PWMU.CO – Lembaga Pesantren Muhammadiyah bahas Mas Mansur dan Buya Hamka dalam webinar ke-16 dengan tema Profil Ketokohan, Keulamaan, dan Perjuangan KH Mas Mansur dan Prof Dr H Buya Hamka, Jumat (19/02/2021).
Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren Pimpinan Pusat Muhammadiyah (LP2PPM) Dr Masykuri MEd dalam sambutannya menyampaikan perlunya mengenal tokoh kita sendiri seperti KH Mas Mansur dan Prof Buya Hamka.
“Dua pembicara akan menjelaskan tokoh-tokoh Muhammadiyah kali ini. Yakni Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Nadjib Hamid dan putra dari Buya Hamka yaitu Afif Hamka,” ungkapnya.
Lapang Dada
Menurutnya Buya Hamka belajar otodidak sehingga menjadi tokoh yang bisa diteladani. Beliau tokoh yang sangat lapang dada.
“Meski pernah dijebloskan ke penjara oleh Bung Karno, tetapi beliau bersedia menjadi imam shalat jenazah saat Bung Karno meninggal dunia,” ujarnya.
KH Mas Mansur, lanjutnya, merupakan tokoh asal Surabaya yang bertemu langsung dengan KH Ahmad Dahlan usai menyelesaikan pendidikannya di Timur Tengah.
“Beliau pernah dua kali menjadi Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan bisa dipelajari keulamaannya,” jelasnya.
Sapu Kawat
Dia menjelaskan, Mas Mansur merupakan penggagas Majelis Tarjih dan penyusun 12 langkah Muhammadiyah.
“Mas Mansur mendapat julukan Sapu Kawat yaitu ungkapan untuk orang yang tangguh dan mampu menyelesaikan persoalan. Mas Mansur memiliki 31 putra,” tambahnya.
Sementara itu karya fenomenal Buya Hamka ialah Tafsir Al Azhar yang dirampungkannya saat dalam penjara.
“Hamka saat anak-anak dikenal dengan sebutan si Malik. Buya Hamka dikaruniai 10 putra dan pemateri kita Afif Hamka merupakan putra ke-9,” terangnya. (*)
Penulis Syahroni Nur Wachid. Editor Sugiran.