ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Minggu, April 2, 2023
  • Login
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Buya Hamka, Hidup Sulit di Masa Rezim Nasakom

Sabtu 2 Januari 2021 | 08:09
3 min read
1.2k
SHARES
3.9k
VIEWS
ADVERTISEMENT
Buya Hamka
Buya Hamka

Buya Hamka, Hidup Sulit di Masa Rezim Nasakom oleh Artawijaya, penulis buku dan aktivis dakwah.

PWMU.CO-Senin, 27 Januari 1964. Buya Hamka baru saja usai mengisi pengajian kaum ibu di Masjid al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta. Ia baru saja tiba di rumahnya yang tak jauh dari masjid tempatnya mengajar. Hari itu puasa Ramadhan 1383 Hijriyah baru saja masuk hari kedua belas.

Sekitar pukul 11.00 tengah hari, empat orang dari kepolisian dengan membawa surat penahanan sementara, datang menangkap ulama asal Minangkabau, Sumatera Barat itu. Buya Hamka tentu terkejut. Apalagi, polisi mengatakan bahwa dirinya ditahan karena dugaan melanggar Penpres No.11/1963. Tuduhan itu tak main-main: melakukan subversif terhadap pemerintah!

”Jadi saya ditangkap?” tanya Hamka.

”Ya,” jawab polisi berpakaian preman itu sambil meminta izin untuk menggeledah di dalam rumah. Setelah menggeledah isi rumah, membongkar laci-laci, dan mengobrak-abrik buku-buku yang ada di kamar tidur, para polisi itu kemudian membawa ulama itu.

Dengan mobil Morris, Hamka yang pernah menjadi anggota Konstituante dari Partai Masjumi itu kemudian diangkut menuju kantor polisi. Perlengkapan yang ia bawa hanya tas kecil berisi pakaian sehari-hari, handuk, sarung, dan sajadah. Sang istri yang melihat kejadian itu kemudian jatuh pingsan.

”Ya Allah sabarkan hatiku, sabarkan hatiku…”ujarnya.

Rusydi Hamka, putra dari tokoh Partai Masjumi itu mengenang masa-masa sulit saat sang ayah ditangkap oleh rezim Nasakom Soekarno. Ia menceritakan kenangan itu dalam sebuah buku berjudul Pribadi dan Martabat Prof Buya Hamka.

Sebagai seorang anak, ia bisa merasakan betapa pilunya melihat sang ayah digelandang di depan ibu dan adik-adiknya. Namun ketegaran sang ayahlah yang membuat mereka menjadi kuat menerima cobaan itu.

Tuduhan Palsu

Setelah di tahanan, barulah Buya Hamka tahu bahwa ia ditangkap karena dituduh sebagai ketua gerombolan yang akan membunuh Soekarno dengan pendanaan dari Tengku Abdurrahman, Perdana Menteri Malaysia.

Polisi menuduh ia mengikuti rapat gelap di Tangerang pada 11 Oktober 1963, bersama para mantan aktivis Partai Masjumi antara lain Dalari Umar dan Gazali Sahlan, terkait rencana tersebut.

”Saudara hendak mengadakan kup atas kekuasaan pemerintah yang sah. Saudara ikut dalam komplotan hendak membunuh Bung Karno. Rekan saudara, Dalari Umar, menyimpan empat peti granat untuk dilemparkan kepada Bung Karno. Tidak ada guna lagi membela diri berputar belit, semua rahasia sudah di tangan polisi. Pengkhianat-pengkhianat negeri akan diganyang,”ujar interogator dari polisi, mencecar Buya.

Cap sebagai pengkhianat membuat Hamka merasa terhina. Apalagi tuduhan-tuduhan yang dilontarkan kepadanya semuanya dusta. Karena pada malam tanggal 11 Oktober 1963 sebagaimana yang dituduhkan polisi, ia justru sedang berada di Masjid Agung Al-Azhar, menghadiri malam ta’aruf pengurus Muhammadiyah Jakarta yang baru saja dilantik.

Hadir dalam pelantikan itu Menko H. Muljadi Djojomartono, Menteri Agama KH Saifuddin Zuhri, dan Gazali Sahlan yang mewakili gubernur Jakarta Raya. Jadi, tanggal itu, Hamka tak ada di Tangerang.

Belakangan diketahui bahwa fitnah itu memang sengaja dirancang oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) yang ketika itu dekat dengan kekuasaan dan berusaha terus untuk menghabisi para mantan tokoh Partai Masjumi, termasuk Buya Hamka.

Sebelumnya, Lembaga Kesenian Rakyat (Lekra) dan surat kabar yang dikelola oleh para aktivis PKI seperti Bintang Timur terus memfitnah Buya Hamka sebagai plagiat.

Novel Tenggelamnya Kapal Van der Wick yang ditulisnya dituduh menjiplak karya sastra di Prancis. Lekra membuat isu skandal sastra terbesar terkait novel itu. Semua tuduhan itu, tentu saja semata-mata karena kebencian mereka terhadap Hamka sebagai ulama yang berlatar belakang aktivis Partai Masjumi.

Tulisan ini juga bisa dibaca di artaazzamwordpresscom.wordpress.com

Editor Sugeng Purwanto

Tags: ArtawijayaBung KarnoBuya HamkaPartai MasyumiPKI
SendShare496Tweet310Share

Related Posts

Lagu Panggilan Jihad, Salah Kaprah tentang Penciptanya

Rabu 30 November 2022 | 10:18
2.9k

Sampul album Orkes Gambus El Kawakib pimpinan Rifai Abdul Manaf. PWMU.CO- Lagu Panggilan Jihad yang...

