Baliho Bela Risma Menangis oleh Ali Murtadlo, jurnalis di Surabaya
PWMU.CO-Sepuluh hari jelang Pilwali, kini banyak baliho Bela Risma di Surabaya. Gambarnya, dia sedang menangis sambil mengangkat tangannya, berdoa. Tulisannya: Bela Risma. Selamatkan Surabaya# Lawan Premasnisme.
Mengapa harus dibela? Ada kaitannya dengan video viral: Hancurkan Risma. Tak hanya itu. Sebelumnya ratusan emak-emak berunjuk rasa di Balai Kota memberikan dukungan kepada wali kota yang identik dengan taman ini.
Sebelumnya lagi, banyak kiriman karangan bunga, jangan terbalik, bunga karangan, ke Balai Kota. Sama. Memberikan dukungan. Bunyinya macam-macam: Bunda PAUD Rungkut Bela Bu Risma. Dan semacamnya.
”Apa yang dihancurkan? Fisiknya? Atau Bu Rismanya. Apa yang salah dengan Bu Risma. Saya mewakili keluarga, merasa sedih dan kecewa. Ibu kan sudah tidak nyalon lagi, mengapa dibegitukan?” kata Fuad Bernardi, putra sulungnya.
”Kami menandatatangani pakta integritas untuk berkampanye damai. Saya kira kampanye begitu tak sesuai dengan yang kita sepakati. Biarlah warga Surabaya yang menilai,” kata Adi Sutarwijono, Ketua Tim Pemenangan Erji.
Serobot Jatah Cawali
Apa kata para Banteng Ketaton yang mengaku membuat videonya. ”Kami tak benci PDIP, kami tak benci Bu Mega. Tapi kami kecewa dengan Bu Risma yang memecah belah warga PDIP sehingga kami memilih nomer 2,” kata Sri Mulyono Herlambang, Ketua Banteng Ketaton Surabaya.
Mat Mochtar, kader Banteng moncong putih yang dipecat gara-gara menyeberang, tampak di video itu. Dia menyatakan terus terang tentang kekecewaannya dihancurkan Wali kota Risma. ”Aku sing dihancurno sampai dipecat. Timbang aku sing hancur, Bu Risma sing tak hancurno, timbang PDI-P sing hancur,” katanya dikutip AyoSurabaya.Com.
Mengapa Risma dianggap memecah belah. ”Lha mestinya yang berhak mendapat rekomendasi kan Pak Whisnu Sakti Buana. Dia sangat layak, wong sudah jadi Wawali. Lho kok dikasihkan Eri Cahyadi,” katanya.
Apa kata Dahlan Iskan yang gambarnya dipakai sebagai endorser nomer 2? ”Saya termasuk yang marah kepada orang yang menjelek-jelekkan Bu Risma. Terutama hasil pembangunannya. Menurut saya beliau berhasil. Tapi kali ini kan kita tidak memilih dia. Kita pilih penggantinya. Menurut saya penggantinya harus hebat. Wali Kota Surabaya harus hebat. Jangan mbok-mboken,” kata Dahlan di videonya.
Jadi apa plus minus memasang baliho Bela Risma? Banyak warga yang simpati karena itu memang tujuannya. ”Harus kita akui, kita banyak menikmati hasil pembangunan Bu Risma,” kata Renny Anjani, fans beratnya.
Yang mencibir? ”Apa bedanya dengan yang di Petamburan. Kok ini tidak ada yang nurunin. Lihat tak ada izinnya kan,” komentar WA group kampus saya. ”Risma sedang mengajari kita bagaimana merusak pemandangan kota,” kata anggota DPRD Mahfudz kepada Jatimnow.com.
Eri yang maju, mengapa Risma yang diserang? Karena dialah yang pasang badan. Makanya, si anak emas, dibilang mbok-mboken. Masih ada 10 hari untuk memantapkan hati, siapa yang terbaik untuk Surabaya. Salam!
Editor Sugeng Purwanto