PWMU.CO – Empat Tips Atasi Demam Panggung adalah bagian keterampilan public speaking yang diajarkan dalam kegiatan Life Skill Education bertema “I’m Ready To Be Public Speaker”. Acara digelar SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik (SD Mugeb), Jumat (19/02/21).
Acara yang diselenggarakan secara daring via Zoom Clouds Meeting ini menghadirkan pemateri Maulidah Ayu Putri Kusuma SPsi, Koordinator Bidang Masuk Perguruan tinggi di SMA Muhammadiyah 10 GKB (Smamio).
Pentingnya Public Speaking
Dalam acara yang berkonsep talkshow tersebut, Maulidah Ayu Putri menjelaskan, keterampilan public speaking sangat penting dimiliki setiap orang, termasuk siswa sekolah dasar.
“Keterampilan public speaking tentu harus dimiliki setiap orang termasuk siswa SD seperti kalian. Karena keterampilan ini akan sangat dibutuhkan pada kehidupan sehari-hari,” terangnya.
Misalnya, dia memberi contoh, siswa yang diminta maju ke depan kelas untuk menjelaskan hasil diskusi kelompok. “Ketika Kalian diminta maju untuk menjelaskan hasil diskusi atau bercerita, secara tidak langsung kalian sudah melakukan kegiatan public speaking,” jelasnya.
Lebih lanjut Putri menjelaskan keterampilan public speaking perlu diasah terus menerus agar semakin meningkat.
“Caranya yaitu dengan selalu berlatih dan berani mencoba kegiatan public speaking yang bervarias,” terang salah satu konselor Smamio ini. “Misalnya membawakan acara/MC, ceramah, pidato, membacakan cerita, dan lain-lain.”
Tips Atasi Demam Panggung
Putri juga menerangkan tetang demam panggung. Menurutnya ‘gejala’ itu wajar dialami oleh setiap orang apalagi bagi orang yang baru kali pertama tampil. Tapi seorang public speaker harus bisa menekan atau menghilangkannya.
“Saat tampil di depan banyak orang, wajar jika kita mengalami demam panggung apalagi saat baru pertama kali tampil. Demam panggung merupakan salah satu bentuk kecemasan atau kekhawatiran yang muncul pada diri saat akan tampil,” terang guru yang biasa menjadi MC ini.
Jika mengalami demam panggung, sambungnya, bisa saja kita ngeblank (pingsan) atau melupakan segala hal yang sudah kita siapkan.
Pada kesempatan tersebut, Putri juga membagikan tips mengatasi demam panggung. Pertama, kuasai materi atau konsep acara.
“Materi atau urutan acara tidak perlu dihafal setiap kalimatnya karena dikhawatirkan jika kita salah mengucapkan satu kata saja akan langsung blank semua kalimat. Jadi cukup pahami materi dan konsep acaranya,” urainyanya.
Kedua, perbanyak latihan. Menurut dia, latihan terlihat sederhana tapi sangat bermanfaat.
Ketiga, saat berdiri di depan banyak orang tidak melihat mata audiens. “Kalo saya, untuk mengurangi rasa grogi, saya tidak melihat mata audiens. Saya biasanya melihat dahinya atau melihat tembok yang berada di belakang audiens sehingga terkesan seolah-olah melihat mata audiens,” ujarnya berbagi pengalaman.
“Keempat, yakinlah hanya kita yang bisa melakukannya,” dia memberi semangat.
Acara ini diikuti dengan antusias oleh para siswa. Putri mencoba mendorong siswa untuk lebih banyak berbicara dan terbuka dengan cara menghadirkan pertanyaan sederhana yang mudah dijawab oleh siswa.
Langsung Prakti Bercerita dan MC
Ada beberapa siswa yang bersedia praktik secara langsung di antaranya Fathia Farisya Bhakti, siswa kelas II-Edelweis, yang membawakan cerita berjudul Singa yang Sombong. Dia bercerita tanpa membawa teks.
Peserta lainnya yang tampil ialah Lakeisha Ara Febilova, siswa kelas VI-Bumi yang berpraktik langsung menjadi pembawa acara (MC).
Pada sesi tanya jawab, Kenzo Tede Alexandre, siswa kelas IV-Papua, mengajukan pertanyaan, “Bagaimana jika saat kita menjadi MC tiba-tiba lupa urutan acaranya?”
“Itulah fungsinya hand text (teks di tangan). Jadi MC perlu membawa hand text untuk jaga-jaga. Di hand text kita bisa menuliskan urutan acara secara singkat. Hanya poin-poin saja. Ukuran hand text juga dibuat kecil saja agar tidak mengganggu penampilan kita,” jawab Putri sembari menunjukkan contoh hand text.
Sebelum acara ditutup, Putri berpesan kepada para siswa untuk berani mencoba tampil di depan umum dengan kegiatan public speaking yang bervariasi.
“Yang terpenting dari semuanya yaitu kalian berani mencoba tampil di depan umum dan berani mencoba kegiatan public speaking yang bervariasi,” pesannya.
Menurtu dia, jika sudah pernah mencoba, pasti tahu rasanya. Tahu kendala-kendala yang ada. “Dengan begitu, kalian akan bisa mempersiapkan segala hal dengan matang untuk penampilan selanjutnya,” pesan perempuan kelahiran 1993 ini.
Kuatkan Karakter Siswa
Koordinator Bidang Life Skill Smamio, Farida Lutfiatul Jannah SPd, mejelaskan acara tersebut merupakan follow-up dari kegiatan life skill sebelumnya yang membahas tentang public speaking.
“Jika pada kegiatan sebelumnya siswa hanya mengenal teori public speaking via video, kali ini siswa dapat belajar berdasarkan pengalaman orang lain dan praktik secara langsung,” ujar Farida.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Erna Achmad MPd berharap dengan adanya kegiatan ini dapat menguatkan keberanian dan kepercayaan diri siswa dalam berkomunikasi dengan orang lain.
“SD Mugeb sebagai sekolah ramah anak memfasilitasi siswa untuk belajar cara menyampaikan apa yang mereka rasakan dan yang mereka pikirkan,” ujarnya.
Dia menyatakan, tujuan utama acara ini diadakan adalah untuk menguatkan karakter berani dan percaya diri pada anak-anak dalam berkomunikasi.
“Saya berharap dengan adanya acara ini, anak-anak bisa lebih terbuka menyampaikan apa yang mereka rasakan dan pemikiran dengan orang lain,” tuturnya. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni