PWMU.CO – Empat Janji Ketua PDM Gresik pada Muhammadiyah disampaikan Dr Taufiqullah MPd, dalam kegiatan pelantikan dan pembekalan kepala dan wakil kepala sekolah Muhammadiyah GKB Gresik. Sabtu (5/12/20).
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik ini menyampaikan, dia mengaku hampir tidak bisa kuliah karena keadaan ekonomi keluarga pada saat itu. Singkat cerita, saat itu dia mendapat berita ada beasiswa yang dibuka Universitas Muhammadiyah Surabaya yang bekerja sama dengan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
“Untuk bisa mengikuti beasiswa tersebut harus ada rekomendasi,” kenangnya. Akhirnya rekomendasi itu dia dapatkan dari PDM Gresik melalui Sekretaris PDM Gresik. Keluarnya rekomendasi itulah awal untuk belajar di perguruan tinggi.
“Janji pertama, sukses belajar di PT (perguruan tinggi) kemudian kembali kepada Muhammadiyah. Untuk itu, harus menyelesaikan semua program pendidikan yang sudah ditentukan dengan baik,” ujarnya.
Kembali dan Mengurus Muhammadiyah
Taufiq mengungkapkan selama menyelesaikan pendidikan S1-nya, sering bertanya kepada dirinya sendiri. Apakah akan mampu kembali dan mengurus Muhammadiyah?
“Saya harus sebanyak-banyaknya membekali diri agar mampu kembali dan mengurus Muhammadiyah,” katanya.
Karena itu, sambungnya, di samping menyelesaikan perkuliahannya, dia sering berkeliling mengikuti kegiatan kemahasiswaan di Unair, ITS, dan beberapa kampus lainnya di Surabaya.
Tidak Minat dengan PNS
Setelah lulus kuliah, Taufiq memenuhi janji kedua yaitu kembali ke Muhammadiyah. Ketika semua teman-temannya berbondong-bondong melamar menjadi pegawai negeri sipil (PNS), dia salah satu orang yang tidak berminat dengan PNS.
“Saya ingin kembali ke Muhammadiyah, kalau saya ke pegawai negeri saya khawatir langkah dakwah saya terbatasi,” jelasnya.
Setelah janji kedua terpenuhi, lanjutnya, agar lebih kompeten mengurus Muhammadiyah dia beranggapan tidak cukup lulus S1, tapi harus melanjutkan S2 dan S3.
PDM Jadi Mitra
Taufiq ingin Ketua PDM betul-betul bisa berkomunikasi secara baik dengan rektor perguruan tinggi maupun direktur rumah sakit Muhammadiyah.
“Ketua PDM harus bisa menjadi mitra yang sejajar dalam memikirkan Muhammadiyah,” jelasnya.
Sebelum janji ketiga terpenuhi, dia sudah memikirkan janjinya yang keempat yakni disertasi yang ditulisnya nanti jika selesai itu bisa bermanfaat dengan persyarikatan.
Latar belakang itulah sehingga dia memilih topik Budaya Sekolah Muhammadiyah dengan niatan kalau sudah selesai tertulis bisa dipelajari seluruh kepala sekolah dan pengurus Dikdasmen agar menyadari betul tentang pentingnya budaya organisasi.
“Sebab budaya organisasi itu adalah jantungnya organisasi, atau ruhnya organisasi. Kalau ruhnya hilang berarti mati organisasi. Kalau jantungnya rusak ya kehilangan vitalitasnya (organisasi),” tandasnya. (*)
Penulis Ahmad Nasafi. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.