PWMU.CO– Natal rahmatan lil alamiin beredar di media sosial sepekan ini. Diupload di Youtube oleh Junaedi Salat JS. Judulnya vulgar. Streaming Ibadah Natal Para Murtaddien.
Junaedi Salat (70) dulu sewaktu muda adalah aktor film terkenal. Salah satu filmnya Ali Topan Anak Jalanan yang dibuat tahun 1977. Lalu tahun 1984 dia masuk Kristen kemudian jadi pendeta hingga kini.
Video itu rekaman ibadah Natal online yang diadakan Gereja Methodis Injili pada 15 Desember 2020. Backdropnya menampilkan tulisan Natal Bersama Kultum 2020. Acara pertama dibuka dengan sambutan Ketua Sinode Gereja Methodis Injili Pendeta Ricardo RJ Palijama.
Penampilan pendeta ini pakai baju koko dan berkopiyah hitam. Membuka salam dengan ucapan: syalom laskar-laskar Kristus jemaat kultum. Kemudian dia menjelaskan ibadah Natal kali ini mengangkat tema rahmatan lil alamin.
”Artinya, rahmat bagi kita semua. Rahmat berbicara tentang kasih karunia Allah yang begitu dahsyat. Kita bisa menikmati sampai detik ini semua karena kasih karunia yang Tuhan anugerahkan bagi kita,” katanya. Sambutan dia akhiri dengan kata syalom assalamu alaikum warahmatullahi wa barakatuh.
Setelah itu doa pembukaan yang dipimpin oleh Pendeta Muhammad Ilyas Syam. Usai doa disambung dengan tilawatil kitab-kitab Allah. Tampillah anak muda berkacamata berkopiyah kuning. Ternyata membaca ayat al-Quran surat Maryam ayat 19-21 dalam teks Arab yang menceritakan kelahiran Nabi Isa. Dia didampingi perempuan sebagai penerjemah ke bahasa Indonesia.
Selesai membaca ayat 21, dia sambung lagi dengan kalimat bahasa Arab. Orang menyangka itu lanjutan ayat 22 surat Maryam. Ternyata bukan. Bunyinya terdengar janggal: Qola lahu yasu’u anahu wa thoriqu wal haqqu wal hayat laisa ahadu ya’ti ila abahi illabi.
Diterjemahkan, kata Yesus kepadanya: akulah jalan, kebenaran, dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada bapa kalau tidak melalui aku.
Setelah di-googling ternyata itu ayat Yohanes 14: 6 dalam Alkitab yang di-Arabkan. Qori di acara Natalan ini telah mencampurkan ayat al-Quran dengan ayat Alkitab seolah-olah menjadi satu rangkaian.
Sosok Qori
Selesai tilawatil kitab Allah dilanjutkan pujian lagu Abaana alias Bapa Kami dalam syair bahasa Arab. Sesi berikutnya dialog makna Natal bersama Junaedi Salat dengan qori tadi yang dipanggil Dil. Setelah di-googling nama lengkapnya Fadilah Mulya. Seorang pendeta muda.
Penampilan Junaedi Salat dan Fadilah Mulya pakai baju koko dan berkopiyah. Bahkan kopiyah Fadilah kali ini berganti warna hitam dengan hiasan ornamen salib mengitarinya. Keduanya bercerita masa lalu saat masih Islam dan kehidupan sekarang.
Sosok Fadilah Mulya ketika dicari di google ada beberapa informasinya. Dia menjabat Sekretaris Badan Musyawarah Gereja Methodis Injili. Ketuanya Pendeta Ricardo RJ Palijama.
Dia bisa membaca al-Quran karena waktu SD pernah di pesantren meski tidak tamat. Kuliah di Universitas Muhammadiyah Jakarta lulus tahun 2010. Menurut pengakuannya, waktu mahasiswa ikut mengisi kajian di siswa SMA sehingga dipanggil ustadz.
Meski kini menjadi pendeta, dia tak meninggalkan atribut muslim seperti baju koko dan kopiyah saat berkhotbah di gereja. Sepertinya itu dijadikan ciri khasnya. Ada satu berita yang dimuat media online yang menceritakan, akun medsosnya memuat gambar pelecehan terhadap Nabi Muhammad saw.
Tak ada penjelasan dalam video itu kenapa acara Natalan Gereja Methodis Injili ini memakai kultur dan simbol muslim. Termasuk tema rahmatan lil alamiin. Kebiasaan ini berbeda dengan Kristen Ortodoks Syiria pimpinan Bambang Noorsena yang memang dari asalnya sudah berbudaya Arab. (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto