PWMU.CO – Ada tiga resep sukses bagi karyawan untuk bisa menjadi bos. Intinya, jangan mau menjadi karyawan biasa. Berfikir dan bertindaklah layaknya orang besar. Demikian motivasi Ketua Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Daerah Muhamamdiyah Lamongan Fathur Rohim Syuhadi yang disampaikan di hadapan karyawan Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML) saat mengikuti Baitul Arqom di hari terakhir, Senin (24/10).
Resep pertama, kata Fathur, berbuatlah sepenuh hati. “Melakukan sesuatu jangan setengah-tengah. Bertindaklah dengan segenap jiwa dan raga, maka segala yang berat akan menjadi ringan.” Fathur melanjutkan, menjadi karyawan juga mesti full jiwa dan raga. “Berbuatlah yang lebih dari yang dibutuhkan. Posisi boleh karyawan, tapi jiwa dan tekad harus menunjukkan seorang bos.”
(Berita terkait: Jadilah Karyawan AUM yang Plus-Plus)
Salah satu sifat terpenting seorang bos, kata dia, adalah rasa memiliki perusahaan yang kuat. Sifat itulah yang membuat dia berusaha dan bekerja sebaik mungkin. “Dalam konteks Anda, maka ikutlah berfikir untuk kemajuan rumah sakit ini. Terlalu kecil jiwa Anda bila sekedar menerima gaji.”
Fathur menambahkan, yang lebih penting adalah bagaimana seorang karyawan mengabdikan diri. “Inilah investasi yang tidak ternilai daripada uang. Jadi bekerjalah terbaik dan Tunjukkan prestasi,” tuturnya.
(Berita terkait: Begini Jurus agar Karyawan AUM Aktif di Muhammadiyah Tempat Tinggalnya)
Resep kedua, kata Fathur, adalah membangun pergaulan dan komunikasi secara luas. “Jangan membatasi teman. Perbanyak komunikasi dengan orang-orang hebat, apalagi yang sudah teruji di bidangnya,” pesan pria kelahiran Lamongan ini. Menurutnya, semakin banyak teman yang baik dan sukses akan menjadikan diri seorang karyawan termotivasi dan tercerahkan. “Banyak pergaulan menjadikan hidup luwes dan bijak. Tidak seperti katak dalam tempurung. Apalagi sekarang sudah ada media komunikasi yang canggih.”
Resep ketiga, menurut Fathur, adalah selalu menambah wawasan dan ilmu. Caranya, dengan banyak membaca buku. “Di sela sela kesibukan, jangan melupakan membaca,” pesannya. “Membaca yang serius, bukan sambil lalu. Untuk awal-awal mungkin bisa membaca buku yang ringan-ringan atau baca buku untuk mendukung hobby atau spesialis yang kita geluti,” Fathur membagi resep. (M Su’ud)