PWMU.CO – Kisah Pak AR jadi profesor sehari terjadi pada tahun 1968, seperti dikisahkan anaknya Sukriyanto AR dalam buku Biografi Pak AR yang diterbitkan oleh Penerbit Suara Muhammadiyah, Mei 2017.
Alkisah, Muktamar Ke-37 Muhammadiyah di Yogyakarta tahun 1968 menetapkan KH Fakih Usman sebagai Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
Tetapi, baru sepekan menjabat sebagai orang pertama di Muhammadiyah, tokoh asal Gresik, Jawa Timur, itu berpulang kepada Allah, alias wafat.
Para anggota PP Muhammadiyah yang terpilih segera mengadakan sidang utuk menetapkan penggantinya. Atas usul Buya Hamka—-nama populer Prof Dr Haji Abdul Malik Karim Amrullah—musyawarah itu menetapkan Pak AR sebagai Pejabat Ketua PP Muhammadiyah.
Karena anggota PP Muhammadiyah waktu itu banyak bergelar guru besar atau profesor—seperti Prof Kasman Singodimedjo dan Prof Dr HM Rasjidi—maka koran-koran memberitakan bahwa pengganti KH Faqih Usman adalah Prof H Abdur Rozaq Fachruddin—nama lengkap Pak AR.
Bagaimana komentar Pak AR atas gelar profesor yang diberikan koran tersebut? “Saya jadi profesor yan hanya sehari itu. Sebab setelah itu tidak ada lagi koran yang menyebut saya profesor. Jadi saya jadi profesor walaupun hanya sehari, He-he-he …”, kata Pak AR seperti ditulis Sukriyanto AR.
Pak AR, sampai saat ini masih mencatat sebagai Ketua (Umum) PP Muhammadiyah terlama, yaitu selama 22 tahun dari 1968 hingga 1990.
Lahirnya MKCHM
Selaian memilih KH Faqih Usman sebagai Ketua—kini Ketua Umum—PP Muhammadiyah, muktamar bertema “Tajdid” itu juga menggagas pembaharuan dalam lima bidang yaitu: ideologi, khittah perjuangan, gerak dan amal usaha, organisasi dan sasaran tajdid.
Dalam bidang ideologi akhirnya lahir apa yang disebut sebagai Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah atau disingkat MKCHM.
Beberapa nama tokoh Muhammadiyah yang tercatat sebagai penggagas, yang memiliki saham terbesar dalam perumusan MKCHM. Salah satunya adalah Pak AR, selain Buya Malik Ahmad, Buya AR Sutan Mansur, Prof Dr H Mohamamd Rasyidi, M. Djindar Tamimiy, Djarnawi Hadikusuma, dan Mohammad Djazman Al-Kindi.
Pada tahun 1970 PP Muhammadiyah membentuk “Tim Ideologi” yang dipimpin oleh M. Djindar Tamimiy dan Mohammad Djazman Al-Kindi, yang kemudian memberikan tanggapan, saran, dan penyempurnaan terhadap konsep MKCH hasil sidang Tanwir tahun 1969, di Ponorogo Jawa Timur. MKCHM lalu disempurnakan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyahpada tahun 1970. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni