PWMU.CO– Siti Noordjannah Djohantini, Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, meraih gelar doktor ilmu ekonomi dengan mengupas praktik surat al-Maun dalam amal usaha Muhammadiyah di disertasinya.
Siti Noordjannah menyampaikan disertasinya dalam ujian terbuka online di Program Studi Ilmu Ekonomi Program Doktor Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Islam Indonesia (UII), Selasa (8/12/2020).
Laman suaramuhammadiyah.id melaporkan, ujian dipromotori Prof Dr Abdul Munir Mulkhan SU didampingi Co-Promotor 1 Arif Hartono SE MHRM PhD, serta Co-Promotor 2 Prof Dr Muafi MSi.
Noordjannah berhasil mempertahankan disertasi yang berjudul Dinamika Pembentukan Identitas Organisasi Studi Kasus RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Menurut dia, identifikasi anggota terhadap identitas organisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang bercirikan Islam, al-Maun, dan Kemuhammadiyahan merupakan identitas yang tertanam kuat (nested identity) bagi para anggota.
”Proses identifikasi menyatu dalam kesadaran individu secara kolektif dari para anggota berupa pengetahuan, motivasi, dan komitmen, serta orientasi tindakan,” kata istri Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah ini.
Identitas Organisasi AUM
Penelitian Noordjannah secara teoritik menghasilkan konseptualisasi dan teoritisasi tentang identitas organisasi yang didasarkan pada nilai-nilai keagamaan (Islam, al-Maun, dan Kemuhammadiyahan).
Dijelaskan, identitas itu adalah religiosity organizational identity (identitas organisasi keagamaan) pada rumah sakit Islam tertua di Yogyakarta. Amal usaha ini masih mempertahankan orientasi sosial non-profit tanpa kehilangan identitas dinamis dalam menghadapi orientasi profesional dan profit di era perkembangan organisasi modern.
”Ditemukan nilai khusus (distinctive) yang kuat dan tertanam lama dari tiga kriteria CED (Central, Enduring, Distinctive) yaitu al-Maun sebagai fitur yang khas dan membedakan RSU PKU Muhammadiyah dari rumah sakit lainnya yang memerlukan penguatan fitur dan branding yang kuat dalam proses pengembangan RSU ini untuk menghadapi kompetisi menuju RS yang unggul,” tutur aktivis Aisyiyah sejak muda ini.
Diterangkan, beberapa hal yang menjadi rekomendasi dari disertasi ini, pertama, RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta penting dikembangkan menjadi role model (uswah hasanah) yang memiliki identitas organisasi berbasis nilai keagamaan yaitu Islam, al-Maun, dan Kemuhammadiyahan.
”Karenanya diperlukan penguatan manajemen profesional-modern dan kepemimpinan institusional,” ujar Siti Noordjannah.
Kedua, Muhammadiyah penting mengembangkan identitas organisasi amal usaha kesehatan berfitur khusus al-Maun yang dikelola secara lebih modern-profesional dengan branding khusus seperti Rumah Sakit Al-Maun, Poliklinik al-Maun, Balai Kesehatan al-Maun, dan Gerakan Pelayanan Kesehatan Umum al-Maun, secara kreatif-inovatif. (*)
Editor Sugeng Purwanto