PWMU.CO – Leadership, Menggapai Mimpi Jadi Kenyataan. Kita semua ini adalah pemimpin dan masing masing harus memiliki jiwa kepemimpinan. “Kullukum ra’in, wa kullukum mas-ulun ‘an ri’iyyatihi”.
Jadi kalau kepala sekolah itu manager sekaligus leader, maka karyawan dan guru itu adalah staf adminitrasi, staf ahli mengajar, dan juga ada yang harus menjadi leader dan ada kepemimpinan.
Itulah yang disampaikan Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Arbaiyah Yusuf MA dalam opening speech “Rapat Kerja Guru dan Karyawan Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya“, yang dilaksanakan via Zoom, Senin (21/12/20).
Dalam sambutanya, Arbaiyah menyampaikan apa sesungguhnya leadership itu. Ia mengatakan leadership itu adalah bagaimana membawa tranvision to reality, membawa apa yang diangan-angankan itu menjadi satu realitas. Apa yang diimpikan dan ditargetkan jangka panjang maka kemudian menjadi realitas.
“Oleh karena itu, ada strategi mengembangkan realitas ini. Dimulai dari menyusun visi, menyusun tujuan, menyusun program, menyusun aktivitas. Dan semuanya itu dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Itulah sesungguhnya leadership. Maka masing masing kita harus memiliki jiwa leadership,” jelasnya.
Ia menambahkan, ketika visi dan core values sudah disusun bersama-sama: branding, tujuan, dan program strategis sudah ditetapkan, maka dalam raker kali ini poin-poin itu yang akan dikembangkan.
“Nah pada semester yang akan datang kita masih perlu mempersiapkan pendidikan pembelajaran jarak jauh, karena kita belum tahu persis kapan sebenarnya pandemi Covid 19 ini selesai, jadi tetap jarak jauh,” katanya.
Dua Macam PJJ
Sesuai dengan tema yang diusung sekolah “Daring Luring Yes! Garing Boring No!” Arbaiyah menjelaskan dua macam pembelajaran jarak jauh (PJJ) yaitu luring (luar jaringan) dan daring (dalam jaringan).
Ia mengatakan, dalam PJJ luring, yang pertama harus ada modul. Di dalam modul itu tertuang apa yang dilakukan oleh guru dan apa yang dilakukan oleh siswa.
”Dengan modul itu maka pembelajaran itu menggunakan model MIKR, jadi model mikir itu yang dituangkan yaitu mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi. Jadi ada empat tahap, Maka itulah yang kemudian ditawarkan oleh Tanoto Foundation”, katanya.
Selain itu, lanjutnya ada juga model yang digunakan diawali dengan brandstorming, presetation, practice, produktive, dan reflection (B3PR). “Jadi B3PR ini yang dikembangkan juga di Muhammadiyah dengan mengikuti modelnya ICT Production yang kantornya ada di USA. Dan ini bisa berbasis pada modul,” jelasnya.
Luring yang kedua yaitu bisa dengan televisi, radio, atau juga bisa dengan membangun studio itu bisa di-share dengan sekolah Muhammadiyah yang lain. “Nah, di sinilah peran SDM 16 bisa menjadi signifikan karena punya sebuah program yang bisa diakses pihak lain,” katanya.
Selanjutnya PJJ daring. Menurutnya, PJJ daring perlu kreativitas untuk menemukan metode-metode pembelajaran yang cocok.
“Metode apa yang bisa dilakukan itu, Bapak atau Ibu bisa menciptakannya. Dulu sebelum ada joyful learning saya menciptakan joyful English. Nah di dalam joyful English itu saya tekankan pada pemberdayaan siswa jadi ada freedom dan demokrasi. Dan ternyata freedom dan demokrasi itu ada di dalam pendidikan holistic,” katanya.
Di akhir sambutannya Arbaiyah berharap dalam raker ini bisa dibentuk tim editorial dan penulis untuk membuat metode-metode pembelajaran PJJ luring dan daring. Sehingga dengan pola itu peran ortu bisa terlibat secara aktif.
“Kita harus selau aktif karena di dalam Alquran juga sudah di sebutkan wamakaru wamakarallah. Manusia merencanakan Allah juga merencanakan,” kata dia.
Maka, sambungnya, kalau kita tidak merencanakan, posisi kita dipertanyakan. Apakah kita sebagai manusia, sehingga apa yang kita cari dalam hidup ini itu tentu saja itu dekat sekali dengan ayat al-Quran atau matan-matan hadits yang sudah tertuang.
“Dan insyaallah segala kreativitas yang dilakukan kemudian kita bisa menciptakan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,” tutupnya. (*)
Penulis Riska Oktaviana. Editor Mohammad Nurfatoni.