologi Muhammadiyah berarti berakhlal al-Quran. Memperkuat ideologi Muhammadiyah artinya memperkuat tauhid, memperkuat akhlak dan menyukseskan kehidupan bermuamalah.
Kehadiran Guru Sangat Diharapkan
Selama pandemi, menurutnya, tidak semua orangtua bisa mendampingi proses belajar anak-anaknya secara daring. Namun, kehadiran guru masih sangat diharapkan dalam proses belajar anak. Padahal banyak pandangan mengaakan pembentukan karakter akan lebih mudah jika antara murid dan guru ada komunikasi dan interaksi secara langsung.
“Nah inilah tantangan kita pada masa pandemi ini apakah bisa memperkuat karakter melalui daring,” ujarnya.
Dia menjelaskan karakter Rasulullah dibentuk Allah tanpa ada pertemuan fisik. Antara Allah dan Rasul terjalin dalam pertemuan dalam alam pemahaman—yang dalam ilmu tauhid disebut dengan adisionalitas. Demikian juga pertemuan antara Rasul dengan Jibril tidak selalu berada dalam tempat yang sama dalam mengajarkan nilai-nilai karakter.
Yang penting dalam proses pendidikan, tegasnya, lebih-lebih pendidikan daring adalah pertemuan antara guru dan murid dalam alam pemahamannya. Dari pemahaman tersebut akan terbentuk karakter.
Ghirah Berkemajuan
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik Muhammad Djufri BE Sos dalam sambutan mengatakan acara Penguatan Ideologi Muhammadiyah dengan mendatangkan nara sumber yang memiliki kompetensi di bidangnya merupakan agenda Majelis Dikdasmen PCM GKB tiga bulanan.
“Agenda rutin tiga bulan sekali ini bertujuan agar guru dan karyawan bisa menambah wawasan,” ungkapnya.
Dia mengungkapkan peserta bisa mendalami dan menjalankan Muhammadiyah secara utuh dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangannya. Bahkan mereka diharapkan memiliki ghirah ber-Muhammadiyah yang berkemajuan,” tandasnya. (*)
Penulis Irma Sonya Suryana. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.