PWMU.CO – Beda doktor dengan dokter versi Abdul Mu’ti dengan versi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) V Daring. Menurut KBBI perbedaan doktor dengan dokter adalah sebagai berikut:
doktor/dok.tor disingkat Dr (dengan huruf D besar)
Adalah nomina (kata benda), yakni: gelar kesarjanaan tertinggi yang diberikan oleh perguruan tinggi kepada mahasiswa strata tiga (S-3) atau seorang sarjana yang telah menulis dan mempertahanakan disertasinya dalam sidang promosi.
dokter/dok.ter/disingkat dr (dengan huruf d kecil)
Adalah nomina, yakni: lulusan pendidikan kedokteran yang ahli dalam penyakit dan pengobatan.
Selain dokter umum, ada pula dokter gigi (lulusan Fakultas Kedokteran Gigi) yang mendapat gelar ‘drg’ dan dokter hewan (lulusan Fakultas Kedokteran Hewan) yang memperoleh gelar ‘drh’.
Sedangkan dokter spesialis adalah dokter yang mengkhususkan keahliannya dalam satu macam penyakit. Seperti dokter anak, dokter jantung, dokter forensik, dan lain sebagainya.
Kalau ada dokter yang juga bergelar doktor (lulusan S-3), maka penulisannya adalah Dr dr, misalnya penulisan pada gelar dan nama Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya Dr dr Sukadiono MM.
Dulu, pernah ada protes, kenapa singkatan dokter kok pakai ‘d’ kecil. Alasannya, penggunaan huruf kecil di awal kalimat tak lazim. Di samping itu, semacam ada “upaya” mengecilkan arti besar seorang dokter.
Waktu itu ada usulan ‘kompromi’. Doktor dengan singkatan ‘DR’ dan dokter disingkat ‘Dr’. Tapi sampai saat ini yang baku tetap doktor dengan ‘Dr’ dan dokter dengan ‘dr’. Ah ini hanya soal kesepakatan bahasa saja kok, Dok!
Pendapat dan Pendapatan
Perbedaan doktor dengan dokter di atas adalah versi resmi. Versi kamus. Di mata ‘Bapak Muhammadiyah Garis Lucu’ (jabatan aslinya Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah) Prof Dr Abdul Mu’ti MEd, doktor dan dokter punya perbedaan lain.
Seperti terungkap dalam sebuah video yang dia unggah di aku Twitter @Abe_Mukti, 24 Oktober 2020, seperti ini:
Beda Doktor dengan Dokter
Kadang-kadang memang doktor dengan dokter itu agak berbeda.
Kalau doktor itu banyak pendapat sedikit pendapatan.
Pendapatnya banyak tapi pendapatannya sedikit.
Kalau dokter sedikit pendapat banyak pendapatan.
Makanya biasanya dokter itu—medikal dokter itu—kaya. Kalau doktor itu (hanya) kaya ide.
Ah, Pak Doktor Mu’ti, ada-ada saja!
Editor Mohammad Nurfatoni.