PWMU.CO – Atasi Pandemi dengan llmu, Ulama Tulis 20 Buku soal Itu. Hal itu disampaikan Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Dr Syafiq Mughni MA pada Pengajian Umum PP Muhammadiyah dengan tema Vaksinasi Covid-19: Perspektif Tarjih dan Kesehatan, Jumat (15/01/2020)
Prof Syafiq mengatakan, saat ini masyarakat sudah sama-sama mengetahui dan merasakan apa yang terjadi hampir satu tahun ini di negara kita, sehingga Muhammadiyah sebagai organisasi yang menganut Islam berkemajuan ingin membawa manfaat bagi semua.
Krena itu, Muhammadiyah tidak tinggal diam dan terus bergerak untuk mengatasi masalah-masalah yang sedang dihadapi umat manusia khususnya bangsa Indonesia sekarang ini.
“Kalau kita lihat pada masa lalu yang terjadi ketika kemunduran abad-abad Islam. Saat orang-orang menghadapi pandemi dengan cara tradisional, banyak orang meninggal karena pemahaman yang salah,” tutur Syafiq.
Dia menceritakan, pernah suatu kaum yang mengatasi wabah dengan berkumpul, berdzikir, membaca ayat-ayat Quran, menyembelih dan memberikan sedekah kepada orang miskin.
Juga menyalakan lampu-lampu, minta barakah dan wasilah kepada orang yang dianggap sakti. Mencari jimat agar terhindar dari virus pandemi namun banyak orang meninggal karena pemahaman yang salah itu.
Karya Ulama tentang Wabah
Syafiq juga mengatakan, terkait adanya wabah atau pandemi, banyak ulama Islam yang memberikan reaksi dengan melahirkan karya-karya.
“Ada sekitar 20-an buku ulama-ulama Islam terkait pandemi ini. Beberapa contohnya adalah Kitabut Thawa’in karya Ibnu Abid Dunya, ada juga Badhlul Ma’un fiy Fadhlit Tha’un karya Ibnu Hajar Al-Asqalani,” terang Syafiq.
Lebih lanjut Syafiq menjelaskan, jika buku tersebut mengeksplorasi ajaran Rasulullah dan merekam catatan-catatan selama pandemi berlangsung.
“Berbeda ketika abad 14 atau 15 Masehi. Di saat Islam mengalami kemunduran, maka saat itu Islam sangat sedikit yang mengembangkan ilmu pengetahuan termasuk kedokteran,” imbuhnya.
Jangan Terkena Sindiran Al-Quran
Dengan memahami sejarah-sejarah tersebut, Syafiq mengajak umat Muslim khususnya kader Muhammadiyah untuk menghadapi pandemi dan vaksinasi yang sedang berlangsung ini dengan bijak.
“Tentu kita menghadapi beberapa tantangan, termasuk persoalan pemahaman agama. Oleh sebab itu kita menghadirkan Prof Syamsul Anwar sebagai Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid yang diharapkan mejawab tantangan itu,” kata Syafiq.
Selain Prof Syamsul Anwar, hadir juga Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada (UGM) Zullies Ikawati sekaligus dr Agus Taufiqurrahman sebagai pakar kesehatan yang juga Ketua PP Muhammadiyah.
“Ini semua untuk meyakinkan kita agar tidak terkena sindiran dari al-Qur’an. Laisa laka bihi ilmun. Jangan sampai kita berpegang pada pendirian yang kita tidak memiliki panduan di dalamnya,” tandas Syafiq. (*)
Penulis/Editor Nely Izzatul