ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Rabu, Maret 22, 2023
  • Login
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Puisi-Puisi Pembersih Hati

Jumat 18 Desember 2020 | 10:00
4 min read
101
SHARES
317
VIEWS
ADVERTISEMENT
Samsudin Adlawi (Istmewa/PWMU.CO)

Puisi-Puisi Pembersih Hati ditulis oleh M. Anwar Djaelani, penikmat puisi serta aktif menulis artikel dan buku.

PWMU.CO – Buku berjudul Ribang Kala Aksa; Sekumpulan Puisi, tipis tapi sarat makna. Tema-tema di 68 halamannya ada di keseharian sejak di sepertiga malam akhir, pagi, siang, hingga jelang istirahat di malam hari. Pesan-pesan di buku terbitan 2020 ini bisa menjadi penerang hati dalam menyusuri “jalan pulang”.

Meski oleh si penulis, Samsudin Adlawi (SA), tak ditempatkan di urutan pertama, puisi Jalan Pulang Itu (h. 54) patut kita dahulukan. Dari spirit yang dibangunnya, kita terbekali energi positif dalam menjalani hidup ini.

Jalan Pulang Itu /sungguh, jalan pulang itu lurus/ dari sananya// kita saja yang membuatnya penuh/ kelok, menanjak, dan terjal// sungguh, bersegeralah temukan kembali/ jalan sesungguhnya// karena kita tak tahu kapan dan di jalan mana/ akan berhenti// dan tak bisa berjalan lagi/ selama-selamanya// jalan pulang itu lapang/ walau hanya selebar kain kafan// jalan pulang menjadi sempit dalam/ hati yang sakit//.

Dengan tema kuat, bahwa semua akan berpulang, puisi dengan pilihan kata sederhana itu tetap indah dan berdaya gugah. Pesannya menggetarkan dan mencerahkan. Menggetarkan, karena “/jalan pulang itu lapang/ walau hanya selebar kain kafan//. Mencerahkan dengan memberi ingat, bahwa “jalan pulang menjadi sempit dalam/ hati yang sakit//.

Agar memiliki hati sehat, SA mengajak untuk mengambil pelajaran dari apapun yang kita saksikan. Cermatilah berbagai potret kehidupan dalam sehari-semalam.
Di sepertiga malam akhir, jemputlah Sebutir Cahaya (h. 3). Bahwa /setiap hari/ aku bangun/ lebih pagi dari/ matahari// punguti embun/ kuteguk dalam zikir/ segegas-gegasnya// saat fajar pecah/ seekor angan/ datang mencuri/ inginku// ia selipkan di/ rerimbunan/awan putih//.

Lewat puisi di atas SA mengingatkan, meski kita telah berusaha mengawali kehidupan dengan berdekat-dekat bersama-Nya, tapi godaan hidup akan tetap ada. Bentuknya, iming-iming setinggi dan seelok awan. Maka, berhati–hatilah atas /seekor angan/ datang mencuri/ inginku//.
Tahajjud sudah, shalat subuh juga. Kini, bukalah kesaksian atas sekitar kita. Di antara yang segera tampak adalah berbagai potret perjuangan manusia dalam memelihara kehidupan.

Cermatilah, di pagi yang masih basah! Seseorang telah mulai Memanggul Beban (h. 66). /turun dari langgar/ aku berpapasan/ dengan puisi/ -subuh tadi// wajahnya sunyi sembunyi/ di balik juntai kangkung/ yang nyulur dari bibir keranjang di atas/ kepalanya// kakinya terus berayun merapal/ lelah/ di sepanjang jalan basah// desir angin pagi/ lenguh kendaraan/ tak bisa singkirkan/ nyanyian sunyi perut buah cintanya/ di rumah//.

Puisi di atas elok, kisah manusia yang berpagi-pagi menjemput rezeki demi sebuah tanggung-jawab. Memang, seberat apapun, kehidupan harus kita jalani sepenuh semangat. Terlebih, karena di setiap tantangan ada pelajaran yang membuat kita makin arif.

Sibaklah terus persoalan hidup. Lewat Dalam Asuhan Laut (h. 7-8), SA membuka kesadaran: /laut telah mengajarkan// hanya timangan ombak/ yang paling menidurkan// Bahtera siap menari di atas/ buaian laut//.

Pesan SA jelas: Bergeraklah, jangan takut kepada ujian karena bersama kesulitan ada kemudahan. Benar, “Hanya timangan ombak yang paling menidurkan”.
Cobaan itu tak terbilang. Siapa pernah menyangka akan “berkenalan” dengan korona? Siapa pernah mengira akan “bertemu” Covid-19?

