PWMU.CO – Smamio memantapkan diri sebagai sekolah riset disampaikan Hari Widianto MPd dalam rangkaian acara milad ke-6, Selasa (12/1/21).
Dalam acara webinar bertema Ready for Research School Kepala SMA Muhammadiyah 10 GKB (Smamio) Gresik itu menjelaskan sekolah sangat fokus dalam pembinaan siswa dalam mengikuti karya tulis ilmiah. Baik di level nasional maupun internasional. Salah satunya dengan mengadakan webinar ini.
“Webinar yang mendatangkan Sri Fatmawati SSi MSc PhD Dosen Kimia Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) dan Prof Dr M Alie Humaedi MA MHum peneliti Ahli Utama Bidang Kebudayaan LIPI diharapkan bisa menginspirasi siswa untuk memulai penelitian.
Untuk memulai suatu penelitan, lanjutnya, seorang peneliti muda harus berpikir ilmiah dan memiliki karakter yang bertanggung jawab serta mandiri. Smamio akan terus berproses untuk menyiapkan anak didiknya demi menyongsong sekolah riset ke depannya.
Modal Dasar Penelitian
Dalam pemaparan materi Dosen Kimia ITS Sri Fatmawati menjelaskan untuk memulai penelitian, peneliti bisa mengangkat isu global, referensi terpercaya, kebutuhan dan ide.
“Di mana ada ide pasti terhubung dengan referensi, di mana ada isu global, di situ ada kebutuhan masyarakat. Namun, modal dasar yang paling utama adalah cinta dan semangat terhadap Ilmu,” ujarnya.
Fatma, sapaan akrabnya, menjelaskan untuk melakukan penelitian kita harus cinta dulu dengan apa yang akan kita lakukan. Kriteria penelitian yang baik, sambungnya, salah satunya topik penelitiannya belum banyak diteliti, serta memuat literatur baru dan relevan.
“Penyelesaian masalahnya dan juga metodenya tepat digunakan agar bisa menjawab permasalahan dengan baik, dilengkapi pula dengan data penelitian yang valid dan jujur serta simpulan yang bisa dipercaya kebenarannya,” paparnya.
Peneliti, menurutnya, bisa mulai mengamati permasalahan yang ada di sekitar sesuai bidang yang diminati. Hal tersebut didapat dari melihat langsung fenomena, melalui literatur, ataupun informasi dari media cetak dan media sosial sehingga akan muncul ide, karena cara yang paling mudah untuk menumbuhkan ide adalah dengan membaca dari berbagai sumber,” papar Ketua Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) ini.
Menemukan Ide Menarik
Fatma menjelaskan untuk menemukan ide yang menarik dalam suatu penelitian, peneliti perlu mempelajari pengetahuan dan teori terhadap objek yang akan diteliti.
“Selain itu, siapapun yang akan melakukan penelitian, cobalah untuk berpikir out of the box karena hal tersebut adalah kuncinya. Kreativitas dan berpikir kritis sangat diperlukan untuk memulai penelitian,” ujarnya.
Peneliti, sambungnya, wajib menghindari plagiarisme. “Peneliti harus memastikan ide tersebut benar-benar belum ada yang menulis sebelumnya.”
Peneliti Harus Sensitif
Hal senada juga disampaikan Prof Dr M Alie Humaedi MA MHum. Peneliti Ahli Utama Bidang Kebudayaan LIPI yang menjadi narasumber kedua mengatakan seorang peneliti awal harus memiliki sensitivitas. Kemahiran pengumpulan dan analisis data serta didukung dengan metode yang tepat dan disokong pula dengan kemahiran menulis.
“Sensitivitas di sini artinya si peneliti memiliki kepekaan dan hasrat ingin tahu tentang suatu yang akan diteliti. Setelah itu peneliti mengumpulkan dan menganalisis data, sedalam dan seluas apa data yang didapatkan tersebut serta estetika tulisannya,” ungkapnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, untuk memulai suatu penelitian, peneliti perlu untuk memiliki sifat peka, yang nantinya hal tersebut bisa diangkat menjadi suatu topik dan rumusan masalah untuk penelitian. (*)
Penulis Novania Wulandari. Editor Ichwan Arif.