Mengenang Kusnan Sumber, Mubaligh dan Politisi Militan ditulis oleh Fathurrahim Syuhadi, Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan.
PWMU.CO – Ciri seorang mubaligh adalah berani menyuarakan kebenaran. Pantang menyerah dan tidak mudah putus asa. Selalu optimis dan pemberi penyemangat pada umatnya.
Itulah gambaran sosok Kusnan Sumber seorang mubaligh—juga pendidik dan politisi—yang pernah dimiliki Muhammadiyah Lamongan. Dia seorang militan dalam konotasi positif, mengeluti bidangnya secara bersungguh-sungguh.
Berkali-kali dia mengatakan, jika kita mampu mengubah masyarakat sesuai tahapan maka dakwah Muhammadiyah akan berhasil dan bisa diterima di mana-mana.
Tahapan dakwah Muhammadiyah yang sering dia katakan adalah, bagaimana caranya orang di luar Muhammadiyah itu simpati terhadap dakwah Muhammadiyah. Lalu meningkat sebagai pendukung. Kemudian meningkat menjadi pembela dakwah Muhammadiyah. Akhirnya menjadi pengerak dakwah Muhammadiyah.
Sebagai mubaligh, Kusnan Sumber tiada lelah dalam berdakwah. Sejak muda ia sudah keluar masuk kampung untuk berdakwah. Berjalan kaki dan sesekali naik ontel berkilo-kilo adalah hal biasa baginya. Bahkan kadang lapar dan dahaga pun tak dirasakan.
Kusnan Sumber juga dikenal sangat tegas dalam menerapkan aturan organisasi. Bila ada kebijakan yang tidak sesuai koridor organisasi maka ia dengan tegas segera meluruskan, walaupun kadang pahit
Di samping sebagai mubaligh, Kusnan adalah politisi yang cukup disegani di Lamongan. Dalam berpolitik ia menjadikan partai sebagai sarana untuk mengembangkan dakwah Muhammadiyah.
Kusnan mampu mengkolaborasi komunikasi politik dan gerakan agama. Sehingga yang secara nyata menguntungkan dakwah Muhammadiyah.
Ia bisa dikata sebagai tokoh militan Muhammadiyah. Salah satu buktinya: seluruh anaknya di sekolahkan di lembaga pendidikan Muhammadiyah—minimal sampai jenjang SMA.
Kusnan Sumber yang mengidolakan Buya Hamka dan M Natsir ini wafat pada Selasa 22 April 2014 pukul 12.55 WIB setelah dirawat dua hari di RS Muhammadiyah Lamongan. Ia dimakamkan di tempat kelahirannya: Dusun Keduwul, Desa Menongo.
Ratusan warga Muhammadiyah turut mengantarkan termasuk Bupati Lamongan Masfuk 2000-2010 dan Bupati Fadeli 2010-2020.
Mengenang Kusnan Sumber: Riwayat Hidupnya
Kusnan lahir di Dusun Keduwul, Desa Menongo, Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan, 9 Juni 1956. Dia adalah anak ketiga dari pasangan Sumber dan Kartijah. Saudara Kusnan enam orang: Munadji, Sumani, Alfiyah, Umiyasih, dan Rahmawati.
Pendidikan Kusnan dimulai dari MIM Sukodadi lulus tahun 1970. Kemudian melanjutkan ke PGAM (Pendidikan Guru Agama Muhammadiyah (PGAM) Sukodadi 4 tahun lulus 1974, lalu PGAM 6 tahun lulus 1976.
Gelar BA (Sarjana Muda) diraih pada Fakultas Ilmu Agama Universitas Muhammadiyah Surabaya. Sedangkan Gelar Sarjana (SAg) dia dapatkan dari Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Muhammadiyah Lamongan tahun 1996.
Dari pernikahannya dengan Siti Muthmainnah pada tanggal 20 Januari 1979, Kusnan dikarunia sembilan anak laki-laki. Yakni Wahyudin Ahmadi, Syaifuddin Abdillah, Amruddin Jabbar, Jamaluddin Hakim, Sholahuddin Zuhri, Baharuddin Rahim, Fahruddin Lubis, Imanuddin Al-Fanani, dan Aminuddin Al-Abror.