Sampul buku Ribang Kala Aksa karya Samsudn Adlawi


Berkesaksianlah SA di Mengiba di Kaki Covid (h. 21). /berapa banyak/ nyawa dibawa/ bom atom pergi// hanya sehirosima/ senagasaki// lalu datang nuklir/ yang tak kunjung menyalak// Korea Utara dan Amerika/ hanya pintar/ bertukar gertak// nuklir beku dalam/ diam// Lalu/ tanpa suara/ tanpa aba-aba/ tanpa ledakan/ covid datang/ tumbangkan keangkuhan/ cincang kesombongan// yang digdaya tak bisa apa-apa// mengikat bendera putih di kepala// di kaki covid/ mengiba//.

Agar tak disapa korona, manusia berdoa. SA-pun mengingatkan tentang syarat terkabulnya doa. Bacalah Banjir Doa (h. 17). /karena korona/ langit bertaburan/ bunga-bunga doa// semua mengiba/ merayu Tuhan/ agar tak terjamah/ peluk rayu korona// sayang, duhai sayang/ berlaksa doa/ itu pulang/ tanpa ikutan// kembali ke pemiliknya/ dengan catatan kaki tebal/ warna merah tegas:/ langit itu bersih/ pantang bagi/ hati berlumur/ lumut dunia//.

Menghadapi situasi apapun, jangan pernah berburuk sangka kepada Allah. Di ujian korona, SA malah menemukan sisi positif. Bacalah Mengkat Kaki di Dalam Rumah (h. 23). /korona mengikat kaki kita/ di dalam rumah// surgamu di rumah bukan di luar sana// rumah pun mendadak masjid/ mendadak gereja mendadak pura/ mendadak vihara mendadak kelenteng// di rumah kita sembahyang/ bersama orang tersayang// di rumah kita bekerja/ ditemani ceria canda keluarga// rumah kita menjadi sekolah/ anak-anak belajar dalam peluk sayang/ ayah bunda// terima kasih karena kau sempurnakan/ ikatan tali keluarga kami//.

Jangan berburuk sangka! Segala sesuatu tergantung persangkaan kita. Resapilah, di Mana Korona di Mana Kita (h. 24). Kini, korona ada di mana-mana. /di cermin ada korona/ mirip sangat wajah kita//. Mari, ajak SA, /sapu paru-paru dan hati senantiasa/ tak ada sisa ruang korona semayam//.

Menjelang istirahat malam, bagus kita introspeksi. Simak Gars Tangan (h. 13-14). /garis tangan kita/ begitu luas dan dalam// saban hari kita arungi/ kita selami// Punguti ceceran/ mutiara kehidupan/ di dasar kegelapan//.

Pesan-pesan SA lewat rangkaian puisinya bisa kita pakai untuk bercermin, sebagai refleksi harian. Itu perlu, agar kita memiliki hati yang tak sakit, suatu kondisi yang berguna dalam menyiapkan “Jalan Pulang” yang lapang.

Alhasil, SA cakap menjadikan puisi-puisinya bisa meninggalkan jejak makna yang mendalam. Rasanya, jejak itu akan mengabadi di hati penikmat puisi. Mengabadi-saya pinjam metafora SA di halaman 39-seperti teh tinggalkan jejak rasa di lidah. Sementara, di antara petikan puisi SA yang potensial mengabadi, misalnya ini: /jalan pulang itu lapang/ walau hanya selebar kain kafan// jalan pulang menjadi sempit dalam/ hati yang sakit//. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.

Artikel ini adalah versi online Buletin Jumat Hanif Edisi 13 Tahun XXV, 18 Desember 2020/3 Jumadl Ula 1442.

Hanif versi cetak sejak 17 April 2020 tidak terbit karena pandemi Covid-19 masih membahayakan mobilitas fisik.



Tags: Kumpulan PuisiM Anwar DjaelaniSamsudin Adlawi
SendShare40Tweet25Share

Related Posts

Siapa Suka Pamer, Bermegah-megahan?

Rabu 8 Maret 2023 | 18:26
277

M. Anwar Djaelani: Rokok, Tuhan 9 Senti dan Hilangnya Adab. Siapa Suka Pamer, Bermegah-megahan? (Sketsa...

Wafat di Usia Hampir Seabad, KH Ali Yafie Diterima Banyak Kalangan

Senin 27 Februari 2023 | 09:26
340

Wafat di Usia Hampir Seabad, KH Ali Yafie Diterima Banyak Kalangan Wafat di Usia Hampir Seabad, KH Ali Yafie Diterima Banyak Kalangan; Oleh M. Anwar...

Kontroversi Megawati Sindir Ngaji

Kamis 23 Februari 2023 | 13:03
766

M. Anwar Djaelani: Kontroversi Megawati Sindir Ngaji (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Kontroversi Megawati Sindir Ngaji Oleh M. Anwar Djaelani,...

Sarjana Tukang Stempel

Jumat 13 Januari 2023 | 23:04
255

M. Anwar Djaelani: Sarjana Tukang Stempel (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Sarjana Tukang Stempel; Kolom oleh M....