Neo PKI

Jumat 30 September 2022 | 10:23
730

M Rizal Fadillah Neo PKI oleh M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan PWMU.CO- Gerakan...

Jangan Takut Berkata Tidak, Belajar dari Hamka dan Natsir

Jumat 27 Mei 2022 | 23:04
626

M. Anwar Djaelani: Jangan Takut Berkata Tidak, Belajar dari Hamka dan Natsir (Sketsa foto Atho'...

Langgar Wetan Pasar, Ada Jejak KH Ahmad Dahlan di Sini

Rabu 30 Maret 2022 | 05:29
1k

Langgar Wetan Pasar Ponorogo. Langgar Wetan Pasar, Ada Jejak KH Ahmad Dahlan di Sini oleh...

Ayahku, Haji Poethoet Soegito

Senin 14 Maret 2022 | 16:49
1.1k

Ustadz Putut Sugito, kiri, bersama KH Syukri Zarkasyi. PWMU.CO- Ayahku Haji Poethoet Soegito dipanggil di...

Farid Ma’ruf, Pejuang Multiwarna, Perselisihannya dengan Hamka Berakhir Indah

Jumat 14 Januari 2022 | 05:19
8.5k

Farid Ma’ruf Pejuang Multiwarna, Perselisihannya dengan Hamka Berakhir Indah. Farid Ma’ruf (duduk, kiri) Farid Ma’ruf,...

Agitprop Amatiran Bernama Buzzer

Kamis 25 November 2021 | 05:29
567

M Rizal Fadillah Agitprop Amatiran Bernama Buzzer oleh M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan....

Partai Politik Layak Dibubarkan, Bukan MUI

Rabu 24 November 2021 | 06:14
809

Daniel Mohammad Rosyid Partai Politik Layak Dibubarkan, Bukan MUI oleh Daniel Mohammad Rosyid, Guru Besar...

Jas Merah Bung Karno

Minggu 31 Oktober 2021 | 23:00
7.2k

Daniel Mohammad Rosyid Jas Merah Bung Karno oleh Daniel Mohammad Rosyid, Guru Besar ITS dan...

Nama Sukarno Temurun Empat Generasi di Keluarga Rusia Ini

Senin 25 Oktober 2021 | 10:15
8.6k

Duta Besar M. Wahid Supriyadi bersama Sukarno Kamilevich, kiri, dan Sukarno Magomedovich. (foto rbth) Nama...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Putranya Diterima di IPB lewat SNBP, Ini Harapan Ketua Komite Smamsatu

    18937 shares
    Share 7575 Tweet 4734
  • Tapak Suci Smamsatu Borong Medali Tingkat Nasional

    21970 shares
    Share 8788 Tweet 5493
  • Naik Lagi Jumlah Siswa Smamsatu yang Lolos PTN lewat SNBP

    9774 shares
    Share 3910 Tweet 2444
  • Dag-dig-dug Jantung Mantan Ketua IPM Smamsatu Ini Diterima di Unesa

    4747 shares
    Share 1899 Tweet 1187
  • Putri Kepala Smamsatu Diterima di Unair Jalur SNBP 2023

    11650 shares
    Share 4660 Tweet 2913
  • Tampil Apik di Musyab, Tim Musikalisasi Puisi Spemdalas Dinilai 99

    2402 shares
    Share 961 Tweet 601
  • Atlet Basket Smamsatu Masuk Jurusan Akutansi di SNBP 2023

    3203 shares
    Share 1281 Tweet 801
  • Naik Tajam, 36 Siswa Smamita Lolos SNBP 2023

    769 shares
    Share 308 Tweet 192
  • King Queen of Library SD Mugeb Kunjungi Perpustakaan Spemdalas

    2159 shares
    Share 864 Tweet 540
  • Rahasia Putri Kepala SD Mudipat Surabaya Diterima di Unesa

    1260 shares
    Share 504 Tweet 315

Berita Terkini

  • Empat Tips Menciptakan Keluarga HarmonisSabtu 1 April 2023 | 22:46
  • Menjadikan Syukur sebagai Bahan Baku Utama Kebahagiaan KeluargaSabtu 1 April 2023 | 21:17
  • Bacaan Gharib Jadi Ice Breaking Pengajian Ramadhan IniSabtu 1 April 2023 | 20:13
  • Belajar jadi saudagar
    Belajar Jadi Saudagar Kaya dari IbuSabtu 1 April 2023 | 16:19
  • Syarat taklukkan dunia
    Taklukkan Dunia Miliki Dua Syarat IniSabtu 1 April 2023 | 14:41
  • Mubaligh hijrah ramadhan
    Mubaligh Hijrah Ramadhan Muhi Gelar Pengajian Akbar di PCM KalikajarSabtu 1 April 2023 | 14:16
  • Islam Melahirkan Umat Unggul dan Peradaban MajuSabtu 1 April 2023 | 13:41
  • Siswa SD Musix Ikut Kuliah Histologi di Fakultas Kedokteran UM SurabayaSabtu 1 April 2023 | 13:30
  • Berorientasi ke Depan, Sekolah Muhammadiyah Jadi ModelSabtu 1 April 2023 | 13:03
  • Aktualisasi Islam Berkemajuan Merujuk pada Tiga Pertanyaan JibrilSabtu 1 April 2023 | 12:51

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!