
PWMU.CO – Jangan remehkan uang koin, juga botol minuman. Sebab dari infak uang coin Rp 500-an yang “ditabung” ke dalam botol minuman bekas, Masjid KH Mas Mansur berhasil dibangun. Masjid milik Panti Asuhan Muhammadiyah Cabang Wiyung Surabaya itu dibangun menghabiskan dana sekitar Rp 758 juta. Dan sebagian dananya berasal uang receh itu.
Masjid yang dibangun di atas tanah hibah dari aktivis Aisyiyah Hj Asnah itu diresmikan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr M Saad Ibrahim, Sabtu (29/10) lalu. Panti sendiri berdiri sejak tahun 2003 setelah mendapatkan hibah tanah seluas 700 meter persegi. Dari tanah itu didirikan bangunan 2 lantai, yang kini bertambah dengan bangunan masjid.
Kepala Panti Asro Rofi’i menyampaikan bahwa masjid itu dibangun dengan dana yang sebagian dikumpulkan dari gerakan infaq tiap hari sebesar Rp 500-an. Asro menuturkan, setiap jamaah menyiapkan botol minuman bekas yang setiap hari harus diisi dengan infak, minimal, uang coin Rp 500.
“Gerakan ini kami mulai sejak Juli 2013 dan hingga Oktober ini telah terkumpul kurang lebih Rp 200 juta. Insyaallah program ini akan terus berjalan,” kata Asro yang juga menjelaskan bahwa ternyata para jamaah tidak hanya mengisi botol dengan uang recehan Rp 500, tapi tidak sedikit yang mengisi dengan Rp 100 ribu.
Pengumpulan donasi, kata Asro, tidak berhenti pada jamaah dengan infak uang recehan itu. Mereka juga mengajak teman-teman di tempat kerjanya masing-masing untuk ikut terlibat dengan menyisihkan pendapatannya. “Pengurus dan karyawan panti juga kita wajibkan menjadi donatur tetap,” ujarnya.
Selain membangun masjid, panti juga berencana merealisasikan pembangunan Pondok Pesantren Modern Mas Mansyur di Kelurahan Balasklumprik, Lakarsantri. “Makanya, penggalian dana dengan cara membagikan botol plastik kami intensifkan agar bisa lebih cepat terkumpul. Mohon doanya,” papar Asro.

Ketua PCM Wiyung H Irwandono SH menyampaikan banyak terima kasih pada semua yang telah memberikan sumbangan, khususnya pada Hj Hasna yang mewakafkan tanahnya. “Sebagai wujud terima kasih, panti saat ini ikut merawat Ibu Hasna. Semoga panti bisa berkiprah lebih jauh, di antaranya menyelamatkan masyarakat sekitar dari jeratan hutang dari “bank titil” (rentenir, red) dengan program pemberdayan masyarakatnya,” katanya.
Sementara itu, dalam tausiyahnya, M Saad Ibrahim kembali mengutip ungkapan Mantan Ketua PBNU KH Hasyim Muzadi. “Kalau ada 3 orang Muhammadiyah berkumpul, maka beberapa bulan kemudian akan berdiri sekolah, rumah sakit, panti asuhan, dan sebagainya,’” kata Saad menirukan Hasyim.
Menurut Saad, pernyataan Hasyim itu tidak salah. Sebab, seperti yang di tekankan pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan, Alquran dan Alhadits bukan hanya untuk dipahami secara tekstual, melainkan harus diwujudkan dalam bentuk konkrit berupa amal shaleh yang berwujud panti dan sebagainya itu. (Fery)
Discussion about this post