Siti Muthmainnah yang bernomor baku Muhammadiyah 732.557 adalah anak dari pasangan Sriyan dan Kami. Ia seorang aktivis Nasyiatul Aisyiyah dan Aisyiyah yang ia tapaki mulai dari ranting, cabang, sampai di tingkat daerah Lamongan.
Kesembilan anak anaknya juga aktivis di organisasi otonom. Yakni aktif di HW, IPM, IMM, Tapak Suci, dan Pemuda Muhammadiyah.
- Wahyuddin Ahmadi, wirausaha. Ketua PCPM Sukodadi 2006-2008, Wakil Ketua PDPM Lamongan 2006-2010, Wakil Ketua PWPM Jatim 2010-2018, anggota Majlis Hukum dan HAM PDM Lamongan 2010-2015, Ketua Majlis Hukum dan HAM PCM Sukodadi 2015-2020.
- Syaifuddin Abdillah, mubaligh. Anggota PCPM Sukodadi 2014-2018, anggota Majlis Tarjih dan Tajdid PCM Sukodadi 2015-2020, anggota Majelis Tabligh dan Dakwah PDM Lamongan 2015-2020.
- Amruddin Jabbar, mubaligh. Mantan Ketua PR IPM MTsM Menongo dan PR IPM MAM Karangasem Paciran.
- Jamaluddin Hakim, mubaligh. Anggota Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah
- Sholahuddin Zuhri, mubaligh. Anggota Bidang Al Islam dan Kemuhammadiyah PP Tapak Suci, Pendekar Termuda Tapak Suci, Ketua PDPM Kota Yogyakarta 2018-2022)
- Baharuddin Rohim, mubaligh. Ketua Bidang Dakwah Pimpinan Wilayah IPM DIY 2014-2016, Ketua Umum IMM Bantul Yogyakarta 2019-2020, Sekjen Forum Pengelola Panti Asuhan Muhammadiyah Aisyiyah DIY 2016-2020.
- Fakhruddin Lubis. Anggota Bidang Tabligh PC IMM Kota Surabaya, Ketum KM3 Kota Surabaya.
- Imaduddin Al Fanani, mahasiswa. Ketua PR IPM SMA Trensain Sragen 2018-2019, anggota Kwarda HW Sragen 2019, dan PK IMM FE Uhamka Jakarta
- Aminuddin Al Abror, pelajar. Ketua PR IPM Muallimin Yogyakarta.
Pengalaman Organisasi
Dunia pergerakan Islam, mulai digelutinya sejak remaja. Kusnan pernah menjadi Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Sukodadi 1975-1976. Juga menjadi Ketua Komisariat PII (Pelajar Islam Indonesia) Sukodadi 1976-1978.
Ketika usianya beranjak pemuda, ia aktif di Pemuda Muhammadiyah. Jabatan yang pernah diemban sebagai Ketua Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Sukodadi 1982-1986. Wakil Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Lamongan 1986-1993 dan Ketua PDPM Lamongan 1993-1995.
Di Muhammadiyah, Kusnan yang memiliki nomor baku Muhammadiyah (NBM) 704.010 itu meniti organsiasi dari bawah. Sebagai Sekretaris Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Menongo, Sukodadi 1985-1990. Sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sukodadi 1990-1995. Wakil Ketua PCM Sukodadi 1995-2000.
Jabatan di tingkat Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan dimulai sebagai Ketua BPK (Badan Pendidikan Kader) tahuan 1995-2000. Dia didampingi Fathurrahim Syuhadi sebagai sekretaris. Periode 2000-2005 ia menjabat sebagai Ketua MTDK (Majelis Tabilgh dan Dakwah Khusus) dengandidampingi M Ghufron sebagai sekretaris.
Pada periode Ketua PDM Lamongan KH Abdul Fatah 2005-2010, ia menjabat sebagai wakil ketua. Selanjutnya Kusnan pada bulan Juli-Desember 2009 menjabat PLT Ketua PDM Lamongan karena KH Abdul Fatah wafat pada tanggal 19 Juni 2009. Pada periode KH Abdul Hakam Mubarok 2010-2015 ia menjabat sebagai Wakil Ketua PDM Lamongan.
