PWMU.CO– Personal Brand menjadi bahasan Kajian Spesial Jumat Malam (KSJM) dengan narasumber Prof Dr Eng Imam Robandi, guru besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS).
Kajian webinar ini diadakan oleh Majelis Pembinaan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Semarang, Jumat (1/1/2021) malam pukul 19.30-21.30. Peserta diskusi anggota IRo-Society Empowering dan Enlightening dari berbagai daerah.
Imam Robandi menyampaikan topik Thinking About The Future; Personal Brand dan Values. Diskusi dipandu Prof Dr Esti Handayani dari Universitas Mulawarman.
Dalam paparannya, Imam Robandi menyampaikan, Personal Brand dapat diciptakan oleh masing-masing individu. Contoh, ketika sedang membaca karya sastra Chairil Anwar, Ismail Marzuki dan Taufik Ismail, meskipun tidak kenal mereka, tapi karya-karyanya menjadi brand pada penulisnya. Kekuatan intelektual penyairnya melahirkan karya yang menjadi brand.
”Posisi Personal Brand ini terbuka sangat luas dan untuk siapa saja yang menghendaki. Karena sebuah karya akan menentukan brand seseorang,” ujar Imam Robandi, dosen Teknik Elektro ITS ini.
Personal Brand Para Nabi
Dia memberikan gambaran lagi tentang kisah Nabi Khidir as mengajarkan ilmu hikmah dan kebijaksanaan kepada Nabi Musa as. Kisah dua nabi ini memberikan pelajaran kehidupan untuk umat manusia.
”Dari kisah itu dapat diambil pelajaran bahwa Personal Brand harus dibesarkan. Ini adalah peluang dan kesempatan yang tidak akan berulang. Peluang dan kesempatan harus dilakukan sebagai perwujudan mimpi menjadi kenyataan,” tuturnya.
Karena itu, dia, berpesan hindari ungkapan keluhan seperti lelah, jenuh, bosan, atau tidak punya waktu. Karena kata-kata tersebut memiliki implikasi negatif. Tenaga dan pikiran akan tersedot dan terkuras habis. ”Jangan melakukan hal-hal yang tidak penting, kemudian dianggap penting. Fokus pada satu titik yang harus kita kejar menuju tangga keberhasilan dan kesuksesan,” ujarnya.
Dia menyarankan untuk memunculkan dan meningkatkan brand adalah dengan menulis. Karena menulis akan menghasilkan karya yang spektakuler. Karya ini akan menghiasi sejarah peradaban baru.
Menurut dia, membangun personal brand berarti mengangkat dua hal sekaligus yaitu individu dan institusi. Peluang untuk membesarkan brand sangat besar di mana pun kita berada. Di kota maupun di pelosok desa. ”Kesempatan itu terbentang sangat luas selama masih ada kemauan keras dan kemampuan diri untuk berkembang mengikuti alur informasi,” tandasnya.
Ditegaskan, orang yang berkarya meskipun tidak pintar akan menimbulkan brand. Sebaliknya orang yang pintar tetapi tidak membuat karya maka tidak ada brand. ”Kita harus mencari lingkungan yang memberikan respon positif,” tuturnya. (*)
Penulis Sunarti Aldemaky Editor Sugeng Purwanto