PWMU.CO – Tiga PR dari Ketua PWM Jatim disampaikan Dr M Saad Ibrahim MA saat pelantikan kepala dan wakil kepala (waka) sekolah Muhammadiyah GKB, Sabtu (5/12/20).
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur ini mengungkapkan ada tiga hal yang menjadi pekerjaan rumah (PR) untuk para pemimpin yang dilantik sebagai prinsip agar Muhammadiyah menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
Dia menjelaskan. Pertama, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB sudah waktunya untuk diproyeksikan menjadi sentral edukasi (central education) untuk konteks pendidikan di Kabupaten Gresik dalam hal ini menghadirkan proses-proses pendidikan di jenjang pendidikan dasar atau menengah.
“Mulai dari jenjang PAUD, TK atau bustanul athfal, SD, SMP atau tsanawiyah dan SMA, Aliyah atau SMK,” jelasnya.
Dia berharap semua jenjang diproyeksikan memadukan antara dimensi-dimensi terutama nilai-nilai Islam dan berbagai perkembangan ilmu pengetahuan modern.
“Nantinya, ketika orang menyebut pusat pendidikan di Gresik, orang akan menyebut pusat pendidikan ada di PCM GKB,” tegasnya.
Saad menambahkan tentunya bukan hanya tentang perkembangan secara fisik bangunan tapi sumber daya manusia (SDM)-nya juga yang unggul meliputi para kepala sekolah, waka, dan guru.
“Berharap sentra pendidikan di GKB ini nantinya sebagai pelopor sampai ke tingkat nasional bahkan internasional,” ungkapnya.
Wujudkan Keunggulan
Saad mengungkapkan, PR yang kedua menginstruksikan Majelis Dikdasmen PWM Jatim untuk mulai memberikan apresiasi kepada Majelis Dikdasmen PCM melalui Majelis Dikdasmen PDM.
“Tentunya apresiasi tersebut diberikan kepada Majelis Dikdasmen PCM yang memenuhi kriteria objektif dan proyektif yang berhasil mewujudkan keunggulan-keunggulan,” ujarnya.
Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang itu lalu berpesan yang dianugerahi achievement dalam hal ini PCM yang unggul selanjutnya dapat menularkan kepada Majelis Dikdasmen wilayah lain.
Dia mengatakan PR yang ketiga adalah perlu adanya klinik yang melayani dunia pendidikan di tingkat cabang khususnya, warga Muhammadiyah pada umumnya dan lebih umumnya lagi kepada semua umat dalam konteks kemanusiaan.
Maka, sambungnya, tiga hal tersebut untuk menjadi PR baik itu di pimpinan cabang maupun daerah. “Insyaallah kalau tiga hal tersebut dapat kita capai maka kita akan berkibar dan berkibar,” paparnya.
Filosofi Glatik
Dalam kesempatan tersebut Saad juga berpantun. Gelatik ora ono sing cucuk e biru,
merga gelatik kuwi cucuk e abang.
Lek wes dilantik para kepala sekolah lan wakil kepala sekolah Muhammadiyah ya mesti ora turu
tapi kudu terus ndadekna sekolah sekolah iki berkembang.
(Glatik tidak ada yang paruhnya berwarna biru, sebab glatik itu paruhnya warna merah. Setelah dilantik para kepala sekolah lan wakil kepala sekolah Muhammadiyah tidak boleh tidur tetapi harus terus menjadikan sekolah sekolah ini berkembang).
Menurutnya sebagai pemimpin seperti perumpamaan ora turu (tidak tidur) tentunya bukan berarti tidak tidur sama sekali namun lebih dalam artian sebagai pimpinan harus lebih bekerja keras untuk mengembangkan sekolah Muhammadiyah secara terus-menerus. (*)
Penulis Anita Firlyando. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.