PWMU.CO – Lahir, Komunitas Investor Warga Muhammadiyah di Pasar Modal pada Jumat 8 Januari 2021. Ini menjadi salah satu momen bersejarah bagi Muhammadiyah.
‘Kelahirannya’ ditandai dengan webinar Seri Belajar Saham Syariah bertema “Bagaimana Menjemput Rezeki dari Bursa Saham”. Hadir sebagai nara sumber Agus S Djamil MSc, Ketua Pimpinan Ranting ‘Istimewa’ Muhammadiyah (PRIM) Jenderal Sudirman Jakarta.
Dalam pengantarnya moderator Lambang Saribuana, Ketua PImpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Manggarai, Jakarta, menyampaikan harapan agar dari forum ini berkembang amal usaha Muhammadiyah yang profesional dan mampu mencatatkan sahamnya di pasar modal sebagai tempat investasi bagi warga Muhammadiyah.
Sementara itu Agus S. Djamil menyampaikan empat materi. Yatu: Situasi Ekonomi saat Ini, Bagaimana Menjemput Rezeki di Bursa, Mengenal Bursa Efek Indonesia (BEI), Empat Macam Keuntungan dari Saham, dan Risiko vs Return: 10 Pertimbangan Investasi di Saham.
Agus yang sebelumnya menjadi ekspatriat selama 18 tahun di Brunei Darussalam terharu melihat antusiasme warga Muhammadiyah mengikuti acara perdana ini. Sebanyak 87 peserta mengikuti acara yang tanpa dipungut biaya ini.
Selengkapnya materi penulis buku Rahasia Emak Millenial Laba Tranding Saham Syariah dan Abudance ini bisa dismak dalam video berikut ini.
PRIM Jenderal Sudirman Jakarta
PRIM Jenderal Sudirman telah resmi dikukuhkan sebagai wasilah dakwah dan silaturahmi para pelaku usaha dan profesional yang beraktivitas di kawasan bisnis Sudirman Jakarta yang peduli dengan Persyarikatan Muhammadiyah.
Dalam perkembangannya anggota PRIM Jenderal Sudirman meluas dari seluruh Indonesia. khususnya para investor saham yang dalam perkembangannya kini bisa dilakukan secara daring atau digital dari mana saja sepanjang ada koneksi internet.
Dalam sesi penutup Lambang Saribuwana berharap komunitas ini mampu menyadarkan warga Muhammadiyah untuk berani berinvestasi di pasar modal. “Bersama komunitas Investmu insyaallah dipandu agar menjadi investor yang aman dan berkah,” ujarnya. (*)
Penulis Prima Mari Kristanto. Editor Mohammad Nurfatoni.