Keutamaan Nabi Muhammad daripada Nabi Lainnya, ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.
PWMU.CO – Kajian Keutamaan Nabi Muhammad daripada Nabi Lainnya ini berangkat dari hadits riwayat Bukhari.
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ، صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أُعْطِيتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أحَدٌ مِنَ الأنْبِيَاءِ قَبْلِي: نُصِرْتُ بالرُّعْبِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ، وجُعِلَتْ لي الأرْضُ مَسْجِدًا وطَهُورًا، وأَيُّما رَجُلٍ مِن أُمَّتي أدْرَكَتْهُ الصَّلَاةُ فَلْيُصَلِّ، وأُحِلَّتْ لي الغَنَائِمُ، وكانَ النبيُّ يُبْعَثُ إلى قَوْمِهِ خَاصَّةً، وبُعِثْتُ إلى النَّاسِ كَافَّةً، وأُعْطِيتُ الشَّفَاعَةَ. رواه البخاري
Dari Jabir ibn ‘Abdullah berkata, Rasulullah bersabda: “Aku diberi lima hal yang tidak berikan salah satu dari mereka sebelumku. 1) Aku ditolong dengan rasa takut (bagi musuh-musuhku) dengan jarak satu bulan perjalanan. 2) Dijadikan bagiku bumi itu baik dan suci (bahkan untuk bersuci) dan sebagai masjid, sehingga di mana saja seseorang yang mengetahui masuknya waktu shalat maka ia boleh shalat di mana saja ia berada.
3) Dihalalkan bagiku ghanimah dan tidak untuk seorangpun sebelumku. 4) Adalah setiap nabi diutus hanya untuk kaumnya masing-masing secara khusus, sedangkan aku diutus kepada yang berwarna kulit merah dan hitam (umum). 5) Dan aku diberi dapat memberi syafa’ah.
Lima Keutamaan Rasulullah
U’thiitu khamsan bermakna aku diberi lima hal. Dalam hal ini merupakan keutamaan Rasululah dibanding nabi-nabi sebelumnya. Rasulullah diberikan paling tidak lima hal sebagaimana dalam hadits di atas, yang tidak diberikan kepada para nabi sebelum Rasulullah. Dengan kelebihan ini menunjukkan pula kelebihan berupa fasilitas bagi umat Rasulullah SAW.
Musuh Islam Gemetar
Keistimewaan pertama: “Dan aku ditolong dengan rasa takut (bagi musuh-musuhku) dengan jarak satu bulan perjalanan.”
Begitulah generasi khairul qurun (kurun terbaik) yaitu masa Rasulullah dengan para sahabat beliau. Musuh-musuh Islam belum apa-apa sudah gemetar mendengar pasukan Islam yang luar biasa.
Tentunya sampai sekarang pun jika umat ini bersatu-padu dan tidak terpecah-belah maka musuh pun akan gentar dengan sendirinya. Upaya merekatkan umat ini harus terus dilakukan oleh dan antara organisasi Islam.
Perbedaan yang ada harus dihargai dan dihormati tanpa harus semakin mempertajamnya. Sehingga tidak perlu saling berbangga-banggaan antara satu dengan lainnya.
Selanjutnya selalu bersinergi dalam menghadapi musuh yang berusaha merongrong izzul Islam wal Muslimin, yakni kemuliaan Islam dan kaum muslimin. Bukan semata menergetkan kemuliaan organisasi atau kelompoknay masing-masing.
وَأَعِدُّواْ لَهُم مَّا ٱسۡتَطَعۡتُم مِّن قُوَّةٖ وَمِن رِّبَاطِ ٱلۡخَيۡلِ تُرۡهِبُونَ بِهِۦ عَدُوَّ ٱللَّهِ وَعَدُوَّكُمۡ وَءَاخَرِينَ مِن دُونِهِمۡ لَا تَعۡلَمُونَهُمُ ٱللَّهُ يَعۡلَمُهُمۡۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيۡءٖ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ يُوَفَّ إِلَيۡكُمۡ وَأَنتُمۡ لَا تُظۡلَمُونَ
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (al-Anfal 60)
Akan tetapi sebaliknya jika umat ini mudah dipecah-belah, maka musuh Islam tidak lagi gentar sedikit pun. Bahkan pemimpin umat ini akan menjadi bahan tertawaan dan pelecehan di mana-mana. Dan umat akan menjadi bulan-bulanan oleh musuh-musuh Islam. Maka saatnya pemimpin umat ini bersatu demi kepentingan izzul Islam wal Muslimin.
