PWMU.CO– Google Search terancam hilang dari Australia gara-gara pemerintah akan memberlakukan UU Media Digital. Undang-undang ini mewajibkan perusahaan teknologi informasi itu membayar perusahaan media dan pembuat berita lokal.
Media ABCNews memberitakan, perusahaan Google menolak dan berencana menghentikan layanan mesin pencari, atau Google Search untuk pengguna internet di Australia setelah ada rencana UU itu.
Menurut perusahaan Google, aturan itu akan menghancurkan layanan gratis dan terbuka yang dibangun untuk melayani semua orang. Ancaman itu diumumkan Google pekan lalu.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison menegaskan, tidak menanggapi ancaman itu. Bila Google menghentikan layanan mesin pencari, maka pengguna internet di Australia harus mencari cara lain untuk menemukan restoran tertentu atau untuk menyelesaikan tugas sekolah.
Peter dari Center for Responsible Technology mengatakan, Google telah menjadi internet itu sendiri. Semua orang masuk ke halaman website apa saja melalui Google, bukan dengan mengetikkan alamat URL website bersangkutan.
”Jika mereka menghapus Google Aearch di Australia, apakah mereka masih mempertahankan layanan Google Maps? Apakah mereka akan melanjutkan Gmail dan Google Docs?” ujarnya.
Kasus Sama di Cina
Kejadian seperti pernah terjadi di Cina tahun 2010 setelah menjadi target serangan dunia maya di sana. Tapi pemerintah kemudian membangun mesin pencari internet sendiri yaitu Baidu yang kini lazim digunakan rakyat Cina.
Tahun 2014, layanan Google News dihapus dari Spanyol setelah pemerintah mengesahkan UU Hak Cipta yang memaksa mesin agregator untuk membayar penyedia berita.
Menurut Komisi Persaingan dan Konsumen, Google menyumbang 90 persen lalu lintas pencarian dari pengguna komputer desktop Australia pada tahun 2018, dan 98 persen dari pengguna seluler.
Dampak paling besar dari penutupan layanan mesin pencari Google akan dirasakan kalangan bisnis Australia. ”Pasar periklanan digital untuk pencarian Google di Australia saat ini bernilai sekitar $4,3 miliar per tahun,” jelas Dr Belinda Barnet, pakar regulasi media di Swinburne University, Melbourne.
”Google rela melepaskan pasar ini hanya demi menghindari kewajiban membayar harga yang pantas untuk konten berita lokal,” ujarnya.
Menurut Direktur Center for Responsible Technology Peter Lewis, Google saat ini menyumbang lebih dari 51 persen dari semua iklan online di Australia. Bisnis kecil khususnya, telah mendapatkan keuntungan dari cara efektif untuk beriklan melalui Google.
”Gangguan yang terjadi tidak begitu banyak terkait dengan pencarian yang dilakukan seseorang, apakah menggunakan Google atau langsung alamat URL,” jelas Lewis.Tapi akan sangat terasa bagi bisnis dan layanan lainnya yang mengandalkan platform Google untuk beroperasi di internet.
Alternatif Mesin Pencari
Google benar-benar hengkang, ada alternatif mesin pencari di internet, seperti Ask Jeeves yang dikenal hanya sebagai Ask akan langsung menggeser Google.
”Pesaing utama Google adalah Bing. Bing merasa familiar dan cara kerjanya hampir sama seperti Google, yaitu mempersonalisasi pencarian, dapat diunduh di ponsel dan bisa dijadikan browser otomatis,” jelas Belinda.
Kemungkinan keluarnya Google dari pasar Australia juga dapat menciptakan peluang bagi pemain lain untuk mengisi kekosongan.
Menurut Belinda, saat ini semakin banyak negara yang mempertimbangkan agar Google membayar harga yang pantas untuk konten berita di seluruh dunia.
“Bila menghentikan layanannya di tiap negara, Google tidak akan memiliki produk yang tersisa. Jadi saya tidak melihat mereka akan melakukan hal ini secara massal,” katanya. ”Bila benar terjadi di Australia, kita akan tetap survive,” tandas Belinda Barnet. (*)
Editor Sugeng Purwanto