PWMU.CO – Tadabur Alam, Cara HW Jaga Ekosistem. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Bidang Diklat Kwartir Pusat Hizbul Wathan Edi Eko Sunarno.
Dia menyampaikannya saat menjadi pemateri pada Diklat Jaya Melati (Jati) 1 yang digelar secara virtual oleh Kwartir Daerah (Kwarda) Hizbul Wathan (HW) Ponorogo, Rabu (4/2/2021).
Pelatihan Jati 1 diikuti oleh utusan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo (Umpo) dan dari utusan qabilah HW dari Ponorogo, Magetan, Malang, Nganjuk dan Yogyakarta.
Landasan Ilahiah
Menurut Ramanda Edi, sapaannya, landasan ilahiah yang melatarbelakangi kegiatan tadabur alam terdapat dalam Surar al-Baqarah ayat 162.
“Selain itu ayat ini juga menjelaskan tentang cabang-cabang ilmu pengetahuan yang membekali keperluan hidup manusia di dunia dan akhirat,” ujarnya.
Tadabur alam, lanjutnya, merupakan kegiatan yang disajikan kepanduan HW yang menaruh besar harapan dapat melestarikan dan menjaga ekosistem alam.
“Alam yang bersih, sehat dan indah lingkungan beserta tindakan-tindakan aksi-aksi nyata yang berprinsip pada nilai-nilai Islam amar makruf nahi mungkar,” ungkapnya.
Media Kembangkan Ketrampilan
Tadabbur alam, sambungnya, merupakan media yang dapat mengembangkan keterampilan managerial, keterampilan mental, keterampilan intelektual, keterampilan emosional, keterampilan fisik, dan keterampilan sosial.
“Untuk menggapai keterampilan yang diharapkan di atas perlu sekali diadakannya kegiatan yang tepat sasaran. Banyak macam-macam kegiatan yang dapat diselenggarakan dalam kegiatan tadabbur alam. Bisa dengan kemah, outbond, mendaki gunung, tapak tilas dan jenis kegiatan bermanfaat lainya,” paparnya.
Kreativitas dan Kearifan Lokal
Menggapai keterampilan, menurutnya, merupakan harapan dari diselenggarakanya kegiatan tersebut.
“Dalam memanajemen kegiatan dan demi meminimalisir kesalahan dalam pelaksanaanya, maka yang harus menjadi catatan penting ialah disesuaikan dengan kreativitas dan situasi kondisi kearifan lokal masing-masing,” pesannya.
Lewat tadabur alam dengan adanya suasana kehidupan yang menyenangkan, adanya sebuah kebebasan dan adanya proses belajar langsung dengan alam.
“Menikmati dan mensyukuri keindahan alam itu semua merupakan manfaat yang didapatkan dari diselenggaraknaya kegiatan tadabur alam,” jelasnya. (*)
Penulis Mukhlis Abdillah. Editor Sugiran.