PWMU.CO – Luar biasa. Dua kata yang menggambarkan bagaimana dinamisnya Pimpinan Cabang Muhammadiyah Babat, Lamongan. Sejumlah amal usaha (AUM) baru didirikan. Bukan saja AUM pendidikan dan kesehatan yang sudah menjadi garapan lama, PCM Babat juga membangun AUM di bidang ekonomi dan perumahan.
Ketua PCM Babat Abdul Ghofar menjelaskan, apa yang dilakukan Muhammadiyah Babat adalah bagian dari respon terhadap fenomena persaingan global. “Kami sudah melakukan tindakan nyata berupa penguatan ekonomi dengan mendirikan BTM (Baitul Tanwil Muhammadiyah, red) dan perumahan Muhammadiyah”, tegasnya di hadapan undangan acara Pelantikan Bersama Pimpinan Cabang Muhammadiyah, Aisyiyah, dan Pemuda Muhammadiyah Babat (28/10).
(Berita terkait: Dicari, Pemimpin Muhammadiyah yang Kober)
Sebelum acara pelantikan, sejumlah “proyek” Muhamamdiyah Babat diresmikan hari itu. Mulai dari peletakan batu pertama pembangunan gedung baru Rumah Sakit Muhammadiyah Babat, peletakan tiang pancang pembangunan gedung mini industri SMKM 5 di Puncakwangi, peresmian gedung BTM dan peresmian perumahan Muhammadiyah di Puncakwangi.
Ghofar mengatakan, berdirinya BTM merupakan jawaban atas merebaknya rentenir di masyarakat. “BTM yang sudah beromset 9 milyard ini adalah ikhtiar nyata Muhammadiyah untuk membentengi aqidah umat Islam,” ungkapnya.
Menyangkut pembangunan perumahan, Ghofar menjelaskan bahwa hal itu dilakukan sebagai langkah dakwah komunitas sebagaimana amanat Muktamar Muhammadiyah ke-46 di Yogyakarta tahun 2010. “Hunian ini menjawab keraguan sebagian pengamat, bahwa Muhammadiyah tidak punya percontohan masyarakat Islami,” tegasnya. Menurut Ghofar, perumahan yang diberi nama “Bukit Puncakwangi Islamic Residence” itu dibangun dan dikembangkan untuk mengamalkan Pedoman Hidup Islami Muhammadiyah.
Perumahan yang dibangun di desa Pucakwangi Babat itu hasil kerjasama dengan pengembang Riscom Jakarta. Pimpinan proyek Ahmad Arif Rahman Saidi SE kepada pwmu.co, Ahad (30/10) menyampaikan bahwa tim pengembang akan menyiapkan 374 unit rumah. “Sekarang sudah terjual 180 unit dan sedang dalam proses pembangunan. Dari jumlah itu, yang sudah dihuni 24 unit,” jelas Arif.
Arif mengatakan, penghuni perumahan itu adalah mayoritas warga Muhammadiyah. “Jadi ada penghuni yang bukan warga Muhammadiyah. Tapi mereka harus taat dengan peraturan yang ditetapkan.” Bahkan, kata Arif, beberapa kali ada warga non-Muslim yang ingin membeli rumah. “Tapi kami menolak secara halus.”
(Baca juga: PCM Ini Rintis Perumahan Muhammadiyah Terbesar se-Indonesia)
Untuk menuju kehidupan Islami, PCM Babat telah menunjuk beberapa personal untuk menjadi Tim Kehidupan Islami, yang bertugas menata dan mengatur kehidupan di perumahan agar sesuai syariat Islam, yang meliputi lingkungan, pendidikan, dan sosial.
Ketua Tim Kehidupan Islami Tholhah mengatakan bahwa sejak awal perumahan tersebut dikonsep ketat dan terseleksi. “Karena kami benar-benar ingin menjadikan perumahan ini sebagai percontohan nasional.”
Selain memiliki kelebihan sebagai perumahan komunitas Islami, perumahan ini dibangun secara terpadu, asri, dengan akses jalan luas yang dilengkapi taman dan bangunan masjid yang megah. Dan hanya berjarak 4 km dari pusat kota. Anda tertarik? (M Su’ud)