PWMU.CO – SMP Mulia mengadakan pelatihan menulis bertema Seribu Pena Mulia untuk Ibu secara daring yang diikuti siswa kelas VII-VIII, Selasa (22/12/20).
Kepala SMP Muhammadiyah 5 (Mulia) Bungah Gresik Junainah ST menyampaikan kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka program Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
‘’Kegiatan ini sengaja kita laksanakan menjelang akhir kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021 karena bertepatan dengan peringatan Hari Ibu dan sesuai dengan tema yang kita angkat,’’ ujarnya.
Dia menyampaikan program ini bertujuan agar siswa-siswa SMP Mulia semakin bersemangat menggalakkan GLS. Tidak hanya perpustakaannya yang bagus namun diharapkan siswa mampu menulis atau menuangkan ide-ide sederhana agar nantinya semakin menunjang keberhasilan GLS.
‘’Kegiatan ini tidak hanya sekadar pelatihan, setelah menerima materi anak-anak diberi tugas untuk menulis. Harapannya ke depan tulisan mereka hari ini akan diabadikan dalam sebuah buku dan karya siswa,’’ ungkapnya.
Membaca Akses Informasi
Dalam kegiatan ini hadir pula sebagai pemateri, Musyrifah yang ikut memberikan motivasi dengan memberikan tips-tips menulis bagi siswa SMP Mulia.
Musyrifah menyampaikan menulis adalah dunia terbuka untuk siapa saja. Bukan hanya untuk kaum intelektual. ‘’Mereka yang ingin menulis tidak harus mendaftarkan diri menjadi anggota penulis, para pelajar pun bisa menjadi seorang penulis,’’ ujarnya.
Tips pertama adalah membaca karena kegiatan ini adalah proses mengakses informasi. Tanpa membaca, lanjutnya, kita akan kesulitan untuk menyampaikan ide-ide atau gagasan. Membaca di sini maksudnya adalah melek informasi, mengamati dan meneliti.
Membaca, sambungnya, perlu diikuti dengan penulisan sebagai kegiatan menuangkan ide-ide atau gagasan yang disampaikan kepada orang lain. Maka, membaca dan menulis adalah kegiatan yang tidak terpisahkan.
Menulis di Media Sosial
Musyrifah mengungkapkan, tips kedua adalah menulis singkat. Contoh paling mudah adalah menulis di media sosial bisa melalui Facebook, Twitter, Instagram atau WhatsApp.
‘’Namun adakalanya bisa menuliskan pada buku harian untuk pengalaman yang bersifat pribadi,’’ tutur guru Mimdaka ini.
Ketiga, lanjutnya, menulis apa yang kita ketahui. Cara ini paling mudah untuk dilakukan bagi pemula, dengan pengalaman pribadi akan lebih leluasa menuangkan ungkapan-ungkapan berdasarkan apa yang dialaminya secara langsung, namun harus dipastikan hal tersebut menimbulkan emosi bagi pembaca.
Menciptakan Suasana Menulis
Keempat, menurutnya, menciptakan suasana menulis yang nyaman. Saat kita menulis, ciptakan kondisi seperti apa yang kita inginkan. Bisa di ruang kerja, di rumah, di cafe atau di taman. Pemilihan waktu pun juga berpengaruh pada keinginan seseorang saat menulis.
“Bisa dipilih waktu pagi, siang atau malam hari. Ada juga seseorang saat menulis harus ada musik untuk menemani,” jelasnya.
Kelima, harus konsisten dan konsekuen. Ketika kita sudah menemukan formula yang tepat untuk menulis, langkah selanjutnya adalah konsisten dan konsekuen dengan diri sendiri.
Evaluasi Tulisan
Penulis buku antologi Berdamai dengan Musibah ini menjelaskan tips keenam adalah evaluasi. “Jangan bosan untuk terus mengevaluasi tulisan kita sendiri. Kita baca ulang terus dan terus agar ada perbaikan jika ada yang salah. Hindari penggunaan singkatan-singkatan yang tidak diperbolehkan dalam tata tulis, contoh, yg, dsb, dll, dan lain sebagainya,’’ papar Sekretaris Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Gresik ini.
Dia berharap siswa SMP Mulia akan segera mempunyai karya berupa buku dan nanti akan dibaca banyak orang. Banyak menginspirasi dan yang paling penting bermanfaat untuk perkembangan literasi sekolah.
“Selamat berjuang menulis!” (*)
Penulis Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.