Gerakan Santri Bermasker Dicanangkan Gubernur Jatim

Gerakan Santri Bermasker
Pencanangan Gerakan Santri Bermasker oleh Gubernur Jatim.

PWMU.CO– Gerakan Santri Bermasker mulai digelorakan di Jawa Timur. Gagasan dari Polda Jatim ini secara resmi dicanangkan Kamis (25/2/2021), dan ditindaklanjuti ke semua pondok pesantren di Jawa Timur.

Pencanangan Gerakan Santri Bermasker dilakukan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Mapolda Jatim. Ikut hadir dalam acara itu,  Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto, Pangkoarmada II Laksda TNI ING Sudihartawan.

Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim KH Saad Ibrahim, pimpinan Ponpes Bumi Sholawat Sidoarjo KH Agoes Ali Masyhuri, Sekretaris Umum MUI Jatim Prof Dr Ahmad Muzakky, Bendahara PWNU Jawa Timur KH Rosidi.

Pada saat pencanangan, perwakilan santri dan santriwati membacakan Ikrar Santri Jawa Timur. Ada lima poin dalam ikrar tersebut.

Pertama, selalu memakai masker dalam setiap kegiatan di dalam dan luar pondok pesantren. Kedua, selalu menjaga jarak antar santri maupun orang lain.

Ketiga, menjaga kebersihan dengan sering mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer. Keempat, membatasi mobilitas dan interaksi yang tidak perlu. Kelima, menghindari kerumunan dengan jarak minimal satu meter.

Sejuta Masker

Seusai pencanangan, Gubernur Jatim Khofifah mengatakan, masker berfungsi melindungi para santri dari bahaya penularan covid-19. Tak hanya mengingatkan pentingnya bermasker, dia juga mengingatkan pentingnya menggunakannya dengan benar.

”Gerakan Santri Bermasker menjadi ikhtiar bersama untuk saling melindungi satu sama  lain, sehingga bisa saling terlindungi dari covid-19. Karenanya, bagi para santri tidak bisa satu bermasker, satunya lagi melepas masker,” ujar Khofifah.

Gerakan ini menjadi bagian penguatan dari pelaksanaan disiplin protokol kesehatan di Jatim. Apalagi di Jatim terdapat lebih enam ribu pondok pesantren dengan jumlah santri mencapai sembilan ratus ribu lebih.

”Jumlah santri di Jatim cukup banyak. Kegiatan mereka juga sangat padat. Karenanya, protokol kesehatannya harus betul-betul dikawal,” terang Khofifah.

Sementara Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta mengatakan, Gerakan Santri Bermasker menjadi bagian penting dalam menghadapi pandemi covid-19 di Jatim. Mendukung gerakan tersebut, pihaknya membagikan sebanyak 1.212.000 masker untuk pondok pesantren di Jawa Timur.

”Santri menjadi basis yang kuat dan penting dalam menghadapi covid-19,” jelasnya. (*)

Penulis Faishol Taselan  Editor Sugeng Purwanto

Exit mobile version