PWMU.CO – “Siapa kamu…? Ansharullah. Siapa kamu…? Ansharullah. Siapa kamu…? Ansharullah. MUPALAS….. Bismillahirrahmanirahim… iso… iso… yes…”
Pekikan membahana itu keluar dari mulut para peserta Latihan Dasar Kepimpinan Siswa (LDKS) siswa-siswi SMP Muhammadiyah XIV (Mupalas) Tandes, Surabaya. Dipandu trainer organizer Wahyu dari lembaga pengembangan diri Motivation Spiritual Buliding (MUST B), kegiatan yang berlangung 29-30 Oktober di Villa AIZIA Pacet Mojokerto itu diikuti oleh 60-an peserta yang telah di seleksi untuk dikader menjadi calon-calon pemimpin.
Saat membuka acara, Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tandes Hasan Cholis mengatakan, pengkaderan adalah suatu keniscayaan yang harus terus-menerus dilakukan oleh semua unsur yang ada di tubuh Persyarikatan.
(Baca: Berbagi pada Anak Berkebutuhan Khusus: Cara Unik Sekolah Muhammadiyah Ini Peringati Sumpah Pemuda)
Kegiatan ini menghadirkan para pembicara yang berpengalaman. Materi Al Islam dan Kemuhammadiyahan misalnya, disampaikan Adenin, seorang mubaligh Muhammadiyah Surabaya. Dia menekankan pentingnya menjaga aqidah. “Kita harus bersih dari perbuatan bidah, takhayul, dan syirik,” ujar Adenin yang juga salah satu guru di Mupalas.
Sementara materi leadership disampaikan oleh Fery Yudi Antonis Saputro SHI MPdI dengan tema Student Today Leader Tomorrow. “Sekarang kalian adalah pelajar. Sekarang kalian adalah generasi muda yang sering kali dipandang sebelah mata. Namun 15-20 tahun yang akan datang, kalian harus tunjukkan pada dunia bahwa kalian bisa. Bahwa kalian itu mampu, do the best lets Allah do the rest,” kata Fery menggugah semangat peserta.
Selain diberikan materi dalam bentuk teori, para peserta juga diajak praktik seperti shalat malam yang dipimpin oleh Moch Adi Pramono SThI. Peserta juga diajak outbound dengan games yang menarik seperti lose member, borgol ajaib, triple tower, bombox, atau traffic jam. “Semua filosofi dari game tersebut adalah everything is possible; tidak ada yang impossible,” kata Wahyu.
Game-game itu, kata wahyu, juga menekankan kekuatan sebuah team dengan membuat super team dan bukannya superman. “Juga mengasah dan melatih visioning sebuah leader, serta menghargai setiap proses keberhasilan ataupun kegagalan.” (MN)