PWMU.CO– Covid masih mengancam, Komisi X DPR menganjurkan kepada Mendikbud untuk memperpanjang Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau belajar online. Guru-guru harus dikondisikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran online.
Demikian disampaikan Prof Dr Zainuddin Maliki, anggota Komisi X DPR RI dihubungi Jumat (11/12/2020). Pernyataan anggota Fraksi PAN ini menanggapi kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim yang membolehkan pembelajaran tatap muka mulai Januari 2021 sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri.
Pertimbangan Kemendikbud, PJJ yang berlangsung terlampau lama tanpa tatap muka menimbulkan berbagai dampak negatif. Tapi kondisi di lapangan angka kasus covid masih mengancam. Angkanya fluktuatif di daerah sehingga pandemi corona belum jelas kapan berhenti.
Menurut Zainuddin Maliki, kesampingkan dulu pikiran untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka. Lebih baik ubah mindset guru untuk mengarusutamakan PJJ selama masa pandemi tanpa harus mengorbankan mutu pendidikan.
Dalam situasi covid masih mengancam dan kasusnya masih belum juga menentu, sambung dia, sebaiknya tidak menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) dulu. Meski diatur dengan model shifting dan keharusan menerapkan protokol kesehatan ketat, namun bisa dipastikan pencegahan covid-19 di sekolah tidak semudah yang dibayangkan.
”Harap disadari kalau siswa sampai terkena covid-19 sungguh keadaan lebih berat. Setidaknya orangtua akan semakin tertekan ketika tidak bisa melakukan perawatan seperti merawat putra-putrinya kalau sakit selain covid-19,” ujar Zainuddin.
Orangtua Waswas
Di sekolah, kata dia, masih mungkin bisa dikontrol. Lalu siapa yang mengontrol di luar sekolah seperti waktu berangkat dan sepulang sekolah. Karena itu lebih baik mengutamakan kesehatan dan keselamatan siswa, guru dan para pengabdi pendidikan kita.
Memang pelaksanaan PTM tergantung kepada para orang tua. ”Dalam banyak kesempatan bertemu orangtua siswa, mereka masih waswas untuk melepas putra-putrinya pergi ke sekolah,” ujar mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya itu.
”Waktu kunjungan spesifik ke Bogor misalnya, saya bertemu Komite Sekolah, guru, kepala sekolah, PGRI, dan juga Dewan Pendidikan. Mereka masih khawatir dengan perkembangan penanganan pandemi corona dengan kasusnya yang masih fluktuatif. Kedatangan vaksin impor dari China pun tak kuasa menghapus kecemasan mereka,” ungkap mantan Ketua Dewan Pendidikan Jatim ini.
”Kami berharap sebelum pembelajaran tatap muka guru divaksin dulu. Jadi, jangan terburu-buru karena guru belum disiapkan, karena mereka rentan,” kata Wakil Ketua PGRI Kota Bogor, Muhammad Usman Tonda, Rabu (9/12/2020) sebagaimana dikutip AyoBogor.com.
Beberapa negara lain justru menjadikan momentum covid-19 untuk mengubah paradigm pembelajaran dari tatap muka ke pembelajaran daring atau online. Arizona State University di Amerika Serikat, katanya, sudah membuka kesempatan kepada siswa SMA/K untuk mengikuti program kuliah daring.
”Hal yang menarik program ini selain mempersingkat waktu kuliah dan meringankan biaya, juga aman dari pandemi covid-19 dan dipastikan oleh penyelenggara tanpa mengorbankan mutu,” ungkap anggota DPR dari Dapil lX Gresik dan Lamongan itu. (*)
Editor Sugeng Purwanto