PWMU.CO – The Real Muhammadiyah Dapat Tantangan Ini Cabang Ranting harus berkreasi mencari peluang meski pandemi. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Ketua LPCR Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Drs M Safar Nasir MSi.
Dia menyampaikannya saat memberikan sambutan ketua panitia pada Malam Anugerah Sociopreneur LPCR PP Muhammadiyah yang digelar secara virtual oleh Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) PP Muhammadiyah, Senin (21/12/2020).
Sayembara Sociopreneur LPCR PP Muhammadiyah 2020 mengambil tema Cabang dan Ranting Muhammadiyah Teguh dan Tangguh Hadapi Pandemi Covid-19.
Komitmen Taat Kebijakan PP Muhammadiyah
Menurut Safar Nasir kegiatan malam anugerah ini merupakan rangkaian kegiatan dari webinar atau talkshow sebanyak tiga seri yang sudah dilakukan sebelumnya.
“Tema yang diangkat pada sayembara ini sebetulnya dirangkaikan dengan beberapa kegiatan webinar sebelumnya. Ada tiga seri yang sudah diadakan,” ujarnya.
Terkait dengan tema, lanjutnya, teguh dalam makna bahwa LPCR berkomitmen pada kebijakan Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk tetap mengutamakan kesehatan, keselamatan dan kemanusiaan.
“Teguh tangguh dalam arti cabang ranting harus tetap survive. Bahkan harus tetap berkreasi untuk tetap bertahan dan berkembang. Bahkan didorong untuk terus mencari peluang-peluang dalam masa pandemi ini sehingga tetap berbuat sesuatu untuk kemaslahatan,” ungkapnya.
Cabang dan ranting, lanjutnya, harus ikut aktif dalam memecahkan atau memberi solusi terhadap masalah-masalah sosial di masa pandemi ini.
“Sebagaimana kita simak beberapa waktu lalu pesan dari Pak Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir bahwa Muhammadiyah harus tampil terdepan dalam memberi solusi. Nah mudah-mudahan kegiatan LPCR ini merupakan bagian dari misi mulia tersebut,” harapnya.
Ranting is The Real Muhammmadiyah
LPCR juga ikut mendorong menggerakkan cabang-ranting untuk hadir mengatasi masalah sosial melalui gerakan sociopreneur.
“Yang diawali dengan tiga seri webinar tadi. Sebagaimana dalam pidato di beberapa kegiatan mantan Ketua (Umum) PP Muhammadiyah KH AR Fachruddin pernah menyampaikan bahwa ranting adalah The Real Muhammadiyah,” paparnya.
“Jadi cabang-ranting adalah ujung tombak persyarikatan di tingkat grassroots. Kita harus mampu menghidupkan dan menggerakkan cabang ranting ini. Salah satunya dengan kegiatan ekonomi,” tambahnya.
Sayembara sociopreneur, ujarnya, diikuti oleh 25 peserta. Dari Sulawesi, Kalimantan, Jawa, Sumatera dan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jepang.
“Setelah melalui dua tahapan penilaian, bisnis plan atau proposal yang dikirim ke panitia, kami menyeleksi 10 proposal dari 25 proposal yang masuk. Sebetulnya nilainya mendekati dan semua baik. Hanya saja kami harus memilih, sehingga pada tahap kedua penilaian kami memilih 10,” jelasnya.
“Tahap berikutnya panitia mengundang 10 peserta lewat virtual untuk teaching atau presentasi di depan dewan juri. Dari 10 peserta kami kemudian menetapkan 6 peserta sebagai juara 1,2 dan 3 serta juara harapan 1,2 dan 3,” imbuhnya.
Follow-up Inkubasi
Setelah penganugerahan ini, sambungnya, Insyaallah nanti akan diikuti atau di follow-up dengan melakukan inkubasi.
“Teknisnya akan dibicarakan lebih lanjut. Bahkan nanti kemungkinan kami akan melakukan inkubasi. Jadi nanti mungkin akan melibatkan pihak ketiga yang kompetensi dengan kebutuhan kita,” terangnya. (*)
Penulis Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.