Jurnalistik Asyik Bersama Emak-Emak di Unair

Selasa 10 Januari 2023 | 07:43
131

Anwar Djaelani menyampaikan pelatihan menulis kepada mantan aktivis dakwah kampus. (Anisah/PWMU.CO) PWMU.CO- Jurnalistik asyik digelar...

Agar Menulis Berita Kebaikan Tak Terjerumus Riya

Minggu 8 Januari 2023 | 09:18
208

M. Anwar Djaelani: Agar Menulis Berita Kebaikan Tak Terjerumus Riya (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Agar...

Kekuatan Jurnalisme Warga

Senin 2 Januari 2023 | 12:15
134

M. Anwar Djaelani (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Kekuatan Jurnalisme Warga; Oleh M. Anwar Djaelani, aktif...

Bahasa Jurnalistik: Jangan Berbunga-bunga!

Minggu 1 Januari 2023 | 05:15
229

M. Anwar Djaelani: (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Bahasa Jurnalistik; Oleh M. Anwar Djaelani, aktif menulis sejak...

Lima Nasihat Prof KH Didin Hafidhuddin di Silatnas X Elkisi

Selasa 20 Desember 2022 | 06:58
366

Lima Nasihat Prof KH Didin Hafidhuddin di Silatnas X Elkisi, Catatan M. Anwar Djaelani. PWMU.CO...

Menulis Feature, Menggugah dengan Berita-Kisah

Selasa 20 Desember 2022 | 04:03
326

M. Anwar Djaelani: Menulis Feature Menggugah dengan Berita-Kisah (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Menulis Feature, Menggugah...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Inilah 18 Calon PCM GKB Gresik 2022-2027

    14136 shares
    Share 5654 Tweet 3534
  • Jadwal Lengkap Imsakiyah Ramadhan 1444/2023 Kota dan Kabupaten Se-Jawa Timur

    3308 shares
    Share 1323 Tweet 827
  • Cerita di Balik Evoting Musyda Kabupaten Probolinggo

    1306 shares
    Share 522 Tweet 327
  • 12 ’Bidadari’ Pendamping E-Voting Musyda Probolinggo

    1173 shares
    Share 469 Tweet 293
  • Sekjen MUI Dukung Ponpes Ahmad Dahlan Tapsel Cetak Kader Umat dan Bangsa

    973 shares
    Share 389 Tweet 243
  • Ketua MPID PWM Jatim Siap Dipenjara

    2643 shares
    Share 1057 Tweet 661
  • Festival Permata Fest Muhammadiyah Wotan, Ini Para Juaranya

    423 shares
    Share 169 Tweet 106
  • Tuntunan Shalat Iftitah, 2 Rakaat Ringan sebelum Shalat Tarawih

    6451 shares
    Share 2757 Tweet 1539
  • Telusuri Sejarah Gresik, Siswa SD Mugres Mengunjungi Kampung Kemasan

    383 shares
    Share 153 Tweet 96
  • Formasi Shalat Tarawih yang Utama: 4-4-3, 2-2-2-2-2-1, atau?

    2196 shares
    Share 878 Tweet 549

Berita Terkini

  • Kosegu dan Kokam Ikut Sukseskan Musyda Muhamamdiyah TulungagungRabu 22 Maret 2023 | 22:26
  • Buku Sejarah Muhammadiyah Tulungagung Terbit, Begini Perasaan PenulisnyaRabu 22 Maret 2023 | 22:05
  • Lembaga Pemeriksa Halal
    Lembaga Pemeriksa Halal Gelar Raker, Ini ProgramnyaRabu 22 Maret 2023 | 21:40
  • Padus IPM Sendangagung Tampil Memukau di Musypimcab PaciranRabu 22 Maret 2023 | 21:32
  • Jika Ingin Besar, Pendiri dan Pengelola RSMA Harus Saling MendukungRabu 22 Maret 2023 | 21:02
  • Pawai Becak TK Aisyiyah 2 Kota Probolinggo Sambut RamadhanRabu 22 Maret 2023 | 20:38
  • Edukatif, Tarawih Ramah Anak SDMM Terbuka untuk UmumRabu 22 Maret 2023 | 19:50
  • Ramadhan, Kiblat Rumah Dakwah PCIM Malaysia Kini AkuratRabu 22 Maret 2023 | 17:50
  • PCNA Brondong Turba Ke Ranting MencorekRabu 22 Maret 2023 | 17:28
  • 26 siswa Sdamada mengikuti semifinal Kompetisi Matematika Suprarasional; Liputan Alfiatun Naimah, kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
    26 Siswa Sdamada Ikut Semifinal Kompetisi Matematika SuprarasionalRabu 22 Maret 2023 | 17:27

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!