PWMU.CO – Prodi Farmasi Umla (Universitas Muhammadiyah Lamongan) mengadakan seminar via Zoom dan Youtube untuk membahas vaksin Covid-19, Selasa (09/01/2020)
Hal ini dilakukan untuk mengedukasi para peserta tentang pengembangan dan rasionalitas vaksin Covid-19 karena pandemi semakin meningkat.
Hadir sebagai pemateri Apt Rahmat Aji Prasetya SFarm MSc dan Apt Beny Setiawan MFarm-Klin dari Akademi Farmasi Surabaya. Dalam webinar ini juga turut hadir Dekan Fakultas Kesehatan Arifal Arif SKep Ns MKes.
Hampir 60 Juta Orang Terinfeksi Covid-19
Dalam sambutannya, Arifal Arif menyampaikan, hampir 60 juta orang terinfeksi Covid-19 dan 1,4 juta orang meninggal dunia.
“Beberapa bulan belakangan ini, vaksin telah masuk ke Indonesia dan mulai digunakan pada pertengahan Januari 2021,” katanya.
Hal tersebut menurutnya masih menimbulkan beberapa pertanyaan, apakah vaksin yang tersedia aman dan efektif. “Oleh karena itu, tujuan diadakannya seminar ini untuk mengedukasi tentang pengembangan dan rasionalitas penggunaan vaksin Covid-19,” terangnya.
Sedangkan Apt Rahmat Aji Prasetya SFarm MSc dalam menyampaikan materi Rasionalitas Terapi Covid-19 mengatakan, proses pengembangan vaksin perlu dilakukan uji preklinik dari fase ke fase.
“Pengujian ini biasanya memakan waktu 15 tahun. Akan tetapi, untuk SARS Cov-2 dilakukan pengujian secara stimulant sehingga waktu yang dibutuhkan tidak terlalu lama,” ucapnya.
Setelah dilakukan uji klinis tersebut peraturan revisi dilakukan oleh Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat serta European Medicines Agency (EMA) atau Badan Pengawas Obat Eropa sehingga dapat diproduksi dalam skala besar.
Tahapan Penemuan Vaksin
Rahmat Aji juga mengatakan, tahapan penemuan vaksin oleh Moderna terdiri dari solasi virus dan genome sequencing, penentuan target protein dan basic vaksin, pembuatan prototype dan uji in silico uji in vivo pada hewan, seperti mencit dan tikus secara pararel serta membuat protokol produksi pembuatan vaksin dengan standar eGMP.
Hal tersebut bertujuan untuk menguji efektivitas dengan mengamati respon imun ketika diinjeksikan, penentuan dosis efektif dan uji keamanan.
“Adapun parameter uji efektivitas yang dilakukan oleh Moderna yaitu Antibodi (IgG) spesifik pada protein S, aktivitas neutralizing antibody dan imunitas terhadap infeksi virus setelah 7 minggu imunisasi,” jelasnya.
Hindari Covid-19 dengan Disiplin Prokes
Sementara itu pemateri kedua Apt Beny Setiawan MFarm-Klin menjelaskan, protein SARS-CoV-2 berbeda dari virus influenza, pasien yang terinfeksi mengalami beberapa gejala dan penyebab.
“Untuk menghindari Covid-19 tersebut masyarakat perlu melakukan langkah-langkah pencegahan dengan tertib menerapkan 3M (Mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak) melakukan isolasi mandiri, terapi antivirus, antiinflamasi serta vaksin.
“Bagi pasien yang terinfeksi Covid-19 tanpa gejala sebaiknya diberikan vitamin dan tidak dianjurkan mengonsumsi dexamethasone,” tuturnya.
Setelah materi usai, acara dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab oleh peserta kepada kedua pemateri.
Kedua pembicara membawakan materi yang sangat menarik dan informatif sehingga membuat peserta yang hadir begitu antusias dalam mengikuti jalannya seminar.
Hal ini dibuktikan dari peserta Prodi Farmasi Umla yang terdiri dari D3 dan S1 Farmasi ini banyak melontarkan pertanyaan dan membuat suasana diskusi semakin hidup dan menyenangkan.
Penulis Sulistiyowati Editor Nely Izzatul