PWMU.CO – UM Jember bersiap melakukan uji kompetensi dosen untuk meningkatkan kualifikasi dalam program Kampus Merdeka. Untuk mendukung kegiatan tersebut Universitas Muhammadiyah (UM) Jember mengadakan Sosialisasi Dosen Penggerak yang dilaksanakan selama dua hari, Selasa-Rabu (22-23/12/2020).
“Kegiatan yang dilaksanakan via Zoom, menundang empat nara sumber yang berkompeten di bidangnya. Yaitu Prof Dr Ir Hendrawan Soetanto MRur Sc dari Universitas Brawijaya, Dr Alim Setiawan S STP MSi dari Institut Pertanian Bogor, Dra Ahmad MPd PHd dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto, dan Dr Sri Suning Kusumawardani ST MT dari Universitas Gadjah Mada,” ujar Ketua Panitia Dr Nikmatur Rohmah SKep Ns MKes, Rabu (23/12/20).
Dosen Penggerak
Nikmatur mengatakan UM Jember memiliki potensi untuk melakukan transformasi dan harmonisasi Indikator Kinerja Utama (IKU) selaras dengan kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemedikbud). Salah satunya dengan keberhasilan dalam meraih secara maksimal 10 program bantuan program studi menerapkan kerja sama Kurikulum Merdeka Belajar –Kampus Merdeka.
Untuk itu, lanjutnya, UM Jember mengadakan kegiatan Sosialisasi Dosen Penggerak terlebih dahulu sebelum melakukan uji kompetensi untuk bisa meraih indikator ketercapaian dalam penerapan Kurikulum Merdeka Belajar.
“Kemdikbud memberi istilah dosen-dosen tersebut sebagai dosen penggerak. Dosen penggerak juga sejalan dengan nilai-nilai al-Islam ke-Muhamadiyahan yakni kader yang menggerakkan,” jelasnya.
8 Karakter Dosen Penggerak
Guru Besar Universitas Brawijaya Prof Dr Ir Hendrawan Soetanto MRur Sc mengatakan kegiatan yang diikuti 285 dosen lingkup UM Jember ini karena adanya tantangan SDM Pembangunan Indonesia.
“Menurut data Badan Pusat Statistik Agustus 2019, mayoritas tenaga kerja hanya berpendidikan SD ke bawah dengan prosentase 39,66 persen,” katanya.
Dia menjelaskan untuk menciptakan SDM unggul 2024, pendidikan karakter dan pengamalan Pancasila yang diprioritaskan. Setelah itu meningkatkan inventasi dan inovasi, penciptaan lapangan kerja, dan pemberdayaan teknologi.
Selain merdeka dalam belajar, sambungnya, interpretasi Kemendikbud terhadap visi Presiden SDM Unggul adalah peran dosen sebagai penggerak.
“Ada delapan karateristik yang harus dimiliki oleh dosen penggerak salah satunya ialah membuka ruang kepada mahasiswa untuk bebas berkreativitas dalam karya dan pemikiran sekaligus melatih dan membiasakan mahasiswa untuk mandiri alam belajar, mengekplor potensi dirinya dan mengatasi masalah. Dosen penggerak tak boleh merasa terancam Ketika melihat mahasiswanya melebihi ilmunya,” ungkapnya.
Nilai Tingkat Pemahaman Materi
Nikmatur memaparkan selama kegiatan berlangsung dua hari, di tiap sesinya juga dilakukan evaluasi guna menilai tingkat pemahaman materi. Melalui aplikasi Kahoot.it, evaluasi dikemas dalam bentuk game.
“Bagi peserta terbaik akan kita beri reward sebagai bentuk apresiasi telah mengikuti kegiatan ini,” ujarnya.
Nantinya, lanjutnya, tindak lanjut riil dari kegiatan ini adalah 10 prodi yang telah mendapatkan bantuan dana program kerja sama MBKM dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan 11 prodi yang mendapatkan insentif dana internal dari UM Jember akan serentak menerapkan kurikulum MBKM (Merdeka Belajar-Kampus Merdeka) di semester genap 2020/2021.
Wakil Rektor 1 UM Jember Dr Emy Kholifah R MSi mengungkapkannya harapannya setelah dilakukan Sosialisasi Dosen Penggerak ini kader penggerak dosen bisa memahami peran serta tanggung jawabnya, bentuk kegiatan pembelajaran MBKM berupa magang, pertukaran mahasiswa, proyek kemanusiaan, proyek independent.
“Tak lupa juga dalam bidang pengabdian ada program membangun desa atau KKN Tematik dan kegiatan wirausaha,” tandasnya.
Penulis Disa Yulistian. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.