Di luar persyarikatan Kusnan aktif sebagai anggota PGRI Lamongan 1979-1999 dan Ketua KB (Keluarga Besar) PII Lamongan.
Sejak 2003 ia memimpin Yayasan Fathul Qur’an yang didirikannya bersama teman-teman seperjuangannya di Pemuda Muhammadiyah Lamongan. Visi Fathul Qur’an adalah: “Belajar Islam sepanjang hayat, berakhlak mulia, terampil dan berkemajuan”.
Bentengi Kristenisasi
Profesi menjadi guru dimulai sejak tahun 1974. Ia mengajar di MIM Cungkup, Pucuk. Pernah mengajar di MIM Menongo, MIM Sukodadi, dan MIM Morocalan Glagah,
Dia pernah menjadi kepala sekolah di MIM Sukodadi, MTsM Menonggo Sukodadi. Pernah juga sebagai Wakil Kepala SMAM 8 Sukodadi.
Pada tahun 1979, Kusnan Sumber diangkat menjadi pegawai negeri Sipil (PNS) dengan menjadi guru agama di SD Negeri. Ia dipindah beberapa kali karena dianggap tidak loyal pada Orde Baru karena tidak mau aktif di Golkar.
Gerakan dakwah Kusnan banyak di daerah selatan Lamongan yang sangat rentan terhadap serangan kristenisasi. Meliputi Kecamatan Sambeng, Ngimbang, Sukorame, dan Bluluk.
Dalam membentengi gerakan kristenisasi itu dia sering menghadirkan Mashud, kristolog yang kini jadi Ketua PDM Sidoarjo.
Kusnan Sumber bersama H Urip Buwono, H. Faizin, Sutikno, dan H Hanafi Basri mendirikan Pondok Pesantren Muhammadiyah di Desa Pataan Sambeng. Sebelumnya sempat diberi nama pondok pesantren “Pondok Pengeleng”
H. Urip Buwono ebelum menjadi Muhammadiyah adalah tokoh penganut aliran kepercayaan Saptodarmo. Ia pedagang kaya yang pengaruhnya sangat besar di Sambeng.
Dari PPP Hijrah ke PAN
Sebelum diangkat sebagai pegawai negeri Kusnan telah aktif di partai. Mula-mula ia sebagai Ketua Ranting PPP (Partai Persatuan Pembangunan) Menongo tahun 1977-1979. Pada saat pemilu 1977 ia menjadi jurkam PPP. Pada Pemilu 1982, 1987, 1992, dan 1997 ia pun masih bersimpati pada PPP. Selanjutnya pada pemilu 1999 ia hijrah ke Partai Amanat Nasional (PAN).
Pada era reformasi ia termasuk salah satu inisiator PAN Lamongan. Jabatan yang pernah diemban adalah Wakil Ketua DPD PAN Lamongan tahun 1998-2000. Pada Musda pertama ia terpilih sebagai Ketua DPD PAN Lamongan 2000-2005, menggantikan KH Oemar Hasan.
Kusnan menjabat anggota DPR Lamongan selama dua periode yaitu sejak 1999-2004 dan 2004-2009. Di samping itu juga ia menjabat sebagai Wakil Ketua DPDR Lamongan
Selama menjadi anggota DPRD Lamongan Kusnan dikenal sangat vokal. Ia sangat lantang menyuarakan kebenaran tanpa tedeng aling-aling. Kusnan juga dikenal sebgai wakil rakyat yang aspiratif.
Meski dikenal sangat dekat dengan Bupati Masfuk kala itu, tetapi ia tidak segan segan mengingatkan dan mengkritik bila ada hal yang tidak sesuai dengan hati nuraninya. Begitu juga dengan kebijakan para pejabat Pemkab Lamongan yang lain.
Kenangan Orang Dekatnya
Menurut Sekretaris PDM Lamongan H Ahmad Zaini, Kusnan Sumber dikenal pandai ngemong kader persyarikatan Lamongan. Pergaulannya lintas generasi.
“Ia kuat pendiriannya. Teguh memegang prinsip. Kalau berbicara di mimbar sangat menggebu-gebu. Ketika bicara sangat serius di mimbar maka mata beliau mesti terpejam. Ia tidak gentar menyuarakan kebenaran,” jelas H Ahmad Zaini, anggota BPH Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla) ini.
