PWMU.CO – Kisah siswa tuna netra Smamsatu meraih Special Award Champion Tahfidh Al-Quran di ajang Muhammadiyah Education Awards Special Edition 2020.
Siswa SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik kelas X IPS 1 Wanda Nur Nabilah berhasil mengukir prestasi special award champion yang diumumkan secara virtual oleh Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, Sabtu (26/12/20).
Melalui voice note, Wanda, sapaan akrabnya, memaparkan kisahnya hingga meraih prestasi. Siswa yang hafal 6 juz al-Quran ini mengaku butuh persiapan 3-5 hari sebelum mengikuti ajang ME Award Special Edition 2020 ini.
“Alhamdulillah saya sangat bersyukur sekaligus sangat senang bisa menjadi bagian dari peserta ME Award di tahun ini,“ ucap siswa yang buta sejak lahir ini.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada bapak ibu guru pendamping Smamsatu karena telah memberikan banyak dukungan dan penyemangat dalam mencapai sebuah keberhasilan ini.
Ingin Melanjutkan sampai S-3
Wanda mengungkapkan ingin melanjutkan sekolah hingga S-3. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, dia banyak berlatih, berusaha, dan memperbanyak berdoa kepada Allah SWT. Yang paling penting adalah meminta doa restu kepada kedua orangtua.
“Karena segala sesuatu yang akan kita lakukan, harus disertai dengan doa restu dari orangtua dan semua yang ingin kita raih juga bergantung kepada ridanya,” tambahnya.
Menurutnya menang atau kalah dalam sebuah kompetisi itu memanglah sudah biasa. Dalam berkompetisi pasti ada persaingan tersendiri tetapi kalau kita mengalami kekalahan dalam berkompetisi itu berarti Allah masih ingin melihat usaha serta kerja keras kita.
“Untuk mencapai hasil yang ingin kita gapai, teruslah berusaha dan jangan lupa untuk tetap berdoa. Mengenai hasilnya, biarlah Allah saja yang menentukan. Kita hanya tinggal memasrahkan semua hanya kepada Allah semata,” terangnya.
Kepada PWMU.CO, Wanda menuturkan, rencana ke depannya adalah melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. “Saya ingin menjadi seorang guru atau dosen, dan seorang hafidz Quran,” tutur anak pasangan dari Sajib Is Wandi dan Nur Siana ini.
Harapannya, lanjut dia, bisa mewujudkan cita-cita saya untuk menjadi orang yang sukses dan tak lupa membanggakan orangtua dan bangsa.
“Meski kondisi saya tidak sempurna, tetapi tidaklah menjadi penghalang untuk menggapai mimpi, asa dan cita-cita,” tambahnya.
Ikut Lomba Bersama Saudara Kembarnya
Sementara itu, guru pendamping khusus (GPK) Atik Anjarwati SPsi mengatakan sebenarnya Wanda mengikuti ajang ini bersama kembarannya yang hafal enam juz juga, Windi Nur Fadilah. Keduanya mengikuti lomba Tahfih Al-Quran SMA/MA bersama 112 peserta lain.
“Awalnya Wanda yang ingin ikut lomba, namun kembarannya juga mau ikut. Karena kembar biasanya punya keinginan yang sama dan saling menyemangati, maka Windi akhirnya ikut juga. Keduanya bersaing bersama peserta lain yang normal padahal keduanya penyandang disabilitas netra. Dan alhamdulillah, Wanda yang berhasil mendapat penghargaan,” ucapnya.
Dia memaparkan Wanda dan Windi berangkat dari rumahnya di Dusun Lempung RT 1 RW 2 Desa Turirejo Kecamatan Kedamean Gresik ke Pondok Pesantren Madinatul Ilmi Smamsatu bersama ibu dan adiknya karena tidak bisa melihat dan mengenali lingkungan sekitarnya.
“Keduanya harus dituntun. Wanda dituntun ibunya dan saya (Atik) menuntun Windi,” ujarnya.
Mereka berdua, sambungnya, didampingi sampai babak final karena sekolah menyediakan fasilitas untuk mengikuti secara virtual di Kantor Pondok Pesantren Madinatul Ilmi. Untuk itu sekolah memberikan fasilitas terbaik bagi mereka.
Muhammadiyah Boarding School
Atik mengungkapkan, selain ikut ajang MEA 2020, Wanda dan saudara kembarnya dikenalkan dengan lingkungan Pondok Pesantren karena keduanya mengikuti kelas Muhammadiyah Boarding School (MBS) di Smamsatu.
“Maka ini sebagai pengenalan, di mana letak kamar mandi, ruang makan dan kamar tidurnya,” jelasnya. (*)
Penulis Estu Rahayu. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.