PWMU.CO – Tuhan, Menyusuri Pandemi Ini, Aku adalah judul puisi terbaik karya siswa Spemdalas dalam Spectacular Math Event (SME) yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), (28/1/21).
Kirana Aura Zahy siswa yang duduk di kelas VIII SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) Gresik berhasil meraih juara I lomba cipta puisi matematika yang diadakan Himpunan Mahasiswa Matematika (Himatika).
Selain prestasi tersebut, siswa Spemdalas Kayyis R Nakano juga berhasil menyabet juara III lomba baca puisi dalam event yang sama. Koordinator Bina Prestasi Pengembangan Diri Asischa Andriyani SHum menjelaskan lomba diselenggarakan ini secara daring dengan mengirimkan video rekaman yang di-upload di Instagram.
“Saat mendengar info pemenang lomba merasa bangga karena siswa kami bisa menjuarai dari kedua jenis lomba yang diselenggarakan,” katanya.
Alhamdulillah, lanjutnya, untuk Kirana dan Kayyis atas prestasinya. Semoga menjadi motivasi untuk lebih semangat belajar dan berprestasi.
Doa dalam Puisi
Kirana, sapaan akrabnya, mengatakan ketika pengumuman sempat kaget dan merasa senang melihat hasilnya yang diumumkan, Sabtu (30/1/21).
“Alhamdulillah bisa meraih juara I. Ini pertama kalinya aku meraih juara dalam lomba cipta puisi matematika,” jelasnya bahagia.
Dia mengungkapkan sebelumnya juga pernah berprestasi, dalam lomba membuat cerpen tetapi baru kali ini mengikuti lomba cipta puisi matematika dan mendapat juara.
“Keunikan puisi ciptaanku, dipuisinya bukan hanya ada tulisan kata-kata, tapi juga ada doa agar pandemi ini cepat selesai,” katanya yang menyukai pelajaran matematika.
Tuhan, Menyusuri Pandemi Ini, Aku
Kirana memaparkan sebelum menciptakan sebuah puisi, dia membaca beberapa puisi untuk mencari inspirasi. “Awalnya baca baca puisi dulu buat nyari inspirasinya, setelah itu baru mikir gimana jalan puisinya,” ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa tema puisi yang diberikan panitia adalah Tuhan sebagai penuntun hidup. “Berhubung sekarang ini masa pandemi, jadi saya bikin puisi yang berjudul Tuhan, Menyusuri Pandemi Ini, Aku,” jelasnya.
Berikut puisi karya Kirana Aura Zahy:
Tuhan, Menyusuri Pandemi Ini, Aku
Tuhan, menyusuri pandemi ini,
aku seperti masuk dalam hutan luas yang pohonnya rimbun tanpa bersumbu dan lebat berpangkat; begitu gelap, jalan setapak terjal berbentuk segitu tiga
menikung, berlumpur, dan bersuhu bercelcius
kakiku berdarah, menjadi jejak menghitam. Tiba-tiba pandemi itu
menjelma makhluk asing dengan titik busur sangat menakutkan
bermulut berbentuk lingkaran
Tuhan, menyusuri pandemi ini,
Aku berada di sumbu angin yang begitu hebat dan dahsyat
Tubuhku terpelanting, menukik, seperti layangan segi empat yang talinya putus
Semakin jauh, pusat rotasinya semakin tidak terkandali
Mataku gelap, tubuhku ringkik dan menggigil di sudut sunyi
Tiba-tiba, pandemi itu telah bergrafik
mengubah wajahku persenti penuh benjolan, bopeng, menakutkan
“Adakah yang lebih hebat dariku,” ujar pandemi dengan suara melengking
Tuhan, menyusuri pandemi ini,
Aku kehilangan arah. Titik koordinat kompas yang selama ini menjadi penanda telah menghilang. Inilah yang membuat tubuhku semakin sakit. Tiap sisi masker pun tidak cukup, napasku semakin sesak, titik ujung tenggorokanku penuh dengan keranggang merah. Pohon faktornya menyesakan dan mencekik
Tuhan, menyusuri pandemi ini,
Jadikan aku menjadi irisan kasihMu
Yang selalu sujud di atas luas dan panjang sajadah.
Pandemi itu adalah makhlukMu yang sama denganku. Jadikan ini sebagai sumber kekuatanku untuk menjadikanMu sebagai garis kiblatku.
Yang bisa berikan jalan terang sejajar
dan hembusan kuantitas sejuk angin jadi jejak relegiusku, ya Rob
Tuhan, menyusuri pandemi ini,
Aku ingin terus menyusuri sudut siku-siku selatMu
Sebagai penuntun dan penguat volume iman
“Dalam ¾ malam sujudku ini, izinkan aku terus memvertikalkan nama agungMu.”
Pentingnya Hayati Isi Puisi
Kayyis, sapaan akrab siswa yang duduk di kelas IX saat konfirmasi PWMU, Kamis (4/2/21) memaparkan ketika menyetorkan bacaan puisi ke panitia tentang manusia yang sedang ngeluh curhat ke Tuhan masalah pandemi.
“Judul puisinya Tuhan, Menyusuri Pandemi Ini, Aku karya Kirana Aura Zahy siswa Spemdalas yang meraih juara I,” jelasnya.
Saat melakukan take video, Kayyis mengatakan tidak hanya membaca, tetapi juga harus memahami dan menghayati isi puisi.
“Jadi menghayati isi puisi menjadi kunci penting sehingga bisa benar-benar klik dengan tema, isi, dan penjiwaan saat membacakan puisi,” tandasnya.(*)
Penulis Ria Rizaniyah. Editor Ichwan Arif.