PWMU.CO – Ramanda Tauhid Wafat, HW Jatim Kembali Kehilangan Tokohnya. Belum genap sebulan Hizbul Wathan Jawa Timur kehilangan tokohnya, Asmara Hadi (80) yang wafat pada pada 28 Desember 2020, kini menyusul dr Rasyid Muhammad Tauhid Al Amin MSc Dip HPEd (79).
Dia meninggal dunia pada Senin (18/1/2021) pukul 15.20 WIB di Rumah Sakit Islam Surabaya. “Ia bolak balik masuk Rumah Sakit karena kanker usus,” kata Sulistyo Rini, istrinya.
Menurut rencana, jenazahnya akan dikebumkan malam ini di Makam Islam Kendangsari, Surabaya. Di kompleks pemakaman ini, istri pertamanya: Hj Riyanti AMd Keb, juga dimakamkan.
Sebelum diberangkatkan ke pemakaman, jenazah disemayamkan di rumah duka, Jalan Kendangsari XI/2 Surabaya.
Jejak Perjuangannya
Muhammad Tauhid Al Amien adalah tokoh Hizbul Wathan (HW) Jawa Timur. Ia bersama H Asmara Hadi, H Fathurrahman, H Muslimin, M. Bisri Nuh, A. Manan Chamid, Muh Muchlis, Wairooy Abu Bakar, M Cholil Subari, Nur Cholis, Chotib Sofwan, Djahit, Hidayatullah, Askan Atje, Abdul Kodir, Alifah, Masnunah, dan Edy Gunawan menjadi lokomotif kebangkitan kembali HW pada tahun 2000. .
Pada Musywil II di Batu tahun 2005, Ramanda Tauhid—sapaan akrabnya—terpilih sebagai Ketua Kwarwil HW Jawa Timur menggantikan Asmara Hadi pada periode 2005-2010. Selanjutnya pada periode 2010-2015 ia sebagai wakil ketua mendampingi Yusman yang terpilih menjadi ketua.
Ramanda Tauhid juga mendapat amanah sebagai salah satu pimpinan Kwartir Pusat pada tahun 2000 -2015.
Selain aktif di HW, Ramanda Tauhid juga pernah menjabat Wakil Ketua Lembaga Pengembangan Masyarakat dan Sumber Daya Manusia (LPM SDM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim tahun 1995-2000 dan Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) PWM Jatim tahun 1992-1996.
Di luar Muhammadiyah, dia pernah menjadi Ketua Biro Kesehatan Dewan Masid Indonesia (DMI) Jatim tahun 1991-2006 dan Wakil Ketua Ikadan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Surabaya tahun 1988-1993. Dia juga menjadi pengurus Pendidikan Tinggi Dakwah Islam (PTDI) Jawa Timur.
Pendidikan dan Karier
Rasyid Muhammad Tauhid Al Amien lahir di Kediri pada tanggal 6 Agustus 1942. Dari perkawinannya dengan bidan Riyanti, dia dikaruniai tiga orang anak yaitu: Rita RN, Ninil RM, dan Okki AS.
Ia menyelesaikan pendidikan sekolah rakyat (SR) di Trenggalek tahun 1955. Lalu SMP PGRI Tulungagung lulus tahun 1958. SMA Negeri Blitar lulus tahun 1961. Pendidikan Kedokteran FK Unair lulus tahun 1969 dan S-2 Appl Nutrit lulus tahun 1978.
Sedangkan riwayat pekerjaannya: di Bagian Ilmu Faal FK Unair Surabaya sejak 1968; dokter perusahaan Nabati Yasa 1973-1993, dokter Polo KBN/Keuangan sejak 1976 hingga pensiun, dan Kepala UPT Pusat Komputer Unair 1991-1996.
Karya Tulis yang telah dipublikasikanyaitu Hidup Sehat, Indeks Terjemah Al Qur’an, dan Penelusuran Kandungan Al Quran.
Kesan Mendalam Sahabat
Ketua Kwarwil HW Jawa Timur Muhammad Harun Rosyied mengungkaplan Ramanda Tauhid itu energik sekali, sangat disiplin, dan tidak kenal lelah dalam membangkitkan HW Jawa Timur.
”Kita semua merasa kehilangan Ramanda Tauhid sebagai tokoh HW Jawa Timur,” ujarnya.
Dia menceritakan, setiap kemah Ramanda Tauhid pasti membawa peralatan apapun untuk kemah dengan meletakkan di sebelah kanan kiri ketika tidur.
“Pernah saya tanya, kenapa harus begitu? Dengan enteng menjawab biar mudah memberikan barang itu bila ada yang membutuhkan,” ungkap dia.
Komandan Kokam Jatim Al Muslimun juga mengungkapkan kesan mendalamnya pada Ramanda Tauhid. “Apapun profesinya tetap aktif di kepanduan, mencirikan dedikasi yang luar biasa, bukan hanya di kwarwil maupun kwarpus, tetapi peduli terhadap penyiapan instruktur HW yang bermutu,” kata dia.
Semua itu, lanjutnya, dijalani dengan telaten, penuh tanggung jawab, berorientasi ke depan dengan tidak melupakan pondasi organisasi.
“Kiprahnya di Hizbul Wathan patut dicontoh oleh generasi muda, tentang kebaikan dan dedikasinya. Insyaallah beliau husnul khatimah. Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosanya, merahmatinya, dan menerima semua amal kebaikannya serta di tempatkan di surga-Nya, amin,” doanya.
Kenangan manis juga disampakan Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PWM Jatim Suli Daim yang mengaku tidak begitu dekat dengan almarhum. Hanya saja dia sering bertemu dalam kegiatan yang bersifat formal di PWM Jarim.
“Suatu saat saya ketemu di ruang HW. Saya samperin beliau sekitar tahun 2016. Kita ngobrol berbicara politik dan kebangsaan,” kenangnya.
Yang diingat Suli Daim adalah pesan almarhum tentang beratnya bertugas di dunia politik. “Sebagai politisi itu berat. Mas Suli Daim harus pintar-pintar menempatkan diri antara kepentingan umat dan realitas politik,” ujarnya menirukan pesan Ramanda Tauhid.
Selamat jalan Ramanda! (*)
Ramanda Tauhid Wafat, HW Jatim Kembali Kehilangan Tokohnya; Penulis Fathurrahim Syuhadi. Editor Mohammad Nurfatoni.