PWMU.CO– Fathu Mekkah sudah di depan mata. Kota itu segera takluk. Barisan pasukan muslim berjajar-jajar memasuki Kota Mekkah. Ali bin Abu Thalib berada di depan memimpin pasukan masuk kota dengan membawa panji perang.
Zubair bin Awwam memimpin pasukan kuda di sayap kiri. Sa’ad bin Ubadah memimpin pasukan berkuda di sayap kanan bersama pasukan Khalid bin Walid. Pasukan ini masuk kota dari arah Al-Lith, bagian Makkah Bawah.
Pasukan Abu Ubaidah bin Al-Jarrah bersama pasukan lain turun ke Makkah berbaris di depan pasukan Rasulullah. Pasukan ini masuk Mekkah dari arah Adzakhir hingga tiba di Makkah bagian Atas. Di sini tenda komandan untuk Nabi Muhammad saw didirikan sebagai pos komando.
Rasulullah berpesan kepada para panglima pasukannya saat memasuki Makkah, pertama, tidak menyakiti siapa pun kecuali orang-orang yang memerangi. Kedua, membunuh delapan orang yang ditetapkan sebagai TO (Target Operasi). ”Mereka harus dibunuh walaupun berlindung diri dengan bergantung di kain penutup Kakbah,” perintahnya.
Delapan orang yang menjadi TO itu adalah pertama, Abdullah bin Sa’ad. Dia ini awalnya menjadi penulis wahyu kemudian murtad. Kedua, Abdulllah bin Khattal yang murtad dan membunuh seorang muslim. Ketiga dan keempat, dua penyanyi bernama Fartana dan temannya yang nyanyiannya menghina Rasulullah.
Kelima, Al-Huwairits bin Nugaidz yang menyakiti putri Rasulullah yaitu Fatimah dan Ummu Kultsum saat hijrah ke Madinah dengan membunuh untanya sehingga putri Nabi jatuh tersungkur.
Keenam, Miqyas bin Hubabah yang membunuh muslim. Ketujuh, Sarah, mantan budak Bani Abdul Muthalib yang menghina dan menyakiti Nabi. Kedelapan, Ikrimah bin Abu Jahal, musuh Islam.
Posisi Abu Sufyan bin Harb aman karena dia telah masuk Islam di hadapan Rasulullah ketika pasukan sedang berkemah di luar kota Mekkah. Dia masuk Islam diantarkan oleh paman Nabi, Abbas bin Abdul Muththalib.
Pertempuran Kecil
Melihat pasukan muslim dari Madinah mengepung dan masuk Kota Mekkah, tokoh-tokoh setempat seperti Shafwan bin Umaiyyah, Ikrimah bin Abu Jahal, dan Suhail bin Amr menyusun pasukan di Al Khandamah untuk menghadang.
Mereka bertemu pasukan Khalid bin Walid. Terjadi pertempuran tak seimbang. Dengan mudah perlawanan pasukan Mekkah dipatahkan. Tiga orang dari pasukan Khalid gugur yaitu Kurz bin Jabir, Khunais bin Khalid bin Rabi’ah, dan Salamah bin Al-Maila. Sementara dari kaum musyrikin terbunuh tiga belas orang.
Pasukan musyrikin yang terdesak lantas mundur. Kemudian para pemimpinnya seperti Shafwan bin Umaiyyah, Ikrimah bin Abu Jahal, dan Suhail bin Amr melarikan diri.
Ikrimah bin Abu Jahal melarikan diri hingga ke Yaman. Istrinya, Ummu Hakim binti AlHarits, masuk Islam. Kemudian memintakan ampunan untuk suaminya kepada Rasulullah dan dikabulkan.
Ummu Hakim pun pergi mencari suaminya ke Yaman. Setelah bertemu diajaknya kembali ke Mekkah menemui Rasulullah. Ikrimah lantas masuk Islam.
Surban Pengampunan
Sementara Shafwan bin Umaiyyah lari ke Juddah untuk bersembunyi. Dia juga ingin ke Yaman. Saudaranya, Umair bin Wahb, menemui Nabi untuk memintakan ampun. ”Ya Rasulullah, sesungguhnya Shafwan itu pemimpin kaumnya. Saat ini melarikan diri darimu dan hendak melemparkan diri ke laut. Maka berilah dia jaminan keamanan.”
Rasulullah memberikan jaminan keamanan. Sebagai buktinya dia memberikan surban yang dipakai kepada Umair bin Wahb. Dia segera pergi menemui Shafwan dengan membawa surban untuk memberitahukan Rasulullah telah memberi ampunan.
Tapi Shafwan ragu dan malu. ”Namun aku khawatir atas diriku sendiri,” katanya. Umair menyakinkan Rasulullah lembut dan mulia sehingga tak perlu takut. Akhirnya, Shafwan bersedia pulang.
Sesampainya di depan Rasulullah, Shafwan berkata,”Umair mengatakan engkau telah memberi jaminan keamanan untukku.” Rasulullah menjawab,”Benar.” Shafwan berkata lagi,”Beri aku waktu dua bulan untuk memilih.” Rasulullah malah memberi waktu empat bulan untuknya.
Akhirnya Shafwan dan istrinya, Fakhitah binti Al-Walid masuk Islam. Setelah fathu Mekkah banyak pembesar dan rakyat kota itu masuk Islam dan tunduk kepada Rasulullah.
Nasib Para TO
Nasib orang-orang Mekkah yang jadi TO (Target Operasi) sebagian diampuni sebagian lagi dibunuh. Abdullah bin Sa’ad minta perlindungan kepada Utsman bin Affan, saudara sesusuannya. Utsman membawanya ke Rasulullah minta jaminan keamanan.
Abdulllah bin Khattal dibunuh oleh Sa’id bin Harits dan Abu Barzah Al-Aslami. Sedangkan Miqyas bin Shubabah dibunuh oleh Numailah bin Abdullah.
Dua penyanyi wanita Abdullah bin Khattal, salah satunya dibunuh, satunya melarikan diri. Kemudian meminta pengampunan. Budak Sarah juga meminta pengampunan. Sedangkan Al-Huwairits bin Nuqaidz dibunuh oleh Ali bin Abu Thalib. (*)
Kisah fathu Mekkah disarikan dari Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam.
Penulis/Editor Sugeng Purwanto