PWMU.CO – Kondisi sekolah-sekolah Muhammadiyah di Bawean yang memprihatinkan, menggugah Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik untuk segera terjun langsung ke lapangan.
Sejak Kamis (27/10) pagi, rombongan Majelis Dikdasmen meluncur ke pulau yang menjadi bagian dari Kabupaten Gresik itu. Agenda pertama pertemuan dengan Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sangkapura.
Dalam pertemuan yang berlangsung di SMPM 3 tersebut, Ketua PCM Sangkapura Hozaimi, menyampaikan kendala yang dialami di SMAM 2 Sangkapura. Sekolah yang dulu pernah berjaya itu kini hanya memiliki 14 siswa, yaitu 2 siswa Kelas XII, 5 siswa, Kelas XI, dan 7 siswa, Kelas X. Minimnya jumlah murid itu mengkhawatirkan, karena pemerintah bisa melakukan penutupan atau regrouping (penggabungan).
Sebenarnya, beberapa langkah telah dilakukan Majelis Dikdasmen dan sekolah yang bersangkutan. “Kami mencoba dengan memfasilitasi perangkat sekolah. Selain itu, sekolah juga kami gratiskan,” ujar Hozaimi.
(Baca: Didorong Keprihatinan, Para Rantau Ini Solidkan Diri Bantu Muhammadiyah Bawean)
Ketua Majelis Dikdasmen PCM Sangkapura Amir menyampaikan harapan agar sekolah-sekolah Muhammadiyah di Bawean saling membantu untuk memajukan satu dengan lainnya. “Saat ini, SMAM 2 Sangkapura memerlukan bantuan komputer atau laptop untuk meningkatkan kualitas pembelajaran berbasis informasi teknologi (IT). Karena ternyata minat remaja di Bawean pada IT cukup tinggi,” kata Amir yang berharap usaha itu bisa mendongkrak minat masyarakat Bawean menyekolahkan putra-putrinya SMAM 2.
Hal yang sama disampikan Kepala Sekolah SMAM 2 Sangkapura Abdul Hamid. Menurutnya, fasilitas sekolah khususnya terkait IT masih sangat terbatas. “Hal lain yang menjadi kendala adalah keterbatasan guru tetap di sekolah,” ujar Hamid.
(Baca juga: Gerilya Komunitas Muhammadiyah Bawean Rantau untuk Majukan Pulau Tempat Kelahirannya)
Hozaimi menambahkan, harapan masyarakat Bawean lainnya adalah kemampuan berbahasa Inggris, mengingat sebagian besar lulusan SMA di Bawean mempunyai orientasi kerja ke Singapura.
Ketua Majelis Dikdasmen PDM Gresik Dodik Priyambada menyampaikan bahwa kunjungan majelis yang dipimpinnya itu untuk menjalankan amanah Persyarikatan dalam memajukan pendidikan Muhammadiyah di Gresik, khususnya di Bawean. “Kunjungan ini adalah salah satu program Majelis Dikdasmen untuk mengetahui permasalahan-permasalahan untuk mencari solusi bersama,” katanya.
Terkait masalah yang disampaikan, Dodik mengatakan bahwa langkah saling membantu antarsekolah sangat diperlukan. “Sekolah Muhammadiyah yang satu dengan yang lain bisa saling berkomunikasi untuk memanfaatkan bersama fasilitas yang ada.”
(Baca juga: Warga Muhammadiyah Asal Pulau Bawean Usul Pembentukan Cabang Istimewa Daratan)
Mengenai dana, Majelis Dikdasmen siap menjembatani dilakukannya sinergi dengan sekolah yang lebih mampu. “Bisa juga melalui Lazismu atau Komunitas Muhammadiyah Bawean Rantau.”
Dodik menambahkan, perlu juga dibentuk tim pengembangan sekolah yang terdiri dari SMAM 2 Sangkapura dan Majelis Dikdasmen untuk memetakan minat masyarakat terhadap pendidikan. “Setelah itu harus dibuat program tindak lanjut dan implementasi program di lapangan,” katanya.
(Baca juga: Inilah Gerak Cepat Majelis Dikdasmen untuk Keunggulan Sekolah Muhammadiyah Gresik)
Sementara itu Bendahara Majelis Dikdasmen PDM Gresik Suwarno, berpesan agar dijaga soliditas organisasi di PCM Sangkapura. “Jika ada perbedaan pandangan, mengajak mari kita kembalikan pada tujuan dakwah Muhammadiyah, yaitu untuk mencari ridla Allah SWT,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, Sekretaris Majelis Dikdasmen PDM Gresik M Fadloli Aziz menyampaikan program-program Majelis Dikdasmen PDM Gresik.
Pada akhir pertemuan, Majelis Dikdasmen PDM Gresik menyampaikan bantuan 1 unit laptop sumbangan SMAM 1 Gresik untuk SMAM 2 Sangkapura. Kunjungan Majelis Dikdasmen PDM Gresik akan berlangsung sampai 30 Oktober. Selain ketua, sekretaris, dan bendahara, ikut dalam romongan itu anggota Majelis M Lembang Widjayadan dan M Choiruz Zimam, serta Ketua MKKSM SD/MI Moch Mansur. (MFA)