Dalam pandangan H Usman, Bendahara PDPM Lamongan tahun 1991-1995, Kusnan Sumber sangat bersemangat dalam berdakwah amar makruf nahi mungkar. Ia sangat pemberani. Padahal waktu itu ia seorang PNS.
“Bila beliau mempunyai kemauan sulit dibendung. Beliau tidak mau menyelesaikan masalah dakwah dengan menunda-nunda atau menunggu besok,” jelas Usman yang menjadi anggota MUI Bojonegoro.
Ketua Majelis Tabligh PDM Lamongan Masroin Assafani mengungkapkan jika Kusnan adalah pendakwah ulung. “Pak Kusnan Sumber sangat gigih dan idealis. Banyak kreasi strategi untuk mengembangkan dakwah Muhammadiyah. Ia selalu memberi apresiasi terhadap kader potensial dan memikirkan regenerasi ke depan,” kata dia.
Menurut Masroin, Kusnan juga pandai bergaul dan piawai dalam menyelesaikan persoalan. “Beliau tidak memandang tua atau muda di bawah usianya. Bila dipandang bisa diajak memecahkan masalah ia pasti akan melibatkannya,” ungkapnya.
Sedangkan dalam berpolitik Kusnan Sumber menjadikan partai sebagai sarana untuk mengembangkan dakwah Muhammadiyah.
“Contoh nyata ini dilakukan di kawasan Lamongan selatan. Dalam rangka menanggulangi krestenisasi ia mengajak para dermawan dan kolega di parpolnya untuk membangun pesantren dan AUM di PCM Sambeng,” jelas Masroin yang menjadi Wakil Ketua DPD PAN Lamongan .
Sisi lain Kusnan Sumber menurut Masroin adalah kepekaan sosialnya. Teruama pada seseorang yang membutuhkan bantuan. “Suatu ketika ada seseorang membawa proposal ditujukan kepada dirinya. Karena kebetulan tidak memiliki uang, beliau pesan sama saya agar menemani tamu tersebut. Beliau pamit sebentar. Ternyata mencari pinjaman untuk memberi uang tamunya,” kisah Masroin Assafani.
Soal kepekaan sosial juga diakui H Ghufron—Wakil Ketua PDM Lamongan. Dia menjadi saksi jika Kusnan Sumber mempunyai perhatian besar kepada orang yang tidak mampu dan butuh pertolongan.
“Baik tidak mampu dalam hal materi, ilmu, atau iman. Maka semangat menolong dan semangat dakwahnya luar biasa. Hampir hampir waktu, tenaga dan pikirannya untuk kebaikan dan dakwah. Sepekan menjelang wafatnya, beliau masih ngluyur ke daerah binaan Lamongan selatan yang marak upaya Krestenisasi,” terang Ghufron.
Menurut dia, Kusnan dikenal sebagai pribadi supel bisa bersahabat dengan siapa saja, dari kalangan manapun juga. Persahabatannya kuat. “Ia sangat kuat dalam memegang prinsip, apalagi terkait dengan kemurnian tauhid dan kemuliaan Islam,” ungkapnya.
Kusnan juga sangat pandai memilah persoalan. “Beliau pernah berbeda dalam satu urusan prinsip dakwah sampai bentak-membentak, gebrak-menggebrak, tunjuk-menunjuk. Tetapi menginjak membahas urusan lain kembali biasa lunak. Menyenangkan dan saling mengelus pundak seperti tidak terjadi sesuatu,” kenangnya.
Ghufron juga mengakui ‘kebersihan’ Kusnan. “Pak Kusnan sangat anti terhadap hal yang sifatnya suap menyuap. Prinsip dan kebiasaan hidupnya sederhana. Berpakaian sepantasnya dan makan seadanya,” ungkapnya.
Kalimat yang sering diomongkan dan diingat oleh Ghufron adalah, “Ayo terus menerus memanfaatkan hidup ini untuk berbuat kebaikan dan dakwah sambil menunggu mati menjemput.” (*)
Mengenang Kusnan Sumber, Mubaligh dan Politisi Militan ; Editor Mohammad Nurfatoni