Bumi Allah Suci
Kedua, “Dijadikan bagiku bumi itu baik dan suci (bahkan untuk bersuci) dan sebagai masjid, sehingga di mana saja seseorang yang mengetahui masuknya waktu shalat maka ia boleh sholat dimana saja ia berada.”
Dalam kaitan ini shalat lima waktu wajib dan tidak diperkenankan untuk ditinggalkan dalam kondisi bagaimanapun. Tidak ada alasan yang dibenarkan bagi kita untuk meninggalkan shalat. Bahkan bumi ini suci dan dapat digunakan untuk bersuci yakni dengan tayammum, tentu dengan syarat tertentu. Maka di mana saja kita dapat shalat di atas bumi ini walau tanpa alas sekalipun. Selama tempat tersebut tidak terkena benda najis.
Dihalalkan Ghanimah
Ketiga, “Dihalalkan bagiku ghanimah dan tidak untuk seorangpun sebelumku.”
Dalam hal ini Allah telah mengaturnya sebagaimana dalam firman-Nya:
۞وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّمَا غَنِمۡتُم مِّن شَيۡءٖ فَأَنَّ لِلَّهِ خُمُسَهُۥ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِيلِ إِن كُنتُمۡ ءَامَنتُم بِٱللَّهِ وَمَآ أَنزَلۡنَا عَلَىٰ عَبۡدِنَا يَوۡمَ ٱلۡفُرۡقَانِ يَوۡمَ ٱلۡتَقَى ٱلۡجَمۡعَانِۗ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٌ
“Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (al-Anfal 41).
Rasulullah Diutus untuk Semua
Keempat, “Adalah setiap nabi diutus hanya untuk kaumnya masing-masing secara khusus, sedangkan aku diutus kepada yang berwarna kulit merah dan hitam (umum).”
Setelah diutusnya Nabi Muhammad SAW menjadi rasul maka seluruh manusia secara otomatis termasuk umat beliau dan bukan umat nabi terdahulu. Hal ini berlakunya kadaluarsa bagi ajaran nabi terdahulu, atau telah habis masa berlakunya dengan diutusnya Rasulullah Muhammad SAW.
وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا كَآفَّةٗ لِّلنَّاسِ بَشِيرٗا وَنَذِيرٗا وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ
Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. (Saba’ 28)
وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا رَحۡمَةٗ لِّلۡعَٰلَمِينَ
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (al-Anbiya’: 107
Fasilitas Syafa’ah
Kelima, “Dan aku diberi dapat memberi syafaah.”
Syafaah merupakan wujud nyata dari kecintaan Rasulullah kepada umatnya. Bukan hanya di dunia kecintaan beliau kepada umatnya, bahkan sampai di yaumul akhir pun beliau mencintai kita. Maka upaya pembelaan beliupun sangat luar biasa dalam memberikan permohonan kepada Allah, agar umat ini selamat dari siksa neraka.
Bersyukurlah kita sebagai umat Rasulullah Muhammad SAW yang merupakan khatamun nabiyyin atau penutup para nabi ini. Begitu banyak fasilitas dan kemudahan serta reward yang diberikan jika kita ber-ittiba’ kepada beliau dengan sepenuh hati.
اللهم صل على محمد وعلى اله وأصحابه ومن سلك طريقهم إلى يوم الدين.
Amien! (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.
Artikel Keutamaan Nabi Muhammad daripada Nabi Lainnya ini adalah versi online Buletin Jumat Hanif Edisi 12 Tahun ke-XXV, 4 Desember 2020/18 Rabiul Akhir 1442.
Hanif versi cetak sejak 17 April 2020 tidak terbit karena pandemi Covid-19 masih membahayakan mobilitas fisik.